Konversi PLTD ke PLTS Baterai, Renewable Energy Jadi Basis RUPTL 1.800 TWh Pada 2060
Jakarta, Bumntrack.co.id – Asumsi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dalam 10 tahun ke depan sampai dengan 2060 diperkirakan tumbuh mencapai 4,7 persen. Artinya, pada tahun 2060 sektor kelistrikan tumbuh mencapai 1.800 Tera Watt Hour (TWh).
“Size sektor kelistrikan saat ini 250 TWh dan kemungkinan akan menjadi 300 TWh pada akhir tahun. Jika kita ingin menambah 1.500 TWh menjadi 1.800 TWh pada 2060. Penambahan tersebut berbasis pada renewable energy,” kata Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo dalam FDG di Jakarta, Senin (10/5).
Terkait renewable energy, PLN harus melakukan beberapa perubahan besar seperti digitalisasi pembangkit, digitalisasi transmisi, distribusi dan pembenahan lainnya untuk menunjang perubahan zaman. PLN saat ini perlu berkolaborasi dengan pihak lain untuk menghadapi perubahan iklim dan perkembangan situasi yang terjadi.
“Dalam menghadapi perubahan iklim, kita bertarung melawan tirani. PLN perlu berkolaborasi dan dukungan dari seluruh komponen baik domestik maupun internasional dan saya harap PLN siap,” ujarnya.
Dirinya berharap PLTS dapat menyerap biaya lebih rendah dari PLTU agar dapat membangun lingkungan hidup yang kondusif untuk berinvestasi, berinovasi serta melakukan transisi ke sistem rendah karbon. Diharapkan kapasitas bauran EBT nasional bisa meningkat dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Kita berharap bisa membangun sistem penyimpanan energi baterai dengan kapasitas yang besar tetapi dengan biaya yang rendah. Itu berarti renewable energy sebagai basis dapat menyelesaikan head to head dari sudut pandang teknis dan komersial dari sistem tenaga bahan bakar fosil, saya harap ini adalah awal untuk seluruh stakeholder bisa berkolaborasi,” tutupnya. (Heri Dwi)