BERITA
Trending

Sit in “New Normal”

Oleh: Gerald Pasolang, M.M. – Trainer, Jasa Pengembangan Eksekutif PPM Manajemen

Beberapa dari kita mungkin sudah familiar dengan kata sit in. Istilah ini biasa digunakan untuk menggambarkan proses mengamati, merasakan, dan menganalisa pekerjaan baru yang akan dilakukan. Misalnya seorang calon dosen akan diminta untuk sit in di kelas saat dosen lain mengajar agar dapat menangkap apa yang dirasakan mahasiswa dan apa yang dapat diikuti atau diperbaiki dari cara mengajar dosen tersebut sehingga calon dosen dapat merancang proses mengajar yang efektif untuk dia terapkan saat mengajar nanti.


Agar sit in dapat dilakukan dengan efektif, tentunya harus dipersiapkan dengan lengkap sarana dan prasarana juga kesiapan fisik dan mental demi mencapai sasaran sit in secara optimal. Kalau dikaitkan dengan contoh calon dosen tadi sebelum sit in, seharusnya dia sudah mengetahui mata kuliah mana yang akan dia ajar nanti, sehingga dia dapat mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam mata kuliah tersebut, termasuk di dalamnya alat tulis dan alat lainnya untuk mendokumentasikan poin-poin yang menjadi catatan penting selama sit in.
Dalam organisasi seharusnya disadari juga oleh seluruh staf bahwa mereka adalah calon pemimpin yang saat ini sedang sit in pada bagian mereka masing-masing. Sehingga penting bagi seluruh karyawan untuk berinisiatif dalam mendokumentasikan poin-poin apa saja yang dapat diteruskan dan apa yang perlu diperbaiki dari pola kepemimpinan saat ini agar mereka dapat menerapkan kepemimpinan yang lebih efektif di waktu yang akan datang.


Sit in tidak hanya diperlukan untuk mendalami pekerjaan atau tugas baru yang akan diemban, diperlukan juga untuk menghadapi situasi baru termasuk situasi new normal saat ini. Dibutuhkan banyak pengamatan, latihan penerapan, dan analisa berdasarkan apa yang dialami juga oleh organisasi lain sehingga dapat ditentukan pola new normal yang paling efektif di masing-masing organisasi.


Salah satu cara sit in untuk mengetahui apa yang dilakukan organisasi lain dalam situasi new normal adalah dengan banyak mengikuti sharing dalam bentuk pelatihan, seminar, dan bentuk sharing lainnya yang sudah sangat dapat diakomodasi dengan sarana online saat ini.


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa situasi new normal yang masih sulit diprediksi apa yang akan terjadi ke depan membutuhkan banyak input dan acuan untuk kelangsungan bisnis, termasuk di dalamnya bagaimana cara mengelola karyawan dalam situasi yang menuntut pola kerja dan mungkin juga pola kepemimpinan yang baru.
Untuk dapat memahami efektifitas pola kerja dari rumah misalnya, pihak yang bertanggung jawab mengelola proses monitoring kinerja dalam organisasi harus melakukan sit in bekerja dari rumah berulang-ulang, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang terkait langsung dengan bisnis inti organisasi agar dapat menemukan faktor keberhasilan kritis organisasi dengan metode kerja dari rumah yang sedang diterapkan.


Hal tersebut tentunya tidak dapat dilakukan oleh satu atau dua orang saja dalam organisasi, sehingga untuk menentukan ukuran-ukuran keberhasilan organisasi dalam situasi new normal perlu dibentuk tim penyusun ukuran keberhasilan organisasi yang terdiri dari beberapa orang yang kompeten pada pekerjaan-pekerjaan yang terkait langsung dengan inti bisnis organisasi yang nantinya secara langsung dapat dikatakan melakukan sit in di pekerjannya masing-masing tersebut dengan metode baru yang dipilih dalam situasi new normal.


Ukuran keberhasilan yang sudah disusun tentunya harus dievaluasi secara berkala karena perubahan dalam berbagai aspek bisa sangat cepat terjadi dalam situasi ‘new normal’ dan dalam setiap perubahan seharusnya dilakukan sit in pada bagian yang terkena dampak dari perubahan tersebut untuk mendalami perubahan yang terjadi secara komprehensif.


Amati, dengar, rasakan, praktikkan. Lalu, sudah “sit in” di mana saja kita selama ini?

Artikel Terkait

Back to top button