HIMPUNI Dukung Pemerintah Tekan Impor Pangan untuk 4 Komoditas Prioritas

E-Magazine Januari - Maret 2025

Para perwakilan Presidium dan Badan Eksekutif Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (BE HIMPUNI) menghadiri Rapat Koordinasi pengembangan budidaya gandum, jagung, bawang putih dan kedelai di Auditorium Kementan, Rabu (28/5).

Acara ini dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman yang juga merupakan Koordinator Presidium HIMPUNI. Hadir pula Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti) Brian Yuliarto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Muhammad AlI, serta para perwakilan Perguruan Tinggi yang tergabung dalam HIMPUNI dan Peneliti untuk empat komoditas prioritas.

Agenda Rakor fokus pada pembahasan untuk menekan impor komoditas pangan strategis yakni gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih yang selama ini masih mengandalkan pasokan luar negeri.

Melalui kolaborasi lintas sektor, yakni Kementan bersama Kemendikti Saintek memperkuat riset terapan untuk mempercepat peningkatan produksi dalam negeri, khususnya pada empat komoditas utama tersebut.

“Kami teliti bagaimana meningkatkan produktivitas dengan melibatkan seluruh perguruan tinggi yang punya keahlian. Gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih kami dorong agar produksinya melampaui standar nasional,” tegas Mentan Andi Amran Sulaiman di Kantor Pusat Kementan, Rabu (28/5).

Langkah ini merupakan implementasi arahan Presiden Prabowo Subianto dalam agenda prioritas Asta Cita, yang menekankan pentingnya riset berbasis kebutuhan dan penguatan kemandirian pangan. Sebelumnya, pada Sidang Kabinet 2 Desember 2024 lalu, Presiden Prabowo kembali menyampaikan Fokus 4 program pemerintah, yakni Swasembada Pangan, Makan Bergizi, Ketahanan Energi dan Hilirisasi.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menambahkan bahwa riset yang dikembangkan akan difokuskan pada hasil nyata dan tidak berhenti pada publikasi ilmiah.

*Kami bentuk konsorsium riset dari hulu ke hilir. Setiap komoditas memiliki tim khusus yang mengintegrasikan akademisi, peneliti Kementan, dan pelaku industri,” ujarnya.

Sementara itu, Mendikti Brian Yuliarto menjelaskan bahwa pihaknya telah menetapkan empat flagship riset nasional yang fokus pada masing-masing komoditas. Pemerintah menyiapkan anggaran antara Rp20 hingga Rp40 miliar untuk mendukung kegiatan riset, mulai dari tahap dasar hingga komersialisasi.

Dukungan juga datang dari TNI Angkatan Laut. KASAL Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menyatakan kesiapan TNI AL untuk mengembangkan budidaya kedelai melalui riset dan optimalisasi lahan.

Saat ini pihaknya sudah uji coba budidaya kedelai di Serang dan hasilnya sangat baik, mencapai 4,39 ton per hektare. “Program ini juga akan diperluas ke berbagai wilayah,” ungkapnya.

Dengan pendekatan kolaboratif ini, pemerintah optimistis bahwa Indonesia mampu memperkuat ketahanan pangan, menekan ketergantungan terhadap impor, dan meningkatkan nilai tambah komoditas lokal melalui hilirisasi.

Usai agenda rakor dilanjutkan dengan rapat koordinasi Sekjend dan Badan Eksekutif HIMPUNI bersama Staf Khusus Menteri Pertanian, Dr. Sam Herodian yang memimpin Satgas Hilirisasi HIMPUNI. Pertemuan tersebut juga menghasilkan kesepakatan untuk mengadakan sosialisasi program hilirisasi kepada semua anggota HIMPUNI terhitung mulai minggu depan di Sekretariat HIMPUNI.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.