BERITA

AP I dan AP II Integrasikan Sistem Manajemen Keselamatan Bandara

Jakarta – Dua operator bandara yakni PT Angkasa Pura II (AP II) dan PT Angkasa Pura I (AP I) menandatangani Komitmen Bersama Terhadap Keselamatan. Penandatanganan dilakukan oleh President Director AP II Muhammad Awaluddin dan Direktur Utama AP I Faik Fahmi. Salah satu poin pada kesepakatan bersama tercantum bahwa AP II dan AP I melaksanakan dan mengembangkan Sistem Manajemen Keselamatan melalui safety policy and objectives, safety risk management, safety assurance dan safety promotion.

Penandatangan Komitmen Bersama Terhadap Keselamatan antara AP II dan AP I ini turut disaksikan oleh Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Capt. M Mauludin, serta Direktur Bina Kelembagaan K3 Kementerian Tenaga Kerja Hery Sutanto.

Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II saling berkolaborasi untuk bersama-sama mengawali langkah pengelolaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) di setiap bandara yang dikelola dengan berkomitmen menempatkan keselamatan penerbangan sebagai prioritas utama dalam setiap kegiatan.

“Dalam mengelola keselamatan di Bandar Udara, Angkasa Pura I menerapkan 2 (dua) sistem manajemen yaitu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta Safety Management System yang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Karena itu diperlukan komitmen yang tinggi dan kepemimpinan untuk menerapkan hal tersebut sehingga berjalan efektif,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (14/2/23).

Poin-poin Komitmen Bersama terhadap Keselamatan yang ditandatangani Angkasa Pura I yakni menempatkan keselamatan penerbangan dan kesehatan kerja sebagai prioritas utama pada setiap proses bisnis di perusahaan; menerapkan nilai-nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK) dalam menjaga serta meningkatkan kepatuhan, keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan di perusahaan; melaksanakan dan mengembangankan Sistem Manajemen Keselamatan melalui safety policy and objectives, safety risk management, safety assurance, dan safety promotion.

Kemudian, mendorong seluruh insan Angkasa Pura I di lingkungan bandara untuk proaktif melaporkan potensi bahaya dan/atau kejadian di lingkungan bandara; dan terakhir, mengajak dan menegaskan sikap serupa kepada seluruh insan Angkasa Pura I guna mewujudkan pelayanan penerbangan yang sehat, aman, dan nyaman.

“Komitmen keselamatan yang kuat akan membentuk budaya keselamatan kerja selamat (safety culture).Tentunya hal ini berdampak pada peningkatan keselamatan dan menurunnya kejadian/kecelakaan di bandara, karena setiap insan perusahaan sudah menjadikan keselamatan sebagai dasar dalam perilakunya dalam bertindak. Semoga dengan adanya komitmen keselamatan bersama ini, dapat memacu perusahaan untuk terus mengupayakan yang terbaik guna mencapai keselamatan penerbangan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi seluruh pihak yang terlibat dalam operasional bandara,” jelas Faik.

President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan aspek keselamatan menjadi yang paling penting di dalam penerbangan termasuk kebandarudaraan. “Aspek keselamatan adalah suatu yang wajib. Disiplin operasi menjadi hal yang utama dalam mewujudkan keselamatan. Kami sangat mengapresiasi seluruh personel yang kini mampu mengintegrasikan Safety Management System untuk diimplementasikan oleh AP II dan AP I. Ini adalah realisasi bahwa aspek keselamatan menjadi yang paling penting bagi AP II dan AP I,” ujar Muhammad Awaluddin.

AP II dan AP I kini memiliki Komitmen Bersama Terhadap Keselamatan yang sama. Safety Management System yang selama ini baik di AP I, dan Safety Management System yang baik di AP II, kini berhasil diintegrasikan. Ini merupakan pencapaian yang baik demi keselamatan penerbangan.

Muhammad Awaluddin menambahkan dengan adanya Safety Management Sistem yang terintegrasi maka pengembangan berbagai aspek terkait keselamatan antara AP II dan AP I akan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

“Dengan konsep integrasi akan sangat memudahkan untuk dilakukan pengembangan terkait infrastruktur, fasilitas, sistem hingga platform. Lebih mudah juga untuk melakukan standardisasi tools dan alat ukur,” jelas Muhammad Awaluddin.

Di tempat yang sama, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Capt. M Mauludin mengatakan keselamatan penerbangan merupakan faktor sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh penyelenggara jasa transportasi udara di Indonesia.

Sementara itu, Direktur Bina Kelembagaan K3 Kementerian Tenaga Kerja Hery Sutanto mengatakan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja harus dijalankan oleh setiap pihak.

“Kita tentunya mengharapkan semua tempat dapat melaksanakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja),” ujar Hery Sutanto.

Artikel Terkait

Back to top button