Jakarta, BUMN TRACK – Wilayah Kota Bekasi saat ini terus berkembang. Pembangunan di kota berpenduduk 2,5 juta ini pun tumbuh pesat, dari tempat hunian hingga pusat perbelanjaan. Hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya mobilisasi masyarakat setiap harinya. Kota Bekasi juga memiliki stasiun-stasiun kereta api yang menjadi simpul integrasi antar moda transportasi yang ada.
Berkaitan dengan penataan Kawasan Stasiun Bekasi, KAI Commuter yang diwakili oleh Direktur Utama, Asdo Artriviyanto, dan KAI Services yang diwakili oleh Direktur Utama Ririn Widi Astutik, beserta Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Jakarta DJKA, Ferdian Suryo Adhi Pramono, melakukan audiensi dengan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono, Kamis (22/5), di Kantor Walikota Bekasi.
Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, menyampaikan bahwa audiensi ini membahas penataan kawasan yang ada di sekitar Stasiun Bekasi.
“Pertemuan ini membahas hal-hal yang memungkinkan untuk melakukan penataan kawasan di sekitar Stasiun Bekasi,” ujarnya. “Salah satunya yang dibahas adalah terkait integrasi transportasi umum yang digunakan masyarakat untuk menuju dan dari Stasiun Bekasi,” ujar Leza Arlan di Jakarta, Selasa (27/5/25).
Saat ini, Stasiun Bekasi merupakan stasiun integrasi Commuter Line dengan Kereta Api Jarak Jauh (KA JJ). Selain itu, di stasiun ini juga sudah terintegrasi dengan Bus Trans Patriot Bekasi, Angkutan Perkotaan, dan angkutan serta ojek daring.
Pertemuan ini juga membahas Kawasan pemukiman yang berbasis Transit Oriented Development (TOD) yang bisa dikembangkan di wilayah stasiun-stasiun yang ada di wilayah Kota Bekasi, seperti Stasiun Kranji hingga Stasiun Bekasi Timur.
Di samping itu juga ada pembahasan terkait pengaturan alur masuk dan keluar kendaraan dan pengelolaan area parkir stasiun yang saat ini dikelola oleh KAI Services.
Stasiun Bekasi terus menunjukkan geliatnya sebagai simpul transportasi strategis di wilayah Kota Bekasi. Selain melayani pengguna harian Commuter Line, stasiun ini juga menjadi stasiun pemberangkatan dan kedatangan pengguna Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ).
Pengembangan Stasiun Bekasi juga masuk sebagian proyek nasional Double-Double Track Manggarai-Cikarang yang dilaksanakan oleh BTP 1 Jakarta bertujuan untuk memisahkan jalur Commuter Line dan KAJJ guna meningkatkan kapasitas, waktu tunggu perjalanan, keandalan waktu tempuh, frekuensi layanan, serta kenyamanan penumpang.
“Tentunya, dengan kenyamanan dan kemudahan dalam menggunakan transportasi umum, diharapkan lebih banyak lagi masyarakat yang beralih menggunakan transportasi umum sebagai pilihan mobilitas mereka,” Leza menambahkan.
Menurut Leza, sepanjang 2025 hingga April lalu, di Stasiun Bekasi tercatat volume pengguna Commuter Line yang naik di stasiun ini sebanyak 3.575.241 orang. Sedangkan pengguna yang turun di stasiun ini sebanyak 3.391.721 orang.
Sepanjang tahun 2024 lalu, total pengguna yang dilayani sebanyak 10.890.061 orang, angka tersebut naik sebesar 15,5 persen dibandingkan dengan tahun 2023 lalu yang tercatat sebanyak 9.426.792 orang.
“Layanan perjalanan Commuter Line di Stasiun Bekasi juga terus bertambah tiap tahunnya,” Leza menggarisbawahi. “Tahun ini terdapat 281 layanan perjalanan Commuter Line tiap harinya, atau menambah 19 perjalanan dari total perjalanan di tahun 2024 yang sebanyak 262 perjalanan per hari.”
Pihaknya berharap, dengan koordinasi yang berkesinambungan antara KAI Commuter bersama DJKA Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kota Bekasi, penataan kawasan di sekitar Stasiun Bekasi dapat menjadikan stasiun yang terintegrasi dan commuter line menjadi transportasi yang dapat diandalkan oleh masyarakat sekitar Kota Bekasi untuk aktivitas sehari-hari.