
Jakarta, BUMN TRACK – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) bersama dengan jajaran Pemerintahan Kota Medan melaksanakan Ground Breaking Rehabilitasi dan Renovasi Stadion Teladan Medan.
Ground Breaking ini merupakan tahap selanjutnya dari rangkaian proses pembangunan sebuah proyek, karena sebelumnya WEGE telah menandatangani kontrak pekerjaan pelaksanaan rehabilitasi dan renovasi Stadion Teladan Medan Serpong- Tengerang pada Kamis (28/12). Kontrak proyek tersebut sebesar Rp275 miliar dengan estimasi waktu 370 hari.
Ground Breaking kali ini dihadiri oleh Walikota Medan Bobby Nasution beserta jajaran, Dirjen PUPR, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Medan Pulungan Harahap, serta Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang Kota Medan Endar Lubis. Sedangkan dari pihak WEGE turut hadir Direktur Operasi I Bagus Tri Setyana, Manajer Divisi Konstruksi I Budi Setyono, Manajer Proyek Rehabilitasi dan Renovasi Stadion Teladan Medan Togu Naenggolan beserta tim teknis proyek.
Walikota Medan menegaskan kepada semua pihak terkait bahwa dalam proyek ini, tidak hanya penting untuk menyelesaikan pekerjaan fisiknya saja. Namun, yang sama pentingnya adalah memastikan bahwa Stadion Teladan ini akan terjaga dengan baik di masa mendatang.
“Kualitas konstruksi dan pemeliharaan yang berkelanjutan harus menjadi prioritas utama kita. Saya mengharapkan setiap pelaksana untuk mengambil tanggung jawab penuh dalam memastikan keberlanjutan Stadion Teladan ini untuk kesejahteraan dan kebanggaan bersama bagi warga Medan,” kata Walikota Medan, Bobby Nasution dalam siaran pers Wege yang diterima di Jakarta, Rabu (7/2/24).
Direktur Operasi I WEGE memberikan gambaran umum terkait lingkup dan juga progress pekerjaan bahwa Pekerjaan pelaksanaan rehabilitasi dan renovasi Stadion Teladan Medan saat ini sedang dilakukan persiapan, sejak dimulai tanda tanga kontrak akhir Desember lalu.
“Saat ini pekerjaan sedang dalam tahap persiapan, karena memang harus melengkapi administrasi serta berkoordinasi denga pihak terkait, lingkup pekerjaan Kami seperti Struktur, Arsitektur dan MEP. Dan Kami pun berkomitmen untuk menjaga kualitas dan selalu mencapai 4Z (Zero Accident, Zero Defect, Zero Complain dan Zero Temuan),” jelas Direktur Operasi I WeGe, Bagus Tri Setyana.
Sebelumnya, masih di bulan yang sama, WEGE dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan Ground Breaking Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Pusat. Jumat (2/02).
Seremoni Ground Breaking ini dihadiri oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sekretaris Utama BMKG, Bapak Dwi Budi Sutrisno, beserta jajarannya. Dari perangkat daerah turut dihadiri oleh Kepala BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan kebersihan kabupaten Badung I Wayan Puja, sedangkan dari WEGE yang turut hadir adalah Direktur Operasi I Bagus Tri Setyana, Manajer Divisi Konstruksi I Budi Setyono, Manajer Proyek Guntur Wahyudi beserta tim teknis pembangunan.
Kepala BMKG menerangkan bahwa Gedung ini sebagai fasilitas command center guna dapat mendeseminasi informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika termasuk juga peringatan dini.
“Nantinya gedung ini akan menjadi backup dari command center pusat dan bangunan ini akan menjadi tolak ukur lembaga Meteorologi Klimatologi serta Geofisika Internasional,” tutur Dwikorita.
Spesifikasi Gedung yang akan dibangun WEGE di Bali terdiri dari 1 basement dan empat lantai dengan total luas bangunan 2.700,92 meter persegi. Teknologi atau system yang dipakai, untuk bangunan Gedung yang di Bali menggunakan Base Isolation tipe Lead Rubber Bearing (LRB).
WEGE mendapat pekerjaan yang melingkupi Persiapan, Struktur, Arsitek, Mekanikal, Elektronik dan Plumbing dalam waktu pengerjaan kurang lebih 365 hari kerja untuk ke dua Gedung baik di Jakarta maupun di Bali.
Kegiatan pembangunan gedung command center ini dibiayai dari pendanaan World Bank di dua lokasi yaitu di lokasi kantor BMKG Pusat Jakarta dan juga lokasi kantor Balai Besar Wilayah III di Bali.
Secara operasional, hal ini menunjukan konsistensi Indonesia menyediakan layanan informasi dan data yang tidak hanya diperuntukan level nasional namun diperuntukan level dunia dimana command center backup ini akan menjamin kinerja pelayanan BMKG tetap berjalan 24 jam tanpa henti.
Pada prosesi sebelumnya, WEGE dan BMKG melakukan tandatangan Kontrak Kerja pada pekerjaaan pengembangan sistem operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (inaTEWS) gedung Jakarta dan Bali, sekaligus groundbreaking untuk pembangunan Gedung Jakarta. Rabu (30/01).
Penandatanganan kontrak kerja ini disambut baik oleh Kepala BMKG bahwa Pengembangan system ini untuk mengejar ketertinggalan teknologi Indonesia khususnya teknologi system peringatan dini bencana.
“Seperti kita tahu bahwa teknoogi di Jepang itu sangat maju, bahkan setelah kita kaji teknologi di Indeonesia khususnya untuk peringatan dini dalam bencana baik tsunami ataupun gempa itu tertinggal 20 tahun dari Jepang. Sedangkan kita menjadi garda terdepan dalam memberikan peringatan bagi kurang lebih 20 negara di asia tenggara dan sekitarnya. Untuk itu pengembangan system peringatan dini bencana ini harus segera berdiri,” tutur Dwikorita.
Gedung pengembangan system operasional Inatews Jakarta ini terdiri dari 2 basement dan 9 lantai serta luas bangunan mencapai 8.679.88 meter persegi. Adapun teknologi yang diterapkan dalam bangunan tersebut menggunakan Base Isolation tipe pendulum yang pertama di Indonesia, karena jika terjadi gempa hingga mega trust Gedung tersebut tetap berdiri kokoh.
“Gedung ini nantinya akan menjadi command centernya BMKG, jadi Gedung ini harus kuat untuk bisa memberikan informasi terkait gempa dan tsunami,” tambahnya.
“Kami sangat berterima kasih sekali atas kesempatan yang diberikan untuk bisa berkolaborasi Kembali dengan BMKG, dengan goundbreaking ini kita bisa mulai pembangunan ini dengan segera agar selesai tepat pada waktunya. Karena sudah menjadi komitmen kami untuk bisa tepat waktu, tepat kualitas dan harus sesuai dengan ketaatan serta kepatuhan good governance. Dan Kami juga mohon dukungan kepada semua pihak selama proyek berlangsung,” jelas Bagus Tri Setyana.