Dibina Sejak ‘Imut-Imut’, Produk Nasabah PNM Ini Tembus Pasar Ekspor Eropa
Bumntrack.co.id. Bali– PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus berkomitmen untuk memberikan literasi keuangan secara lengkap kepada para nasabahnya di seluruh Indonesia. Salah satunya, nasabah Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) yang berada di Ubud Bali dengan usaha kerajinan Kaca Tiup. Melalui pendampingan PNM sejak 15 tahun lalu, usaha kerajinan Kaca Tiup Sari Timbul dari masih imut-imut (kecil) hingga mampu menembus ekspor ke Eropa.
“Ekspor produk Kaca Tiup kami terbanyak ke Eropa hingga dua kontainer. Sedangkan total nilai penjualan dalam sebulan ini mencapai Rp300 Juta per bulan,” kata Nasabah ULaMM sekaligus pemilik kerajinan kaca tiup Sari Timbul, I Gede Rediawan di Bali, Jumat (14/10/22).
Salah satu keistimewaan kerajinan Kaca Tiup Sari Timbul menggunakan bahan sisa atau limbah kaca dan kayu. Dari limbah tersebut, I Gede Rediawan mengubahnya menjadi tempat lilin, tempat buah, akuarium hingga hiasan lampu yang dipadu padankan dengan ornamen kayu yang apik. Dalam setiap bulan, dirinya selalu berinovasi dengan membuat desain baru. Produk dari desain baru tersebut selalu laris di beli masyarakat.
“Kami dibantu PNM sejak awal berdiri, sekitar 15 tahun yang lalu. Belajar dari membuat mosaik dai kaca. Kami sempat jatuh bangun, namun tetap di dukung PNM. Awal pinjam mulai dari Rp50 Juta hingga sekarang sampai Rp300 Juta. Kami tidak hanya diberikan pinjaman, tapi juga diberikan pelatihan penjualan di sosial media, ecommerce hingga marketplace. Kami juga diikutkan dalam berbagai macam pameran, dikunjugi berbagai macam pelanggan. Semua literasi/pelatihan tersebut diberikan secara gratis dari PNM,” jelasnya.
Usaha yang dijalankan I Gede Rediawan mampu memberdayakan dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Pada awal usaha, dirinya memproduksi kerajinan kaca dibantu istri dan 3 orang pekerja. Sebelum pandemi, I Gede Rediawan mampu mempekerjakan 120 orang. Namun ketika pandemi Covid-19 melanda beberapa tahun, ekspor terganggu sehingga saat ini dirinya masih mempekerjakan 60 orang yang memproduksi kerajinan kaca. Nilai penjualan sebelum pandemi bisa mencapai Rp500 juta.
“Kedepan kami akan terus mengembangkan usaha ini ke ukiran kaca dan kayu,” jelasnya.
Kepala Divisi PKU PNM, Dicky Fajrian mengungkapkan PNM tidak hanya memberikan bantuan permodalan untuk usaha nasabah, tetapi juga memberikan paket literasi komplet. Paket literasi tersebut mulai dari literasi keuangan, literasi pengembangan kapasitas usaha dan literasi sosial. Tidak hanya berhenti disitu, PNM juga melakukan pendampingan usaha nasabah Mekaar yang rutin dilakukan setiap seminggu sekali.
“Apa yang diberikan PNM kepada nasabah ULaMM dan Mekaar itu paket komplet, tidak hanya permodalan saja, tetapi mulai dari literasi keungan pendampingan hingga branding produk UMKM,” kata Kepala Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) PNM, Dicky Fajrian di Kintamani, Bali.
Dari Literasi keuangan, nasabah PNM mendapatkan pengetahuan terkait bagaimana mengakses permodalan dan pembukuan yang baik. Kemudian, melalui Literasi Pengembangan usaha, nasabah diajarkan untuk menata warung hingga pelatihan usaha. Setelah itu, diberikan literasi sosial menggunakan e-commerce, supaya produk usaha tidak lokal saja, tapi bisa keluar Bali.
“Pelatihan/literasi kita lakukan rutin. Di mekaar, petugas akan memberikan tips dan trik setiap ketemu nasabah tiap Minggu. Termasuk dukungan PNM membuat surat izin usaha atau NIB. Nah, ini yang terus kita lakukan. Per 30 september ada sekitar 100.000 NIB,” tambahnya.
Setelah literasi, PNM melakukan pendampingan usaha. “Misalnya pada pengusaha kopi bali kita kumpulkan, kemudian kita kirimkan mereka untuk studi banding ke kopi Toraja. Dari studi banding tersebut, kopi mereka bisa lebih berkualitas. Nah disini juga ada klusteralisasi dan studi banding,” tambahnya.
“Tak hanya itu, PNM juga membantu untuk membangun branding produk nasabah. Tadinya kemasan biasa, kita dorong untuk memiliki kemasan bagus dan menarik. Kita berikan pengetahuan dan dukungan untuk Branding, kemudian kita tawarkan di media sosial dan ecommerce. Semua itu diberikan gratis sebagai benefit menjadi nasabah ULaMM dan Mekaar,” tutupnya.
Sebagai informasi, hingga 11 Oktober 2022 PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 145,43 Triliun kepada nasabah PNM Mekaar yang berjumlah 12,87 juta nasabah. Saat ini PNM memiliki 3.504 kantor layanan PNM Mekaar dan 688 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 Provinsi, 422 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.