Omni Channel, Strategi UMKM Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id – Pandemi Covid-19 yang melanda di tahun 2020 bukan hanya berdampak di sektor kesehatan, tapi juga menyebabkan tekanan pada perekonomian global, tidak terkecuali Indonesia. Sektor-sektor perekonomian nasional secara umum menunjukkan penurunan yang signifikan dengan terhentinya berbagai aktivitas ekonomi akibat dari pandemi tersebut.

Pandemi Covid-19 memunculkan kesadaran bersama akan pentingnya redesain strategi bisnis. Redesain bisnis baru tersebut tidak hanya berlaku untuk perusahaan berskala besar, namun juga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Protokol Kesehatan Physical Distancing membuat UMKM harus memanfaatkan berbagai channel branding dan marketing, offline dan online.

Handika Prasetya tidak pernah menyangka harus kesulitan menjalani usahanya berjualan peyek tahun 2020 ini. Setelah tiga tahun tak mengalami kendala, kini ia harus menghadapi masalah seperti penurunan omzet yang sangat signifikan.

Jika pada masa normal, Handika bisa meraup penghasilan kotor Rp1 juta per bulan, sejak Maret lalu pendapatannya merosot hingga rata-rata Rp300 ribu per bulan. Usaha Ayah dari satu anak ini masih sangat tergantung dengan kehadiran pembeli secara luring karena pemasaran peyeknya masih dilakukan dari warung ke warung. Selama pengunjung warung makan berkurang, maka pemesanan peyek buatannya juga menurun.

“Omzet turun drastis karena pembeli dominan dari orang kerja di bandara. Rumah produksi peyek dekat dengan bandara Halim Perdana Kusuma. Nah pekerja di bandara banyak yang kena PHK dan nggak masuk kerja normal, jadi berpengaruh pada penjualan,” ujar Handika di Jakarta, ditulis Rabu (25/11).

Saat ini kondisi usaha mulai membaik, namun omzet per bulan belum pulih. Perbaikan omzet yang belum maksimal ini membuat dirinya harus berhemat dan hidup seadanya, serta mengandalkan bantuan pendapatan dari usaha lain orangtuanya.

“Setelah PSBB ini omzet sudah naik jadi sekitar Rp300-500 ribu. Untuk makan sehari-hari sih cukup karena orangtua saya juga ada usaha kontrakan,” ujarnya.

Salah satu upaya untuk bertahan di masa pandemi yaitu mencari pembiayaan dari Bank BRI. Dengan proses yang singkat, Handika berhasil mendapat pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro dari BRI dengan tenor 18 bulan.

“Situasi lagi sulit begini, keuangan dan ekonomi menjadi tidak stabil. Saya akan gunakan pinjaman BRI untuk kelanjutan usaha, pokoknya uangnya diputar deh untuk hal-hal baik dan agar usaha tidak tutup,” tuturnya.

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengungkapkan penyaluran KUR Super Mikro akan terus dioptimalkan BRI hingga kondisi perekonomian nasional membaik. Melalui pinjaman ini, pelaku usaha Ultra Mikro diharap bisa mempertahankan usahanya dan segera pulih akibat dampak pandemi Covid-19. Sesuai namanya, KUR Super Mikro dikhususkan untuk nasabah pelaku usaha Ultra Mikro, atau korban PHK dan ibu rumah tangga yang memiliki usaha produktif.

“Pembiayaan bagi mereka diharap dapat membantu pemulihan kondisi ekonomi, dan mencegah semakin banyaknya pelaku usaha yang gulung tikar serta masyarakat yang jatuh miskin karena Covid-19,” jelasnya.

Menteri BUMN 2004-2007, Sugiharto mengatakan “Optomizing Omnichannel” sangatlah relevan dengan perkembangan yang sedang terjadi. Omni Channel menjadi salah satu jawaban, khususnya dalam lingkup branding dan marketing. Integrasi offline dan online merupakan sebuah keniscayaan. Omni Channel pada Branding dan Marketing tidak hanya sekedar memanfaatkan online dan offline channel untuk berkomunikasi dan bertransaksi, tetapi juga untuk memenuhi keinginan pelanggan dan memenangkan persaingan, sekaligus menjadi alat ukur keberhasilan bisnis itu sendiri.

Omni Channel Perluas Pemasaran dan Branding UMKM
Dalam ajang pameran virtual produk UMKM binaan, Pertamina menyuguhkan 1.226 jenis produk yang dapat menjadi barang pilihan pengunjung. Ajang pameran virtual tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya membangkitkan UMKM ditengah keterbatasan PSBB dan Protokol kesehatan Jaga Jarak.

“Kita harus support produk dalam negeri, banyak yang cantik-cantik sekali. Kalung ini juga buatan teman saya, kita semua harus mensupport satu sama lain khususnya UMKM,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Selain pameran UMKM virtual, Pertamina juga menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti bisnis forum, virtual fashiow show, hingga penampilan beberapa artis. “Kegiatan ini kami pesembahkan kepada UMKM binaan Pertamina agar bisa mengembangkan bisnisnya karena UMKM merupakan sektor penting bagi perekonomian indonesia. Seperti halnya krisis ekonomi 1998, UMKM inilah yang menopang ekonomi menjadi lebih stabil,” jelasnya.

Konsultan PLUT KUMKM Subang, Arif Bijaksana mengatakan bahwa hampir seluruh pelaku UMKM yang ada di Subang merasakan dampak berupa penurunan omset yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.

“Tips agar usaha UMKM dapat bertahan bahkan lebih maju di era new normal ini adalah pelajari kembali bentuk usaha kita, karena dimasa pandemi seperti ini kita harus jeli dalam menghadapi peluang yang ada sekecil apapun. Contohnya seperti dengan lebih sering mengunggah konten-konten barang jualan kita melalui sosial media, karena efek dari promosi sosial media lebih efektif saat ini selain itu jangkauannya kepada calon pembeli juga makin luas tidak hanya pembeli disekitar pelaku UMKM tersebut saja,” ujar Arif.

Semenjak pandemi Covid-19 melanda, hampir semua pelaku UMKM merasakan dampak terutama penurunan omset yang diakibatkan oleh menurunya permintaan pasar terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh pelaku UMKM di Kabupaten Subang. Seperti yang diutarakan oleh Dianti, salah satu pelaku UMKM dibidang agrobisnis.

“Dampaknya terasa sekali, dari mulai produksi hingga pemasaran kita merasakan kesulitan, selain itu dari harga jualpun kita anjlok yang biasanya 10 ribu sampai 13 ribu, sekarang hanya 8 ribu saja,” terang Dianti.

Salah satu UMKM binaan Pertamina, Yuli Setiawati merupakan pemilik usaha Binuki Toys yang memproduksi mainan ramah anak mengikuti pelatihan yang digelar BUMN untuk memasarkan produk di salah satu marketplace. “Dengan mengikuti pelatihan itu, kini saya paham bagaimana cara berjualan secara online lewat marketplace. Pembeli bisa lebih banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga turut meningkatkan hasil penjualan produk saya. Saya berharap agar pelatihan serupa terus diadakan untuk membantu UMKM bisa mandiri,” tutur Yuli.

Lain halnya dengan Bawadi Coffee yang bergerak di industri kopi, menawarkan produk Kopi Single Origin Aceh. Bawadi Coffee berkomitmen untuk membesarkan potensi kopi Aceh dan mengembangkan hasil tani kopi Aceh ke seluruh dunia. Teuku Dharul Bawadi, Owner Bawadi Coffee, menyatakan bahwa saat memulai bisnisnya, ia langsung terjun ke kancah internasional.

“Saya langsung ekspor ke Malaysia. Karena kalau saya fokus menjual di daerah sendiri maka saya akan kalah dengan kompetitor lainnya. Maka dari itu saya melihat ke pasar internasional,” ucapnya.

Teuku merasa sangat terbantu setelah bergabung menjadi mitra binaan Pertamina pada tahun 2019. Bawadi Coffee diikutkan perlombaan dan memenangkan juara kedua award lokal hero. Bawadi Coffee juga diberi kesempatan oleh Pertamina untuk mengikuti expo internasional di Tiongkok sehingga menerima kontrak ekspor senilai Rp 1,2 miliar.

Jaga Jarak hingga PSBB, Jualan Online Solusinya
Pemanfaatan Online channel dari segi pemasaran juga dilakukan UMKM Binaan Pertamina agar bisa bertahan di masa Pandemi Covid-19. Pasalnya, sejak pandemi melanda Indonesia masyarakat mulai membatasi kegiatan luar ruangan dan memanfaatkan fasilitas online yang diberikan berbagai pemberi jasa, perbankan, dst.

Salah satu roadmap pembinaan yang ditekankan Pertamina kepada UMKM adalah Go Digital. Penerapan pembinaan berbasis Go Digital ini dilakukan melalui pelatihan penggunaan marketplace sebagai media memasarkan produk.

“Saat pandemi Covid-19, marketplace menjadi media yang sangat efektif dalam menggaet pasar,” kata Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari di Jakarta, Rabu (25/11).

Agar dapat bertahan ditengah keterbatasan protokol kesehatan Jaga Jarak, UMKM dilatih untuk berjualan secara online. Langkah yang perlu disiapkan pertama kali yaitu nama toko. Nama toko bisa dipilih sesuai jenis barang yang nantinya akan dijual, atau nama apapun asalkan mudah diingat oleh pembeli. Langkah selanjutnya adalah yang paling penting, yakni mengunggah produk yang akan dijual.

“Tips pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penamaan produk yang tepat. Hindari penamaan produk yang disingkat atau menggunakan kode yang tidak sesuai dengan kata kunci yang sekiranya digunakan oleh pembeli, typo atau salah tulis pada nama produk, dan menggunakan kata kunci yang berlebihan/spamming,” kata salah satu trainer dari Tokopedia, Iwan Amin Kurdi.

Selanjutnya, adalah memasang foto produk yang menarik. Tipsnya adalah dengan menggunakan latar belakang putih/polos, foto produk jelas dan dari berbagai sisi, memakai model/manekin untuk produk fashion, pastikan pencahayaan foto baik, dan jangan gunakan watermark agar produk menonjol. “Dengan melihat foto yang bagus, membuat orang ingin melihat produk kita dan bahkan sampai membelinya,” imbuhnya.

Tak hanya berhenti di situ, foto yang bagus juga harus diimbangi dengan deskripsi produk yang detail. Tulis semua informasi penting terkait produk yang sekiranya akan ditanyakan pembeli seperti: Spesifikasi/fitur, Keunggulan produk, Kelengkapan produk, Garansi produk. Serta gunakan kata-kata yang mudah dimengerti.

Terakhir adalah pasang harga yang kompetitif. Caranya dengan membandingkan dengan harga kompetitor (yang menjual produk yang sama). Kemudian, sesuaikan dengan kualitas dan nilai barang yang Seller jual. “Atau buat harga bundle atau grosir, dengan menawarkan harga yang lebih murah apabila membeli banyak,” tuturnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.