Restrukturisasi dan Transformasi Krakatau Steel, Turn Around dari Rugi Jadi Untung

E-Magazine Januari - Maret 2025

Bumntrack.co.id. Jakarta – Menteri BUMN pertama, Dr Tanri Abeng seringkali mengungkapkan bahwa sebaik-baiknya perusahaan itu tergantung dari sebagus-bagusnya pemimpin/Chief Executive Officer (CEO) dalam memimpin perusahaan. The Best CEO tidak hanya dilihat dari peningkatan kinerja perusahaan namun juga dikaitkan dengan sisi leadership dalam menjalankan strategi untuk menjaga keseimbangan bisnis di masa pandemi.

“Ada kolerasi positif antara kapasitas CEO dengan kinerja perusahaan. Tidak hanya dari sisi keuangan, kita juga menilai bagaimana strategi para CEO untuk menentukan langkah transformasi dan pengembangan usaha di tengah tahun yang sulit,” kata Tanri Abeng pada malam Anugerah BUMN 2022 yang berlangsung di JW Marriott Hotel, Jakarta (24/3/22).

Dalam anugerah BUMN tersebut, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk penghargaan sebagai perusahaan BUMN Terbaik II Kategori Strategi Tumbuh dan Bertahan, Terbaik II Kategori Transformasi Organisasi. Sedangkan Silmy Karim meraih penghargaan The Best CEO in Change Leadership sebagai pimpinan perusahaan BUMN yang berhasil melakukan perubahan besar dalam membenahi perusahan.

Corporate Secretary Krakatau Steel, Pria Utama mengungkapkan manajemen Krakatau Steel di bawah kepemimpinan Silmy Karim berhasil melakukan turn around melalui berbagai macam strategi hingga akhirnya mencatatkan laba pada tahun 2020 dan 2021 berturut-turut setelah sebelumnya 8 tahun merugi.

Langkah awal turn around Krakatau Steel di bawah kepemimpinan Silmy Karim dimulai dengan melakukan langkah kritis transformasi sejak 2019 hingga 2020 dengan menandatangani restrukturisasi utang sebesar USD2,3 miliar. Tranformasi juga dibarengi dengan melakukan efisiensi biaya, peningkatan produksi, mengurangi lead time dan meluncurkan digitalisasi untuk transparansi. Pada tahun 2021 hingga 2022, Krakatau Steel terus memaksimalkan kinerja keuangan dan operasional. Salah satunya dengan membangun sumber pertumbuhan baru melalui deal strategis. Perseroan juga melakukan efisiensi karyawan, digitalisasi customer experience dan keputusan bisnis.

Melalui strategi tersebut, laba bersih Krakatau Steel meroket dari minus USD505 juta pada 2019, menjadi positif USD59 juta pada 2021. Perseroan juga mampu mencatatkan rekor sepanjang waktu produksi Hot Rolled (HR) dan CR hingga 2,7 mtpa. Secara organisasi, transformasi Krakatau Steel telah menyelesaikan commissioning, first coil pada Mei 2021, dan menghasilkan yield sebesar 97 persen. Krakatau Steel dan POSCO juga melakukan kerjasama transfer HSM2. Selain itu, Krakatau Steel juga mendapat restu dari menteri BUMN untuk mendirikan 2 sub-holding yaitu Krakatau Baja Konstruksi (KBK) dan Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) guna memperkuat konstruksi baja secara end-to-end, dan penyedia infrastruktur terintegrasi.

Dalam hal transformasi digital, Krakatau Steel mampu meningkatkan customer experience melalui aplikasi seperti KRASmart, Kemudian mengimplementasikan aplikasi untuk mendukung keputusan bisnis misalnya KRASoptima, KRASdemy, dan Digital Control Tower.

“Melalui langkah restrukturisasi dan transformasi, Krakatau Steel mampu menorehkan penjualan konsolidasi tertinggi mencapai Rp32 triliun, EBITDA meningkat hingga dua kali lipat hingga Rp2,1 triliun. Perseroan juga berhasil melakukan pembayaran utang tranche A, B dan Commerzbank senilai Rp3,3 triliun,” kata Dirut Krakatau Steel, Silmy Karim.

Hal tersebut ditopang dengan penurunan biaya energi dari USD25,4 per ton pada 2019 menjadi USD12,5 per ton pada 2021 atau turun 50 persen. Biaya Spare part juga berhasil ditekan dari USD7,35 per ton pada 2019 menjadi USD3,12 per ton pada 2021 atau turun 58 persen. Dari sisi tenaga kerja, Krakatau Steel berhasil melakukan efisiensi dari USD61,64 per ton pada 2019 menjadi USD39,48 per ton pada 2021 atau turun 36 persen. Secara keseluruhan maka penurunan biaya variable cost turun dari USD102,5 pada 2019 menjadi USD59,4 pada 2021 atau turun 42 persen. Sedangkan fixed cost, pada 2019 mencapai USD122,8 menjadi USD65,4 pada 2021 atau turun 47 persen.

Operasional Krakatau Steel juga mencapai rekor tertinggi untuk produksi HRI, CR dan COP. Produksi HR meningkat 30 persen dari 1,55 juta ton menjadi 2,13 juta ton. Produksi CR meningkat 50 persen dari 407 ribu ton menjadi 617.000 ton, sedangkan produksi COP meningkat 5 persen dari 329.000 ton menjadi 345.000 ton.

Dengan beroperasinya pabrik HSM#2, Krakatau Steel mampu menghasilan produk HRC dengan ketebalan 1,4 hingga 16 mm. Kapasitas dapat meningkat 4 mtpa dan market share domestik dari 44 persen menjadi 60 persen. Pabrik tersebut juga mampu meningkatkan kapasitas HRC dari 1,5 juta ton menjadi 4 juta ton dengan yield sebesar 97 persen.

Krakatau Steel juga terus berinovasi melalui program hilirisasi, dengan produk-produk unggulan seperti Kanal C, Floor Deck, C-truss, hollow, metal roof hingga reng asimetris. Produk hilirisasi Krakatau Steel sesuai dengan standar nasional dan internasional, terbukti digunakan pada Jakarta International Stadium.

“Krakatau Steel dalam keadaan perseroan merugi selama 8 tahun terus menerus sangat beruntung memiliki Silmy Karim. Sebelumnya, Silmy sudah berhasil melakukan transformasi di PT Barata dan PT Pindad. Dalam usia muda, Silmy memimpin PT Krakatau Steel dan ternyata berhasil melakukan restrukturisasi utang yang tadinya nilainya USD2,2 bilion atau sekitar Rp35 triliun, kemudian berhasil merampingkan dengan menghemat sekitar Rp10 triliun,” kata Rhenald Kasali, founder rumah perubahan.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.