Dorong Program ‘Waste to Energi’, Indonesia Power Launching Co-Firing PLTU Lontar
Jakarta, Bumntrack.co.id – Di tengah merebaknya permasalahan sampah yang hampir dihadapi di seluruh daerah di Indonesia dan kondisi ketersediaan batubara yang kian menipis di alam, diperlukan langkah konkret untuk mereduksi pemakaian batubara maupun mencari energi alternatif. Sebagai perusahaan pembangkitan yang mengelola sejumlah pembangkit termal berbahan bakar batubara, Indonesia Power melakukan ujicoba co-firing dengan pellet biomass yang pertama di Indonesia.
Sejak uji coba co-firing yang dilakukan pertama kali di PLTU Jeranjang (Desember 2019), dengan semangat kemerdekaan dan dengan mengangkat tema “Merdeka Dari Sampah” kini Indonesia Power lakukan launching co-firing di PLTU Banten 3 Lontar pada tanggal 17 Agustus 2020 dan akan dilanjutkan di 5 PLTU lainnya secara berturut yaitu di PLTU Suralaya, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Adipala, PLTU Suralaya 8, dan PLTU Labuan.
“Solusi energi kedepan ialah waste to energy, kami berterima kasih kepada para penggagas terdahulu yang telah gigih memperjuangakan sebelumnya, ini adalah people power of energy karena yg terlibat di dalam ini itu sangat banyak saya yakin target penerintah di tahun 2025 dapat tercapai,” kata Direktur Utama Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi di Jakarta, Senin (17/8).
Co-firing adalah metode substitusi sebagian batubara dengan bahan bakar yang berasal dari renewable energy pada rasio tertentu dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan. Adapun bahan bakar substitusi yang digunakan adalah pellet SRF (Solid Recovered Fuel) atau RDF (Refused Derived Fuel). Kedua jenis pellet ini dihasilkan dari pengolahan limbah domestik maupun limbah komersialyang keduanya bisa digunakan untuk co-firing pada PLTU tipe stoker, Circulating Fluidizing Bed (CFB), maupun pulverized coal (PC) boiler. Selain itu, pellet dapat pula digunakan untuk gasifier.
“Yang pasti pertama aspresiasi dan selamat kepada IP yg telah menerapkan program co-firing melanjutkan langkah langkah sebelumnya. Dari ESDM mendorong dan mendukung dengan kebijakan-kebijakan agar program ini akan berjalan dengan baik. Selanjutnya selain tantangan, komukasi dan kolaborasi harus lebih di perkuat lagi agar PLTU ini sudah siap untuk mendukung program pemerintah. Saya mengapresiasi REOC yang luar biasa saya senang sekali REOC sudah sangat baik dan berkembang karna sesuai dengan cita-cita dengan terus memberikan kontribusi dengan baik,” kata stah Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan, Sripeni Inten Cahyani.
Supriyadi Legino sebagai Komisaris Utama Comestoarra menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia Power karena telah melakukan uji coba co-firing ini dengan menggunakan BBN sebagai produk TOSS dengan cara peuyeumisasi yang insya Allah hari ini akan mulai dilaksanakan. “Untuk memperkuat dukungan bahwa BBN TOSS layak dan mampu digunakan untuk cofiring pada berbagai jenis boiler PLTU,” terangnya.
Direktur Mega Project PT PLN (Persero) M. Ikhsan Asaad berharap program bisa masuk ke tahap komersial. “Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan kedepanya. Koordinasi yang baik dengan stakeholder terkait isu yang ada saat ini sudah bisa kita selesaikan,” pungkasnya.