Laba Stagnan, Pegadaian Utamakan Pemulihan Ekonomi Nasional
Jakarta, Bumntrack.co.id – Untuk meningkatkan layanan bisnis, PT Pegadaian (persero) memiliki pondasi yang kuat dalam menjaga sustainibilitas kinerja perusahaan dengan melakukan mitra sinergi untuk memperluas channel distribusi. Saat ini tercatat sudah 716 mitra sinergi dari berbagai instansi yang sudah menjalin kerjasama dengan Pegadaian.
Perseroan juga terus memperluas basis nasabah melalui sistem keagenan yang hingga Juni 2020 tercatat 10.385 agen aktif. Program keagenan yang semula bersifat perorangan, saat ini dikembangkan menjadi agen komunitas dan agen prioritas, hal ini dimaksudkan agar semakin banyak segmen masyarakat yang dapat dijangkau dan dilayani. Untuk mencapai target bisnis Pegadaian di tengah kondisi pandemi ini, Perseroan terus menyusun strategi dengan menetapkan berbagai regulasi keringanan-keringanan kepada nasabah.
“Regulasi yang disusun oleh Pegadaian seperti penurunan tarif bunga dari 1,2 persen menjadi 1 persen per 15 hari untuk roll over kredit gadai, guna membantu nasabah dan menjaga engagement. Pegadaian juga terus melakukan relaksasi dengan perpanjangan masa bebas bunga atau grace period selama 30 hari. Tetapi kamu juga punya Gadai Peduli dimana nasabah nantinya dibebaskan bunga untuk pinjaman sampai dengan Rp1 juta selama 3 bulan,” kata Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto dalam virtual conference di Jakarta, Rabu (29/7).
Meski dilanda pandemi covid -19, Pegadaian mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp10,1 triliun, naik 27,8 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp7,9 triliun. Perseroan pun mampu mempertahankan pencapaian laba bersih sebesar Rp1,5 triliun seperti periode yang sama tahun 2019. Pegadaian juga mencatatkan omzet sebesar Rp80,4 triliun, naik 18,8 persen dibandingkan pada periode sebelumnya sebesar Rp67,7 triliun.
“Nah yang menarik adalah omset naik, tahun ini mencapai Rp80,4 triliun atau naik 18,8 persen. Ini merupakan salah satu sumbangan Pegadiaan untuk Pemulihan Ekonomi Nasional. Oleh sebab itu, kita terus melakukan ekspansi karena Pegadaian diharapkan menunjang ekonomi mereka,” jelasnya.
Pinjaman yang disalurkan tersebut, sekitar 60 persen bersifat produktif, sedangkan sisanya 40 persen bersifat konsumtif. Karenanya perseroan berperan aktif membantu masyarakat bangkit dari krisis. Sebagai BUMN, Pegadaian terus konsisten mendukung program pembangunan ekonomi, apalagi saat ini masyarakat tengah menghadapi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
“Kami juga bersyukur, meskipun kondisi global kurang bersahabat, penyaluran pinjaman perseroan masih relatif aman. Sampai akhir Juni 2020 NPL tercatat 2,37 persen. Artinya masih dibawah rata-rata NPL industri keuangan,” jelasnya.
Meskipun NPL masih 2,37 persen, namun nilai tersebut lebih rendah dari industri keuangan. NPL yang ada saat ini sudah tercover dengan cadangan yang dimiliki Pegadaian, sehingga jika tidak tercolect, maka pinjaman tersebut tidak akan menggangu perseroan secara keseluruhan. “Pegadaian sudah mempersiapkan diri menghadapi yang terburuk. Kenapa Pegadaian bisa survive? karena Pegadaian memberikan solusi gampang denga tagline mengatasi masalah tanpa masalah, aman cepat murah cepat,” pungkasnya.