BERITA
Trending

Catatan Akhir Tahun: Listrik Tanpa Kedip untuk Bangkit dari Pandemi

Sepanjang pandemi Covid-19, PLN telah menerangi puluhan ribu desa di pelosok negeri, menyiapkan pasokan listrik untuk menarik investasi, demi menopang pertumbuhan ekonomi.

Siang itu sejumlah karyawan PT PLN (Persero) memeriksa instalasi listrik di rumah sederhana berdinding papan kayu dan beratap asbes. Tak hanya satu rumah, beberapa rumah di desa tersebut juga diperiksa, apakah instalasi listriknya berfungsi, sehingga aliran listrik bisa menjangkau rumah-rumah tersebut. Warga desa yang turut mengiringi sangat antusias menyaksikan petugas PLN tengah bekerja.

Tak jarang mereka bertepuk tangan, sambal bersorak gembira ketika menyaksikan lampu listrik dapat menyala di sebuah rumah, yang menandakan listrik memang sudah  mengalir ke rumah tersebut. Senang bercampur haru terpancar dari wajah mereka.

Bagi warga Desa Gunung, Kecamatan Kota, Komba Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, hari itu menjadi hari yang bersejarah. Sejak Indonesia belum merdeka, baru kali ini listrik masuk ke desa tersebut. Tak hanya gembira, mereka pun terlihat makin optimis untuk menatap masa depan setelah desa mereka tersambung dengan listrik.

Kepala Desa Gunung, Tobias Dima mengungkapkan kebahagiannya atas program listrik desa yang hadir di desanya itu. Menurut Tobias, masyarakat di Desa Gunung sudah sejak lama menggunakan lampu ala kadarnya dari minyak tanah untuk penerangan di malam hari. Dan itu sudah berlangsung sejak lama, bahkan sejak jaman Indonesia belum merdeka.

Manager PLN UP2K Flores Simi Lapebesi, mengatakan Desa Gunung memang sudah dialiri listrik dan diresmikan pada Senin (20/12/2021). Sumber Listrik Desa (Lisdes) di Desa Gunung itu berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), PLN unit Bajawa.

Simi mengungkapkan, selama  proses pembukaan jaringan, pihaknya banyak dibantu masyarakat Desa Gunung. Mulai dari menyediakan lahan untuk PLTS, pada saat penebangan pohon hingga pemasangan kabel. Ia berharap dengan hadirnya listrik di Desa Gunung,  dapat mendorong terjadinya perubahan ekonomi masyarakat. Tidak hanya untuk kebutuhan penerangan pada malam hari, tetapi akan berdampak pada munculnya usaha usaha baru yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. “Selain itu anak-anak dapat belajar dengan menggunakan peralatan teknologi elektronik,” ujarnya.

PLN memang terus berusaha menerjang segala kendala untuk bisa menerangi desa-desa di pelosok negeri yang selama ini belum mendapatkan akses listrik. Hasilnya, hingga September 2021, sudah lebih dari 83.00 desa di Indonesia telah dialiri listrik, dengan rasio desa berlistrik (RDB) 99,62 persen. Bahkan capaian ini lebih banyak dibandingkan tahun 2020, sebanyak 82.569 desa telah berlistrik dengan capaian RDB 99,52 persen. 

Ini menjadi bukti, meski di tengah pandemi PLN terus berjuang menghadirkan energi listrik hingga ke pelosok desa. Sekaligus ikut berkontribusi mengurangi kemiskinan dan menumbuhkan ekonomi di daerah.

Selama pandemi, pemerintah berusaha sekuat tenaga untuk memutus rantai penularan Covid-19 serta menopang ekonomi agar tidak ambruk. Seperti diketahui kini jumlah penduduk yang terpapar covid terus melandai, demikian juga mereka yang meninggal dunia semakin sedikit. Di sisi lain, sejak  Kuartal II-2021, Indonesia telah berhasil ke luar dari jurang resesi. Ditandai dengan lonjakan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07%.  Momentum ini terus berlanjut di Kuartal III-2021, pertumbuhan ekonomi tercatat mencapai 3,15%.

Pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi ini terjadi, karena pemerintah terus memberikan stimulus, berupa kompensasi dan juga subsidi. Sebagai BUMN yang berfungsi sebagai agen pembangunan (agent of development), PLN turut menyalurkan subsidi, kompensasi maupun stimulus listrik, sebagai bagian dari penugasan pemerintah.

Bob Saril, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN menjelaskan, pihaknya telah menyalurkan stimulus ketenagalistrikan yang dianggarkan oleh Pemerintah. Stimulus listrik yang disalurkan PLN dihadirkan berupa diskon tagihan listrik. 

Terbesar Sepanjang Sejarah

Hingga September 2021 PLN tercatat telah menyalurkan program stimulus sebesar Rp9,42 Triliun. Sebanyak 31,94 juta pelanggan PLN, telah menikmati stimulus ini. Di saat yang sama, realisasi subsidi listrik oleh PLN mencapai Rp37,39 triliun atau mencapai 69,8 persen dari pagu APBN 2021.  

Tidak berhenti di situ, PLN juga telah memberikan kompensasi kepada Segmen Bisnis dan Rumah Tangga yang nilainya mencapai Rp16,18 triliun. Adapun realisasi program stimulus Covid-19 pada 2020-2021 telah diterima oleh 33,04 juta dengan nilai Rp 22,58 triliun. Sehingga total, per September 2021, PLN telah membantu pemerintah menyalurkan kompensasi, stimulus, dan subsidi listrik sebanyak Rp63,18 triliun.

Sebagai perbandingan, menurut catatan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan kompensasi dan subsidi listrik yang telah disalurkan PLN di tahun 2020 sebesar Rp79 triliun.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan stimulus yang disalurkan PLN selama pandemi berperan penting dalam menekan pengeluaran rumah tangga bagi masyarakat tidak mampu yang terdampak pandemi. Hasil kajian yang pernah dilakukan oleh UGM menyimpulkan bahwa penurunan tarif listrik dan juga BBM akan meningkatkan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat inilah yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.

Untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi pascapandemi memang tidak bisa hanya mengandalkan daya beli saja. Butuh juga arus investasi sebagai penopangnya. Untuk membangun industri (berinvestasi), dibutuhkan pasokan energi listrik yang andal. Nah, untuk menarik para investor menanamkan danaya di Indonesia, PLN memastikan pelayanan tanpa kedip untuk para investor.

“Saat ini pasokan daya PLN sangat cukup dan kami siap untuk menyambut investor. Cadangan Daya PLN di atas 50 persen dari beban puncak. Ini sangat cukup untuk memasok kebutuhan listrik untuk industri,” ujar Bob Sarli.

Disamping itu, PLN juga sudah memiliki transmisi dan gardu distribusi yang terkoneksi di seluruh Indonesia. Artinya, semua titik di negeri ini, sudah tersedia pasokan listrik.

Bob Sarli optimistis pertumbuhan ekonomi dan daya tarik investor ke Indonesia makin membaik seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi yang mulai terasa. Hal itu tercermin dari konsumsi listrik yang terus tumbuh.

Dalam rentang 10 bulan pertama di tahun 2021, PLN mencatat konsumsi energi listrik mengalami pertumbuhan 4,69% dibanding periode sama tahun lalu atau mencapai 210.37 Terawatt-hour (TWh). Tahun ini pertumbuhan konsumsi listrik diperkirakan akan menembus angka 4,75%.

Tanda-tanda ke arah itu sudah terlihat. November lalu (1/11) PT PLN (Persero) menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dan Nota Kesepahaman dengan pelanggan tegangan tinggi. MoU (Memorandum of Understanding) penjualan energi listrik ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah, yakni 2.270 Mega Volt Ampere (MVA). Ada 13 perusahaan yang menandatangani MoU tersebut.

Tak hanya dari sisi pasokan dan infrastruktur, dari sisi layanan PLN sudah menyiapkan pelayanan berbasis digital yang bisa memudahkan pelanggan. Bagi pelanggan daya besar,  telah disiapkan tim khusus melalui Priority Account Executive (PAE) yang akan berfokus melayani dan memberikan solusi atas kebutuhan pelanggan.

Sedangkan bagi Pelanggan Rumah Tangga, Pelaku Usaha UMKM yang ingin menambah daya, pasang listrik memantau pemakaian daya listrik, perbaikan instalasi listrik bisa dilakukan melalui apliaksi PLN Mobile. Prosesnya cepat, pelanggan tak perlu lagi datang ke kantor PLN. Melalui PLN Mobile, pelanggan juga bisa langsung berkomunikasi dengan PLN jika ada kendala. Pembelian listrik prabayar, pembayaran tagihan listrik pascabayar juga bisa diselesaikan melalui aplikasi tersebut.

Kemudahan layanan bagi pelanggan PLN ini merupakan upaya untuk mendongkrak konsumsi listrik. Meningkatnya penggunaan listrik menjadi salah satu pertanda ekonomi Indonesia di Tahun 2022 telah benar-benar pulih.

Artikel Terkait

Back to top button