Jakarta, BUMN TRACK – KAI Commuter menghadirkan layanan transportasi yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat dengan layanan Kereta Api Perkotaan yang dioperasikan melalui skema tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah/Public Service Obligation (PSO).
Sebagai operator kereta api perkotaan atau KA komuter, melalui PT KAI (Persero), KAI Commuter bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub menghadirkan transportasi kereta perkotaan dengan tarif yang sangat terjangkau.
Dengan adanya transportasi kereta komuter yang bersubsidi ini, memberikan akses mobilitas yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan moda transportasi yang efisien dan hemat biaya. Dengan tarif yang sangat terjangkau, pekerja harian maupun pekerja lepas dapat terus bermobilisasi tanpa harus memikirkan mahalnya ongkos transportasi yang harus mereka keluarkan.
Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, menyampaikan bahwa layanan kereta perkotaan PSO merupakan peran Pemerintah, dalam hal ini DJKA, dalam menyediakan transportasi yang terjangkau dan dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat, terutama para pekerja harian atau pekerja dari sektor riil seperti pedagang dan petani.
“Layanan ini juga merupakan bagian dari upaya KAI Commuter dalam mendukung perekonomian rakyat dengan menyediakan transportasi yang terjangkau, aman, dan nyaman, serta mendukung upaya Pemerintah dalam mengurangi kemacetan di area perkotaan,” ujar Leza di Jakarta, Jumat (23/5/25).
Setiap tahunnya, tren pengguna Commuter Line dalam skema kontak PSO terus meningkat. Untuk tahun 2025 ini, diproyeksikan akan melayani pengguna PSO sebanyak 370,92 juta orang. Jumlah tersebut meningkat sebesar 11% dibandingkan pada tahun 2024 lalu, yang tercatat sebanyak 334,29 juta orang lebih pengguna.
Leza juga menambahkan bahwa dalam kurun 5 tahun terakhir, tren pengguna PSO Commuter Line terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya wilayah operasional layanan kereta komuter di wilayah Pulau Jawa.
Pada tahun 2019, pengguna PSO Commuter Line sebanyak 343,6 juta orang, pada tahun 2020 mengalami peningkatan 1,5% dengan jumlah pengguna PSO sebanyak 348,9 juta orang. Sedangkan pada tahun 2021, di masa pandemi, pengguna PSO Commuter Line sebanyak 172,4 juta orang.
Sementara itu, pada tahun 2022 terjadi peningkatan pengguna PSO Commuter Line sebesar 27,6% atau sebanyak 220 juta orang lebih. Pada tahun ini, KAI Commuter juga mendapat penugasan untuk mengelola layanan kereta komuter di Wilayah 2 Bandung dan Wilayah 8 Surabaya. Pada tahun 2023, di masa pasca-pandemi dan berangsur normal, pengguna PSO Commuter Line sebanyak 268,52 juta orang.
Saat ini, layanan kereta komuter yang dikelola KAI Commuter terdapat di beberapa wilayah di Pulau Jawa, mencakup Jabodetabek dan sekitarnya yang terdapat layanan Commuter Line Jabodetabek, Commuter Line Merak untuk wilayah Banten, serta Commuter Line Walahar dan Jatiluhur untuk wilayah sekitar Karawang, Cikampek, dan Purwakarta.
Sementara itu, untuk wilayah Bandung dan sekitarnya terdapat layanan Commuter Line Bandung Raya dan Commuter Line Cibatuan untuk wilayah Garut. Di Wilayah Kutoarjo, Yogyakarta, Surakarta, dan Karanganyar terdapat layanan Commuter Line Yogya-Palur dan Prameks. Sedangkan untuk layanan Commuter Line yang menghubungkan kota Surabaya ke berbagai kota di Jawa Timur juga dikelola oleh KAI Commuter.
Leza Arlan juga menambahkan, dengan adanya kereta perkotaan PSO, masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi dapat menikmati layanan transportasi yang terjangkau dan nyaman. Tidak hanya itu, keberadaan kereta perkotaan PSO juga mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang dilaluinya serta membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar.
“Selain itu, kereta perkotaan PSO juga memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat luas. Dengan tarif yang lebih murah, pelajar, pekerja, dan pelaku usaha kecil dapat bepergian tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam, lebih hemat sehingga dapat mengalokasikan anggaran mereka untuk kebutuhan lainnya,” tambah Leza.
Leza menegaskan bahwa KAI Commuter terus berupaya agar kereta perkotaan PSO bisa menjadi layanan transportasi yang terjangkau, lebih inklusif, berdaya saing, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat luas melalui kereta perkotaan PSO.
“Selain itu, kereta perkotaan PSO juga mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” tutup Leza.