
Anggota Grup MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk., (Antam) berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam melalui berbagai program berkelanjutan yang diusung perusahaan. Salah satunya melalui
Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) Pongkor yang menginisiasi kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis Pelestarian Lingkungan di Kampung Cisangku atau disingkat PEPELING Cisangku.
Program kegiatan PEPELING Cisangku hadir sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi di masyarakat akibat adanya perubahan fungsi dari hutan produksi menjadi hutan konservasi sebagaimana tertera dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan Nomor 175 Tahun 2003.
Imbasnya, konflik terjadi di masyarakat terkait dengan pemanfaatan lahan hingga warga penggarap lahan melakukan pembakaran hutan di wilayah Cisangku pada 2007. UBPE Pongkor berinisiasi dengan menggandeng Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) melakukan langkah proaktif dalam menyelesaikan permasalah konflik tersebut.
Upaya sosialisasi dan negosiasi dilakukan Antam bersama dengan TNGHS untuk memastikan agar masyarakat di Kampung Cisangku masih bisa mengelola lahan sawah dan kebun. Pada 2008, warga sepakat dengan Balai TNGHS untuk mengelola kawasan hutan secara kolaboratif melalui Model Kampung Konservasi (MKK) Cisangku.
“Berangkat dari permasalahan konflik alih fungsi lahan tersebut, anggota Grup MIND ID, Antam melalui UBPE Pongkor, berinisiatif membentuk PEPELING Cisangku,” kata Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, Heri Yusuf.
PEPELING Cisangku merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis pelestarian lingkungan Cisangku yang berlokasi di Kampung Cisangku, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Kehadiran PEPELING Cisangku terbukti mampu menjadikan kawasan Cisangku lebih lestari dan perekonomian warga juga terangkat lewat program pemberdayaan ekonomi.
“Ini merupakan bagian dari restorasi lahan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat melalui program PEPELING Cisangku. MIND ID terus memberikan nilai lebih untuk Indonesia,” katanya.
Unsur kebaruan dari program PEPELING Cisangku yakni melalui eko edu wisata Cisangku, di mana wisatawan dapat berwisata menikmati keindahan air terjun sambil berkemah sekaligus belajar tentang tanaman endemik TGHNS, pupuk bokashi ADU KASHI, juga pupuk Hayati Mikoriza (SI PUTIK).
“SI PUTIK ini, merupakan salah satu kebaruan juga inovasi yang dilakukan dalam program PEPELING Cisangku di mana pupuk hayati Mikoriza digunakan untuk kegiatan restorasi kawasan. Selain menguatkan tanaman, pupuk hayati Mikoriza juga mampu mengurangi kadar timbal dalam tahan akibat adanya aktivitas penambangan ilegal (PETI),” kata Heri.
Melalui berbagai kegiatan konservasi, PEPELING Cisangku mampu menyerap emisi karbon per tahun mencapai 5.352 ton CO2e. Melakukan konservasi sumber mata air 5.580 m3 per tabun dan mampu mereduksi potensi bencana longsor di tiga kecamatan meliputi Nanggung, Leuwisadeng, dan
Leuwiliang.