Rent To Own, Cara Lain Miliki Hunian Terintegrasi LRT Selain KPR/KPA

Ilustrasi hunian terintegrasi LRT
E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, BUMNM TRACK – Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) untuk meminimalisir beban fiskal pemerintah dalam pembangungan sektor perumahan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF melakukan inovasi pengembangan skema pembiayaan sewa beli (rent to own/RTO).

SMF berkolaborasi dengan PT Adhi Persada Properti (APP), dan PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dalam menghadirkan solusi pembiayaan alternatif yang lebih inklusif terhadap kebutuhan masyarakat berpenghasilan tidak tetap (non-fixed income), yang selama ini masih menghadapi keterbatasan akses terhadap pembiayaan rumah konvensional.

“Ini langkah strategis untuk menyediakan rumah terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat. Kerjasama ini merupakan satu hal yang memberikan manfaat secara nyata, memperkuat pembiayaan perumahan inklusif. Semoga memberikan dampak bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan perumahan,” kata Vera Kirana, Direktur Operasional III PT Adhi Karya (Persero) di Jakarta, Selasa (29/4/25).

Haryo Bekti Martoyoedo, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan, Kementerian PKP menambahkan bahwa ‘Rent to Own’ atau RTO ini merupakan salah satu skema yang sudah lama diinisiasi.

“Banyak hal yang disiapkan dan diselesaikan. Tidak mudah menyiapkan hal baru. Skema ini merupakan salah satu alternatif membantu masyarakat yang tidak memiliki pendapatan tetap atau tidak mampu untuk memiliki unit hunian,” terangnya.

“Solusi ini merupakan bagian penyelesaian untuk mencapai 3 juta rumah. Nah, 3 Juta rumah itu tidak dibangun pemerintah semua. Tetapi kolaborasi berbagai pihak,” tambahnya.

Menurutnya, Program RTO ini telah melalui Benchmark dari luar negeri, baik model Malaysia maupun di Inggris.

“Kami sudah melakukan diskusi dengan stakeholder, baik OJK, perbankan maupun dari sisi perusahaan. Dalam konteks RTO pasti ada risiko. Oleh karena itu, kita memastikan track record baik, dan sustain. Kemudian lembaga pembiayaan juga sampai ujung,” terangnya.

Berbeda dengan Kredit Pemilikian Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), model RTO yang dikembangkan memungkinkan masyarakat menyewa unit hunian dengan pembayaran bulanan yang nantinya akan dikonversi menjadi kepemilikan rumah di akhir masa sewa, sekaligus meringankan beban biaya transaksi awal seperti BPHTB dan biaya notaris.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2024, backlog kepemilikan rumah di Indonesia mencapai 9,9 juta kepala rumah tangga, yaitu sekitar 47% atau 4,6 juta di antaranya berasal dari segmen masyarakat berpenghasilan tidak tetap (non-fixed income).

Tingginya risiko akibat ketidakstabilan pemasukan membuat segmen ini sulit mengakses pembiayaan rumah konvensional. Melalui skema rent to own, diharapkan tercipta solusi yang lebih adaptif dan inklusif bagi masyarakat non-fixed income, sekaligus tetap menjaga prinsip kehati-hatian (prudent) dalam penyaluran pembiayaan melalui mekanisme mitigasi risiko yang memumpuni.

“Sebagai Special Mission Vehicle di bawah Kementerian Keuangan, SMF terus berkomitmen untuk memperluas akses pembiayaan perumahan di Indonesia, tidak hanya bagi kelompok berpenghasilan tetap, tetapi juga bagi masyarakat non-fixed income yang hingga kini masih menghadapi tantangan besar dalam memiliki hunian layak,” kata Direktur Bisnis SMF, Heliantopo di Jakarta, Selasa (29/4/25).

Menurutnya, produk rent to own ini diharapkan menjadi terobosan nyata, tidak hanya mempermudah akses pembiayaan bagi masyarakat non-fixed income, tetapi juga memperkuat ekosistem pembiayaan perumahan melalui model kolaborasi yang saling menguatkan antara institusi pembiayaan dan pengembang properti.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.