Kelola Dana Secara Prudent, ‘Non-Performing Loan’ SMF Tidak Sampai Satu Persen
Bumntrack.co.id. Jakarta – Kondisi ekonomi makro Indonesia pada kuartal IV/2022 mampu tumbuh 4 persen. Artinya, Indonesia memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibanding pertumbuhan global. Meskipun ekspor Indonesia mengalami penurunan, namun hal tersebut bisa disebabkan kapasitas produksi belum maksimum, atau permintaan ekspor sedang tidak tinggi. Begitu pula cadangan devisa mengalami tren positif. Tumbuhnya cadangan devisa Indonesia memberikan keyakinan bahwa ekonomi Indonesia bakal terus mengalami tren positif.
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bersama BP Tapera membiayai porsi 25 persen pendanaan KPR FLPP, sehingga Pemerintah hanya menyediakan 75% dari total pendanaan FLPP dari semula yang sebesar 90%.
Hingga akhir tahun 2022, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF sejak tahun 2005 mencapai Rp89,75 triliun. Adapun total aset mencapai Rp32,96 triliun. Pencapaian tersebut ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman sebesar Rp11,29 triliun serta penerbitan surat utang sebesar Rp3 triliun dan term loan sebesar Rp900 miliar. Adapun laba bersih di tahun 2022 mencapai Rp417,69 miliar.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo menekankan bahwa Non Performing Loan (NPL)/kredit macet sangat kecil, mencapai 0,001 persen. Artinya, SMF mampu mengelola dana secara prudent dan terukur. Selain itu, berdasarkan audit dari BPKP, SMF meraih skor Good Corporate Governance (GCG) mencapai 87 persen.
“Ada dua hal penting, pertama NPL SMF hanya 0,001 persen. Kedua, skor GCG mencapai 87 persen,” kata Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo di Jakarta, Selasa (7/3/23).
Pada tahun 2023 SMF akan terus konsisten memperkuat peran dan fungsinya sesuai dengan perluasan mandat dari Pemerintah untuk dapat mendorong perkembangan ekosistem pembiayaan perumahan di Indonesia.
“Hal tersebut merupakan komitmen SMF sebagai katalis pembiayaan sekunder perumahan dalam mendorong terciptanya suatu ekosistem guna menyelaraskan seluruh upaya pemenuhan hunian agar dapat berjalan dengan optimal, termasuk upaya-upaya pendanaan kreatif (creative financing),” tambahnya.
Dalam upaya optimalisasi tersebut, SMF akan menjalankan beberapa langkah startegis diantaranya yaitu pertama dengan pengembangan kegiatan usaha, kedua memperkuat pendanaan dengan menjalin kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri. Ketiga menguatan koordinasik, olaborasi dan komunikasi dengan stakeholder ekosistem perumahan, keempat yaitu mendukung peningkatan perekonomian nasional dengan memperkuat sinergi antar BUMN, dan kelima, yaitu melakukan penguatan di semua lini di internal SMF dengan tetap mengedepankan prinsip GCG.