IFG Life terus berinovasi, menjalin kerjasama demi mendongkrak kinerja. Di sisi lain, restrukturisasi pemegang Polis Jiwasraya segera dimulai.
Akhir pekan ini dihabiskan, Kaifa Nadhira dengan menyelesaikan tugas-tugas kuliah, bersama rekan-rekannya. Di sela-sela mengerjakan tugasnya itu, Kaifa berdiskusi secara daring dengan rekan-rekannya mengenai pekembangan Pandemi Covid-19 di tanah air, yang mulai mereda. Menurut mahasiswa Fakultas Teknik di sebuah Perguruan Tinggi di Semarang ini, Pandemi telah membawa banyak pelajaran.
Meski saat ini jumlah penderita baru, kasus aktif maupun korban meninggal sudah jauh menurun, namun secara akumulasi pandemi telah menjangkiti lebih dari 4,2 juta orang. Serta membuat lebih dari 143 ribu orang meninggal dunia. Hal itu membuat Kaifa makin menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan jiwa. Apa yang disampaikannya diamini oleh rekan-rekannya. Mereka sepakat, meski masih tergolong masih muda, membutuhkan asuransi untuk melindungi kesehatan dan jiwa mereka.
Faktanya, pandemi memang telah meningkatkan kesadaran akan perlunya berasuransi. Dari data yang disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri asuransi jiwa membukukan pendapatan premi hingga Rp94,01 triliun pada Semester I-2021, naik 18,4% dari Rp79,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Data ini diperkuat oleh Deputi Direktur Pengawasan Asuransi 2 OJK Kristianto Andi Handoko yang menyatakan, selama pandemi Covid-19 hingga periode Juli 2021 terjadi peningkatan penetrasi asuransi hingga 3,11%. Angka penetrasi asuransi itu meningkat dibanding posisi akhir tahun 2020 yang hanya sebesar 2,92%.
Selain membawa petaka, pandemi ternyata juga membawa hikmah, dengan meningkatnya kesadaran berasuransi di kalangan generasi milenial. Lagi pula, semakin muda seseorang memiliki asuransi akan semakin baik dan menguntungkan.
Alasanya, premi yang dibayarkan semakin murah. Sebab, milenial di rentang usia 20 hingga 30 tahun cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik, sehinga risiko menderita penyakit berat juga relatif kecil. Alasan kedua, mereka belum punya banyak tanggungan. Pendapatan bisa dialokasikan untuk pos-pos pengeluaran yang lebih penting seperti memiliki asuransi.
Meningkatnya kesadaran masyarakat yang membutuhkan proteksi kesehatan dan jiwa, dirasakan juga oleh perusahaan asuransi. Menurut Patro Pander Silitongam Komisaris Utama PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berasuransi di saat pandemi, telah meningkatkan kinerja perusahaan.
Mengutip laporan keuangan IFG Life, pada Triwulan II-2021 tercatat pendapatan premi perusahaan sebesar Rp7 juta. Pada Triwulan III-2021, pendapatan premi bertambah menjadi Rp205 juta, naik lebih dari 2.900%. Begitu juga dengan total pendapatan, yang pada Triwulan II-2021 baru mencapai Rp1,64 miliar. Sedangkan di Triwulan III-2021, naik 217% menjadi Rp3,56 miliar.
Kerjasama Membidik 350 ribu Peserta
Di industri asuransi nasional, IFG Life memang tergolong baru. Perusahaan ini baru berdiri setahun yang lalu, tepatnya pada 22 Oktober 2020, dan telah mengantongi izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 7 April 2021.
IFG Life merupakan anak usaha dari Indonesia Financial Group (IFG) yang merupakan holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan. Kehadiran IFG Life merupaan bagian dari peta jalan (roadmap) grup untuk memiliki bisnis di sektor asuransi jiwa, kesehatan dan pengelolaan dana pensiun.
Meski tergolong pemain baru, namun produk asuransi yang ditawarkan tergolong komplet. IFG Life memiliki poduk asuransi plus investasi yang dibutuhkan anak muda seperti Kaifa dan temen-temannya. Seperti IFG Life Prime Protection, dengan premi sebesar Rp 4,2 juta setahun atau Rp 350 ribu per bulan, masih cukup terjangkau bagi kaula muda. Premi sebesar itu juga sudah termasuk dana investasi, yang hasilnya bisa dirasakan saat memasuki usia 40 tahun.
Selain IFG Life Prime Protection, di katagori produk asuransi individu, juga ada produk asuransi IFG Personal Accident serta IFG Ultimate Protection. Ketiga produk asuransi ini bisa dimanfaatkan oleh generasi milenial untuk memproteksi diri sekaligus mempersiapkan masa depan yang sejahtera.
Di katagori produk asuransi kumpulan, IFG Life memiliki dua produk. IFG Proteksi Kematian dan IFG Personal Accident. Melihat manfaat yang ditawarkan, produk-produk asuransi dari IFG Life ini merupakan produk asuransi yang berorientasi pada proteksi.
Dalam strategi untuk mengembangkan produk dan menjaring peserta baru, IFG Life baru-baru ini menjalin kerjasama dengan keluaga besar BUMN. IFG Life telah menandatangani perjanjian kerjasama induk yaitu pertama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan kedua dengan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia atau Mandiri Inhealth. Melalui kerjasama ini, IFG Life akan menghadirkan asuransi jiwa dan kesehatan yang berfokus kepada proteksi dan kebutuhan nasabah (customer centric).
Direktur Operasional dan Teknologi Informasi IFG Life, Yusman Dedy Kusuma mengatakan, terealisasinya kerjasama antara IFG Life dengan BTN dan juga dengan Mandiri Inhealth akan dapat memberikan layanan produk yang beragam kepada nasabah dan memperkaya product range. “Dengan begitu, nasabah memiliki akses ke pilihan produk berbasis proteksi yang lebih lengkap dan seamless,” ungkapnya.
Yusman juga menegaskan, dalam kerjasama ini manajemen akan tetap memperhatikan penerapan GCG dan manajemen risiko yang baik.
Sementara itu, Direktur Distribution and Retail Funding BTN, Jasmin menjelaskan, kerjasama penjualan produk antara IFG Life dengan BTN ini akan menyasar sekitar 350 ribu customer base yang dikelola oleh perseroan. Dari kejasama ini melahirkan produk asuransi kecelakaan dengan cacat tetap. Produk yang terintegrasi dengan produk bank KPR non-FLPP ini dinilai sederhana, mudah dimengerti, dan terjangkau. Di samping itu, keberadaan kerjasama ini dapat menyediakan financial security kepada nasabah.
Lantaran berpotensi menjadi new business dengan prospek yang besar, Jasmin menambahkan, tidak menutup kemungkinan ke depan kerjasama ini akan menyasar mitra BTN yang lain dengan memanfaatkan distribution channels yang dimiliki perseroan.
Selaras dengan hal ini, Direktur Utama Mandiri Inhealth, Budi Tampubolon optimis kerjasama antara IFG Life dan Mandiri Inhealth akan memberikan manfaat berupa penambahan varian produk asuransi kesehatan yang disediakan untuk masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi kedua perusahaan.
Mandiri Inhealth telah memiliki network providers yang luas, dan nasabah baru IFG Life akan terus semakin bertambah. “Praktis kerjasama ini akan melengkapi variasi produk asuransi kesehatan berbasis proteksi yang tersedia di IFG Life dan bagi Mandiri Inhealth dapat meningkatkan akses ke saluran distribusi milik IFG Life,” ujar Budi.
Misi Penyelamatan Dimulai
Meski baru setahun berdiri, banyak harapan disematkan di pundak IFG Life. Bagi pelaku industri asuransi, baik peserta maupun perusahaan asuransi, kehadiran IFG Life dapat segera mengembalikan kepercayaan publik terhadap industri asuransi di tanah air.
Seperti diketahui, tujuan utama didirikannya IFG Life adalah untuk membantu menyelesaikan persoalan gagal bayar PT Jiwasraya kepada 17.689 pesertanya. Berdasarkan audit BPK kerugian negara yang diderita, akibat gagal bayar ini mencapai Rp16,81 triliun.
Kerugian sebanyak itu belum pernah diderita oleh perusahaan asuransi di Indonesia. Pemerintah pun turun tangan menyelesaiakan masalah gagal bayar Jiwasraya yang membuat geger industri asuransi nasional. Melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN), pemerintah menyuntikkan dana sebesar Rp20 triliun kepada holding asuransi dan penjaminan BUMN, Indonesia Financial Group (PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)).
Suntikan modal itu digunakan untuk mendirikan anak perusahaan IFG Life, dengan tujuan utama menyelesaikan kasus gagal bayar Jiwasraya.
Mulai November ini, proses penyelamatan bagi pemegang polis Jiwasraya melalui program restrukturisasi akan mencapai tahap akhir. Hal itu ditandai dengan kesiapan IFG Life menerima transfer polis restrukturisasi Jiwasraya.
Pelaksana Tugas Corporate Secretary IFG Life, Fadian Dwiantara menyampaikan, perseroan saat ini masih berkoordinasi dengan Jiwasraya untuk melakukan verifikasi dan validasi terhadap polis-polis yang sudah setuju untuk restrukturisasi. Sebagai catatan, pemegang polis yang telah menyetujui restrukturisasi per 30 Juni 2021 sebanyak 2.004 polis korporasi, 16.852 polis bancassurance, dan 158.833 polis ritel.
Sementara dari hasil pemeriksaan per 26 Oktober 2021, terdapat 1.499 polis korporasi yang sudah memenuhi kriteria dan lengkap. Sedangkan untuk polis bancassurance sebanyak 15.175 polis dan 155.606 polis ritel yang sudah memenuhi kriteria dan lengkap. Sedangkan untuk sisa polis-polis yang lain, masih terus dilakukan verifikasi dan validasi oleh tim dari Jiwasraya dan IFG Life.
Pada dasarnya, menurut Direktur Bisnis IFG Life, Pantro Silitonga, pihaknya sudah siap untuk menerima transfer polis restrukturisasi dari Jiwasraya sebagai bagian dari rencana penyehatan keuangan (RPK) Jiwasraya melalui mekanisme restrukturisasi-Bail in-Transfer. Segera setelah semua proses tersebut dirampungkan maka migrasi akan dimulai. Pantro memperkirakan, ada lebih dari 300 ribu polis Jiwasraya yang akan dialihkan ke IFG Life.
Sebagai pendatang baru, IFG Life juga punya tugas untuk dapat meningkatkan penetrasi produk asuransi di masyarakat. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih sangat rendah dalam lima tahun terakhir. Ketua AAJI Budi Tampubolon mengatakan, rata-rata penetrasi asuransi jiwa dalam lima tahun terakhir pada posisi 6,5%. Artinya, baru sekitar 18 juta jiwa penduduk menjadi nasabah asuransi jiwa dari total penduduk 270 juta jiwa.
Di sinilah IFG Life memiliki peranan vital. Yakni meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus memberikan edukasi, khususnya kepada generasi milenial, seperti Kaifa dan teman-temannya, agar makin melek asuransi.