Bumntrack.co.id. Jakarta – Brand Engagement & Metaverse Strategy Director, Almira Shinantya mengungkapkan bahwa perusahaan BUMN sudah seharusnya membangun persepsi sesuai dengan kekuatan brand dengan santai ke audience. Apabila persepsi telah terbentuk, maka komunikasi akan terjalin dengan mudah dan efektif. Brand itu value untuk menyebarkan kultur kepada masyarakat, menjadi motor baik itu ekonomi maupun inspirasi energizing.
“Brand dibangun dengan persepsi sesuai dengan kekuatan kita dengan santai ke audience. Dengan demikian komunikasi akan berjalan lancar dan efektif. Ada beberapa channel yang digunakan, salah satunya menggunakan digital channel sebagai touch utama. Saat ini banyak informasi yang dilakukan melalui digital channel,” kata Brand Engagement & Metaverse Strategy Director, Almira Shinantya dalam seminar yang digelar BUMN Track di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (9/11/22).
Menurutnya, pandemi covid-19 mempercepat proses digitalisasi di berbagai sektor. Dahulu pada era internet WEB 1, komunikasi hanya terjadi satu arah. Informasi yang disediakan di WEB belum bisa melakukan komunikasi dua arah. Kemudian, memasuki era WEB 2.0 digitalisasi sudah bisa menjangkau komunikasi dua arah. Audience bisa berkomunikasi dengan pemilik brand baik melalui aplikasi maupun pesan elektronik.
“Masuk ke WEB 3.0, kita bisa masuk sebuah dunia perusahaan secara utuh tanpa batas,” tambahnya.
Untuk mencapai hal tersebut, pada pemilik brand harus memahani posisi di market seperti apa, strategi ke depan, value ke tim yang harus tersampaikan ke audience. “Nah di WEB 3.0, kita sudah seamless dengan customer/audience,” jelasnya.
Untuk bisa masuk ke dunia yang akan datang, imunitas brand harus kuat. Brand imunity itu seperti kenal dengan virus, kemudian beradaptasi dan menjadi kuat. “Maksudnya, kita harus memahami customers dan pasar. Personal, meaningfull, pass value to their live. Sehingga kita punya tool komunikasi yang tersambung dengan tepat,” jelasnya.
Kedua, clear purpose and positioning. Poin ini merupakan kunci utama dari imunitas brand. Ketiga, inspiring brand experience & access and touchpoint. Perlu diingat bahwa untuk membuat imunitas yang baik diperlukan kekuatan internal tim. “Internal tim harus paham sehingga value utama pendiri brand bisa dihadirkan ke seluruh tim. Karena saat ada serangan dari luar, apapun itu. Internal tim akan paham bertindak. Ini menjadikan brand memiliki kekuatan yang luar biasa. Melihat semua rekan BUMN, saya sangat apresiasi kagum, semoga tujuan energizing bisa terus terasa bagi masyarakat Indonesia,” terangnya.
Salah satunya, audience MIND saat ini merupakan generasi milenial. Generasi Milenial beranggapan bahwa dahulu kerja di pertambangan harus memakai helm, kotor dan berat. Namun sekarang pandangan tersebut berubah. “Kerja di tambang tidak harus kotor, tidak harus pakai helm. Tapi bisa juga di dalam room, melalui digitalisasi,” kata Direktur Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo.
Digitalisasi merupakan salah satu sarana untuk memperkuat imunitas brand. Digitalisasi sendiri bisa dua hingga empat dimensi. Ketika sudah mencapai empat dimensi, konsumen bisa ikut berinteraksi dan merasa memiliki dari merek dagang.