Inovasi yang dilakukan Jasa Marga, mampu meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol, sekaligus mendongkrak kinerja perusahaan.
Sekitar satu bulan lagi menjelang Bulan Suci Ramadhan, banyak keluarga yang mulai merencanakan untuk mudik mengunjungi sanak keluarga di tanah kelahiran. Begitu juga dengan keluarga Bapak Sofyan yang tinggal di kawasan Tangerang Selatan, yang sejak jauh-jauh hari telah merencanakan perjalanan pulang kampung. Sofyan pun telah memutuskan untuk menggunakan kendaraan pribadi dan menggunakan jalan tol Trans Jawa. Pertimbangnnya, daerah yang ingin dituju tak jauh dari exit pintu tol.
Perjalanan mudik tahun ini memang perlu dipersiapkan sejak dini, sebab Kementrian Perhubungan memperkirakan ada 80 juta pemudik tahun ini. Meski jumlahnya sedikit turun dari tahun 2022 lalu ( 85 juta pemudik) namun perlu perencanaan yang matang, agar tidak susah di jalan. Apalagi mereka yang akan menggunakan jalan tol diperkirakan malah akan bertambah. Seperti yang disampaikan Direktur Operasional PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), Fitri Wiyanti.
Jasa Marga memprediksi volume lalu lintas saat Arus Mudik melalui 4 Gerbang Tol Utama diperkirakan mencapai 2,21 juta kendaraan. Naik 2,8% bila dibandingkan dengan mudik lebaran 2022 (2,15 juta kendaraan). Untuk Arus Balik, diprediksi dari H+1 hingga H+10 melalui 4 Gerbang Tol Utama sebesar 2,32 juta kendaraan, naik 1,4%dari Lebaran tahun lalu (2,29 juta kendaraan).
Meski pengguna jalan tol makin meningkat, pelayanan yang diberikan oleh Jasa Marga sebagai salah satu pengelola jalan tol Trans Jawa makin baik. Itu juga yang jadi alasan Keluarga Sofyan menggunakan jalan tol saat mudik nanti. “Kami bisa memantau kondisi jalan tol secara real time, mengetahui biaya tarif tol, informasi rekayasa lalulintas, letak rest area hanya dari ponsel, Ujar Sofyan kepada BUMN Track.
Menurut Sofyan, setelah melewati masa pandemi yang mencekam, bisa kembali berlebaran berkumpul dengan keluarga di kampung, “Ini sangat berarti sekali bagi keluarga kami,” ujarnya lagi. Itu sebabnya, meski ada resiko macet parah, ia dan keluarganya tetap bertekad mudik tahun ini.
Nah, untuk memantau sekaligus menghindari titik-titik kemacetan di jalan tol secara real time, Sofyan memanfaatkan aplikasi Travoy, yang juga sudah banyak digunakan pengguna jalan tol. “Aplikasi ini sangat membantu pengguna jalan tol seperti saya”, katanya. Jika bosan atau terjebak macet di jalan tol, bisa memanfaatkan fitur Mampir Yuk di aplikasi ini, untuk mampir sebentar di lokasi kuliner dan pusat oleh-oleh terdekat dari pintu tol.
Sofyan berharap dengan persiapan yang matang ditambah dengan lengkapnya informasi yang tersedia, membuat perjalanan mudik kali ini jadi lebih mudah diantisipasi. Pemudik seperti dirinya banyak terbantu, perjalanan lebih aman, lancar, nyaman dan juga menyenangkan.
Sejak diperkenalkan dua tahun lalu, Travoy telah banyak membantu pengguna jalan tol, terlebih saat musim mudik maupun arus balik. Sekarang aplikasi yang bisa diunduh gratis melalui Playstore dan juga Appstore ini telah dilengkapi dengan Push Notification pada fitur Event Lalu Lintas.
Melalui Push Notification ini, pengguna jalan bisa mendapatkan informasi terkini kondisi lalu lintas Jalan Tol Jasa Marga Group secara otomatis tanpa harus membuka aplikasi Travoy terlebih dahulu. “Ini semakin mempermudah pengguna jalan tol untuk mendapatkan layanan informasi dari kami,” ujar Lisye Octaviana, Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga.
Fitur terbaru lainnya dari Travoy juga memungkinkan pengguna untuk memonitor kondisi lajur dengan tampilan 6 CCTV dan 2 DMS (Dynamic Message Sign) terdekat dengan lokasi Event Lalu Lintas serta update status kegiatan dan penanganan kejadian di jalan tol.
Melompat Tinggi Pasca-Pandemi
Kehadiran fitur-fitur ini merupakan upaya Jasa Marga meningkatkan kenyamanan dan keamanan perjalanan pengguna jalan tol melalui pelayanan digital. Informasi yang tersedia melalui Push Notification pada fitur Event Lalu Lintas, seperti Gangguan Kendaraan akibat kecelakaan, kemacetan akibat kendaraan mogok dan bencana alam seperti banjir atau tanah longsor.
Informasi mengenai pekerjaan pemeliharan berupa perbaikan jalan dan jembatan serta rekonstruksi. Serta informasi penting lainnya mengenai Rekayasa Lalu Lintas, seperti pengalihan, contraflow hingga one way di jalan tol milik Jasa Marga Group.
Fitur terbaru ini melengkapi fitur-fitur lainnya yang telah ada sebelumnya di aplikasi Travoy. Diantaranya fitur Tarif Tol, Travnews, Rest Area, SPBU, Yuk Mampir, Call Center, Derek Online, Panic Shake, Laporan Anda, Maps & CCTV dan TravPost.
BUMN pelopor jalan tol di tanah air ini terus bertekad meningkatkan pelayanan operasionalnya, agar pengguna jalan tol makin nyaman dan lebih aman. Tak hanya melalui aplikasi Travoy, pengguna jalan tol juga bisa memanfaatkan akses call center 14080, Twitter, Instagram, Facebook, Youtube, dan juga Tiktok untuk memperoleh informasi seputar lalulintas dan korporasi sekaligus menyampaikan keluhan dan informasi penting lainnya.
Untuk mendukung kenyamanan dan rasa aman pengguna kendaraan kistrik, di rest area Trans Jawa kini juga sudah dilengkapi dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Sehingga meski menempuh perjalanan jauh, tidak khawatir kehabisan daya baterai kendaraan. Sambil mengisi daya baterai bisa istirahat sejenak memanfaatkan fasilitas yang ada di rest area, sebelum melanjutkan kembali perjalanan. Tercatat setidaknya ada enam lokasi SPKLU di sepanjang Tol Trans Jawa.
Demi memperlancar arus mudik dan arus balik lebaran, pemerintah akan mengoperasikan 16 ruas tol baru. Beberapa ruas tol baru terebut dimiliki oleh Jasa Marga. Diantaranya, Tol Serpong-Cinere Seksi 2 (Pamulang-Cinere) dan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Paket 3 (Kutanegara-Sadang). Beroperasinya ruas jalan tol baru tersebut diharapkan makin mempelancar mobilitas dan meningkatkan konektifitas penduduk.
Jasa Marga tak pernah berhenti berinovasi untuk meningkatkan pelayanan operasional. Seperti diketahui Jasa Marga telah memiliki Jasa Marga Toll Road Command Center (JMTC) sebagai Pusat Kendali (Command Center ) lalu lintas jalan tol berbasis Intelligent Transportation System (ITS).
Intelligent Transportation System (ITS) yang mendukung operasional JMTC terus dikembangkan. Kini ITS telah dikembangkan dalam bentuk aplikasi berupa Jasa Marga Integrated Digital Maps (JID) dan juga apliaksi pengelolaan suara pelanggan.
Kecanggihan JID dimanfaatkan untuk memantau kecepatan kendaraan per segman.
Ganguan lalulintas seperti anteran di gerbag tol dan rekayasaa lalulintas dapat lebih cepat terpantau dan cepat juga terinformasikan kepada seluruh pengguna jalan tol. Pengembangan teknologi ini mampu mendongkrak kemampuan JMTC. Tiga tahun lalu mampu memantau 1.700 CCTV kini lebih dari 2000 CCTV dapat dipantau secara realtime.
Selama ini Jasa Marga memang konsisten melakukan transformasi dan inovasi di semua lini bisnis. Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan ini bukan semata hanya untuk meningkatkan pelayanan kepada penguna jalan tol. Lebih dari itu, transformasi dan inovasi yang dilakukan selama ini ditujukan untuk menghadapi tantangan ke depan yang semakin berat.
Beberapa waktu yang lalu Subakti Syukur pernah mangatakan, transformasi dan inovasi yang dilakukan Jasa Marga ini dipersiapkan untuk bisa mendongkrak kinerja perusahaan lebih cepat, pascapandemi. Dan ternyata benar, BUMN ini bangkit lebih cepat. Buktinya, pada 2021 laba bersih Jasa Marga melompat tinggi, dari Rp 501,05 miliar pada 2020 menjadi Rp 1,61 triliun atau meningkat lebih dari 200% !
Memasuki 2022, hingga kuartal III, Jasa Marga mampu terus mempertahankan momentum pertumbuhannya. Laba yang dihasilkan perseroan per 30 September 2022 sudah mencapai Rp 1,01 triliun, tumbuh 34,38% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian juga dengan pendapatan yang juga tumbuh 10,24% menjadi Rp 11,72 triliun (September 2022) dari sebelumnya Rp 10,63 triliun (September 2021).
Pandemi telah berlalu, mobilitas pengguna jalan tol akan makin bertambah. Jasa Marga dituntut untuk lebih meningktkan lagi pelayanan operasionalnya. Apalagi akan segera diterapkan pembayaran tol tanpa henti atau Metode Multi-Lane Free Flow (MLFF). Kebijakan ini boleh jadi akan mengakibatkan sudah tak ada lagi gerbang tol. Memasuki usainya yang ke-45, kembali kemampuan berinovasi Jasa Marga diuji. Mampukah dengan cepat beradaptasi dengan perkembangan jaman ?