Kinerja Krakatau Steel, Cetak Laba Rp1,25 Triliun Hingga Kesiapan Produksi Baja Kendaraan Listrik

E-Magazine Januari - Maret 2025

Bumntrack.co.id. Jakarta– Direktur Utama PT Krakatau Steel (persero) Tbk, Silmy Karim mengungkapkan bahwa perseroan siap mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Dukungan tersebut terkait produksi baja untuk kendaraan listrik yang akan beroperasi secara penuh dari hulu ke hilir pada tahun 2025 mendatang. Saat ini roadmap pemerintah dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik masih pada tahap pembangunan industri baterainya.

“Dalam dukungan terhadap ekosistem kendaraan listrik, kita rencanakan pada 2025 akan ready. Jadi 3 tahun dari saat ini dimana 2025 itu nanti fully baja oromotif baru diproduksi di Indonesia,” kata Dirut Krakatau Steel, Silmy Karim dalam paparan publik secara daring, Jumat (30/12).

Menurutnya, sebenarnya Krakatau Steel saat ini sudah memproduksi baja untuk kendaraan listrik, namun belum menjadi prioritas karena bahan baku untuk memproduksi sebagian masih diimpor yaitu CRC (Cold Rolled Coil). Produk tersebut sebagian kecil sudah diproduksi oleh perseroan melalui anak usahanya PT Krakatau Nippon Steel. “Kami sudah memproduksi baja otomotif dari Krakatau Nipon Steel, tapi bahan baku belum sepenuhnya ada di dalam negeri karena itu produk turunannya,” tambahnya.

Dari sisi kinerja, selama sembilan bulan pertama 2022 perseroan meraup laba bersih USD80,3 juta atau setara Rp1,25 triliun. Perolehan laba tersebut meningkat 134 persen dibanding laba bersih 2021 sebesar USD59,5 juta.

“Selama tiga tahun berturut-turut Krakatau Steel membukukan keuntungan. Prognosa tahun 2022, kita membukukan keuntungan sehingga bisa sampaikan bahwa Krakatau Steel untuk 2023 proyeksi kita juga masih membukukan keuntungan,” jelasnya.

Selain itu, pendapatan Krakatau Steel juga mengalami peningkatan 14,5 persen mencapai USD1,8 miliar atau Rp28 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu USD1,6 miliar. Perolehan pendapatan ditopang kenaikan volume penjualan serta harga komposit HSM dan CRM yang semula USD741/ton menjadi USD910/ton. Hal itu diikuti dengan kenaikan produksi dari 1,44 juta ton menjadi 1,50 juta ton dan penjualan naik dari semula 1,40 juta ton menjadi 1,49 juta ton.

Kemudian, EBITDA Krakatau Steel mencapai 98 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD116 juta menjadi USD114 juta. Dari sisi ekuitas, Krakatau Steel mengalami kenaikan 7,3 persen dari semula USD522 juta pada 31 Desember 2022 menjadi USD560 juta pada September 2022. Sedangkan saldo kas operasi sebesar USD138 juta.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.