
Jakarta, Bumntrack.co.id – Hingga pekan ke-3 Agustus 2019 ini, PT Wijaya Karya (WIKA) berhasil mencatatkan kontrak baru sebesar Rp20,3 triliun. Perolehan tersebut antara lain berasal dari kesepakatan bisnis (framework agreement) dengan negara-negara Afrika yang dimediasi Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 serta Proyek Jakarta International Stadium (JIS)
Sebelumnya, WIKA melalui PT Wijaya Karya Bangungan Gedung Tbk. yang tergabung dalam Konsorsium bersama PT Jaya Konstruksi (Jakon) dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) ditetapkan sebagai pemenang tender Proyek Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang berlokasi Jakarta Utara dengan total nilai Rp4,083 triliun dengan porsi WEGE mencapai 51%. Penetapan pemenang tender tersebut telah berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, klarifikasi dan negosiasi yang dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Konsorsium ditunjuk oleh Jakpro sebagai pemenang pada 9 Agustus 2019 sesuai dengan Surat dengan Nomor: 012/KU5000/102/VIII/2019 tentang Pengumuman Pemenang atas Pekerjaan Jasa Konstruksi Rancang dan Bangun (design and build) Jakarta International Stadium.
Rencananya proyek stadion termegah di Ibukota Jakarta tersebut akan berlangsung selama 26 bulan kalender kerja dan ditargetkan selesai pada 21 Oktober 2021. Lingkup pekerjaan Perseroan dalam proyek ini adalah arsitektur, struktur, dan mechanical electrical plumbing (MEP). Lebih jauh, stadion ini didesain untuk memenuhi standar Teknik oleh federasi sepakbola dunia, FIFA (Fédération Internationale de Football Association) dan memiliki kualifikasi green building.
“Kelak stadion bertaraf global itu akan dibangun di lahan seluas 30 hektar dengan ketinggian mencapai 70 meter atau setara dengan apartemen 25 lantai, berkapasitas daya tampung 82.000 penonton, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas ritel modern,” kata Direktur Utama Perseroan, Tumiyana di Jakarta, Rabu (28/8).
Terpilihnya WIKA Konsorsium sebagai pelaksana pembangunan JIS menunjukkan bahwa kontraktor tanah air mau dan mampu menunjukkan kapasitas dan daya saing konstruksi stadion berskala global.
Sedangkan pada Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 yang berlangsung pada 20-21 Agustus 2019 memberikan multiplier effect dalam kontes diplomasi ekonomi Indonesia-Afrika dan para pelaku usaha, BUMN, Sektor Swasta serta para pemangku kepentingan lain.
Perdana Menteri II Uganda Kirunda Muwabe, menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan WIKA untuk pekerjaan railway di negaranya dengan estimasi panjang jalur mencapai 350 km.
Penawaran atas ketertarikan serupa, juga datang dari Angola yang berencana membangun jalur atau lintasan kereta api sepanjang 400 km. Kemudian Zimbabwe dengan lintasan kereta api sepanjang 98 km dan Somalia untuk pembangunan social housing sebagaimana yang tengah dikerjakan oleh WIKA di Aljazair.
Perseroan dalam hal ini, menyambut baik penawaran-penawaran tersebut karena pasar luar negeri adalah potensi yang harus diimplementasi. Masuknya WIKA di pasar infrastruktur Afrika sesuai dengan strategi bisnis WIKA yang menyasar negara-negara berkembang yang sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur.
“WIKA dengan segera akan menjajaki dan mengkaji lebih lanjut kelayakan rencana proyek infrastruktur perkeretaapian di Afrika, termasuk di antaranya bekerja sama dengan PT Inka dan PT LEN,” tukas Tumiyana.
Membentuk konsorsium Indonesia Railway Development Incorporated for Africa (IRDIA), WIKA bersama Inka dan LEN tengah menyiapkan perencanaan sinergis strategis guna menangkap dan mengimplementasikan infrastruktur transportasi yang menjadi salah satu fokus pembangunan negara-negara Afrika.