Ekonom Indef Sekaligus Dewan Pakar BUMN Track, Enny Sri Hartati Tutup Usia
Jakarta, Bumntrack.co.id – Ekonom Indef sekaligus Dewan Pakar BUMN Track, Enny Sri Hartati meninggal dunia pada Kamis (1/7) malam. Informasi tersebut dikonfirmasi rekan sejawat dari Indef, Eko Listiyanto.
“Benar, meninggal sekitar 19.45 WIB,” kata ekonom Indef, Eko Listiyanto di Jakarta, Kamis (1/7).
Enny lahir di Karanganyar, menjadi direktur INDEF periode 2011 hingga sekarang. Enny menyelesaikan gelar doktor program studi Ilmu Pertanian dengan konsentrasi Ekonomi Pembangunan di Institut Pertanian Bogor. Ia memperoleh gelar sarjana dari jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas Diponegoro. Enny pernah menjadi staf ahli Komisi X DPR RI (2007-2010) dan mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (1996-2011).
Pemimpin redaksi BUMN Track, Akhmad Kusaeni berduka atas wafatnya ekonom Indef Enny Sri Hartati. Selain menjadi ekonom Indef, Enny juga merupakan Dewan Pakar BUMN Track. Selama ini Enny selalu aktif dalam kegiatan BUMN Track, antara lain menjadi dewan juri Anugerah BUMN, mencari siapa CEO Terbaik perusahaan plat merah yang digelar setiap tahun.
“Atas nama Keluarga Besar BUMN Track, saya kaget dan sangat berduka mendengar kabar wafatnya ekonom Indef Enny Sri Hartati yang menjadi salah satu Dewan Pakar BUMN Track,” kata Pemimpin redaksi BUMN Track, Akhmad Kusaeni.
Menurutnya, Enny sering menulis kolom di BUMN Track baik di majalah maupun portal bumntrack.co.id, khususnya mengenai masalah ekonomi dan keuangan. “Analisanya tajam bahkan kritikannya keras namun fair,” tambahnya.
Enny adalah ekonom yang sangat kritis dan berpihak kepada kepentingan rakyat. Belakangan ini, Enny sering bicara tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap rakyat. Menurut Enny, masalah ekonomi memang penting, tapi kesehatan masyarakat lebih penting lagi karena pandemi menyangkut nyawa manusia. Akibat pandemi Covid-19, Indonesia kehilangan seorang ekonom cerdas dan mumpuni yang selalu dijadikan narasumber oleh media. “Beliau sangat dekat dengan kalangan media dan BUMN,” tutupnya.