Jakarta, BUMN TRACK – Kinerja PT Pelindo Solusi Logisik (SPSL) pada 2024 menunjukan pertumbuhan positif. Setidaknya sejumlah pencapaian positif SPSL terlihat hingga triwulan III 2024. Dimana SPSL, salah satu subholding PT Pelindo tersebut berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,38 triliun. Terjadi peningkatan 2,63 persen dibanding Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan tumbuh 2,68 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dari sisi operasional, SPSL mencatatkan volume gudang sebesar 116,8 ribu ton/m³, sementara kapasitas lapangan mencapai 110,59 ribu boks, dengan tingkat okupansi gedung sebesar 80,4 persen. Capaian tersebut mencerminkan kinerja yang solid, seiring dengan pertumbuhan kawasan industri di Indonesia yang tercatat 57 persen dalam tujuh tahun terakhir. Hal ini turut membuka peluang besar untuk pengembangan layanan logistik di masa depan. Demikian dipaparkan Direktur Utama PT SPSL, Joko Noerhudha kepada wartawan di Jakarta (10/11/2024).
Ditambahkan, Joko, sektor logistik diproyeksikan akan mengalami pengeluaran yang signifikan pada 2026, dengan angka yang diperkirakan mencapai Rp3,839 triliun. Kenaikan tersebut mayoritas didorong oleh sektor fast-moving consumer goods (FMCG), e-commerce, dan farmasi.
“Potensi besar ini membuka peluang untuk memperluas layanan logistik, khususnya di segmen first dan middle mile,” ujar Joko.
Seiring pesatnya perkembangan industri logistik, lanjut Joko, SPSL kini fokus pada pengembangan infrastruktur strategis. Proyek-proyek seperti Kawasan Pendukung Kijing, Kawasan Industri Kuala Tanjung, dan Integrated Logistics Center Tanjung Priok terus berjalan. SPSL juga tengah memperluas layanan logistik multimoda di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, Sumatera Utara, dan Jawa Timur, untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
SPSL pun terus mendorong digitalisasi dalam operasional logistik. Dengan mengimplementasikan sistem real-time reconciliation dan track & trace, perusahaan berupaya meningkatkan akurasi dan kecepatan operasional, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di industri logistik. (*)