Jakarta, Bumntrack.co.id – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur atau The Sanur resmi menjadi KEK kesehatan pertama di Indonesia. Diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 25 Juni 2025, kawasan ini dikembangkan sebagai destinasi International Health & Wellness dengan layanan kesehatan dan pariwisata terintegrasi seluas 41,2 hektare di Bali.
Di bawah pengelolaan InJourney Hospitality, anak usaha holding BUMN pariwisata InJourney, The Sanur bertujuan menjadi pusat penyembuhan holistik bertaraf internasional sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami proyeksikan ribuan lapangan kerja akan tercipta dan kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat,” ujar Direktur Utama InJourney, Maya Watono dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (7/8/25).
Fasilitas Kesehatan dan Wisata Lengkap di Satu Kawasan
The Sanur menghadirkan Bali International Hospital berkapasitas 240.000 pasien per tahun dengan layanan unggulan (Center of Excellence) seperti jantung, kanker, saraf, pencernaan, dan ortopedi. Klinik internasional lain juga tersedia untuk stem cell, operasi estetika, fertilitas, dan perawatan lansia. Klinik Alster Lake dari Jerman ikut hadir sebagai pelopor terapi sel.
Dari sisi akomodasi, terdapat hotel bintang 5 seperti The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel, The Heritage Collection, hotel tertinggi di Bali dengan 10 lantai. Untuk kegiatan MICE, tersedia Bali Beach Convention Center berkapasitas 5.000 orang. KEK ini juga dilengkapi Ethnobotanical Garden, infrastruktur hijau, Command Center, area komersial, serta Sentra UMKM “Natah Antakara”.
Potensi Ekonomi Besar: Hemat Devisa dan Serap Tenaga Kerja
Dengan beroperasinya The Sanur, pemerintah menargetkan potensi penghematan devisa Rp86 triliun karena masyarakat tak lagi berobat ke luar negeri. Bahkan, devisa bisa bertambah hingga Rp19,6 triliun dalam periode 2022–2045. Di tahun 2045, kontribusinya terhadap PDB nasional diperkirakan mencapai Rp80,7 triliun dan menyerap 18.375 tenaga kerja.
Sejak pengembangan dimulai, investasi yang sudah masuk mencapai Rp4,88 triliun dari 13 pelaku usaha. Hingga semester I 2025, sebanyak 4.031 tenaga kerja telah terserap, termasuk 864 orang tenaga kerja lokal, dan bahkan melibatkan penyandang disabilitas.
“Kami ingin The Sanur menjadi simbol kemajuan layanan kesehatan dan pariwisata yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif,” ujar Dirut InJourney Hospitality, Christine Hutabarat.
Dukung Produk Lokal dan Pemberdayaan UMKM
KEK Sanur juga menjadi etalase budaya lokal. Di Bali Beach Hotel, misalnya, berdiri Patung Legong Classic karya I Gede Sarantika dari Ubud dan ukiran khas Gianyar di area konvensi. Produk lokal seperti furnitur, dekorasi, dan makanan juga dipasok dari UMKM Bali.
Melalui Sentra UMKM Natah Antakara, pelaku usaha lokal diberi ruang promosi dan pelatihan lewat InJourney Creative House untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk.
“The Sanur bukan sekadar kawasan kesehatan, tapi juga wadah kolaborasi untuk UMKM, seniman, dan masyarakat lokal agar tumbuh bersama,” tegas Christine.
Indonesia Siap Jadi Pemain Global Wisata Kesehatan
Dengan fasilitas berkelas, sistem terpadu, dan nilai budaya yang kuat, The Sanur diharapkan menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan wisata kesehatan dan kebugaran di Asia Tenggara. Tak hanya memperkuat layanan medis dalam negeri, tapi juga menjadi lokomotif baru pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.