Transformasi Digital Jamkrindo, Adaptasi Bisnis PascaPandemi 

E-Magazine Januari - Maret 2025
Jamkrindo terus melakukan pendampingan, pelatihan, dan konsultasi untuk pengembangan usaha UMKM.

Senyum sumringah diperlihatkan oleh ratusan pelaku UMKM yang ikut berpartisipasi dalam acara Pasar Murah dan Bazaar UMKM BUMN yang diselenggarakan Kementerian BUMN pekan lalu, Sabtu (11/6), di Taman Paseban, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Masyarakat menyambut antusias, maklum, acara baru diadakan kembali setelah dua tahun vakum akibat Pandemi Covid-19.

Optimisme yang diperlihatkan pengusaha UMKM di Bantul, sebenarnya juga mewakili harapan bagi pelaku UMKM lainnya di negeri ini. Tahun ini mereka sangat berharap menjadi tahun kebangkitan bagi UMKM, setelah sempat sempoyongan dihantam pandemi.

Salah satu pelaku UMKM di acara tersebut Nur Purwanto, perajin perak mitra binaan PT Jamkrindo,  menyambut baik acara tersebut seraya berharap seiring dengan berlalunya pandemi acara seperti itu lebih sering diselenggarakan dengan lebih banyak lagi melibatkan UMKM.

Hal senada disampaikan juga oleh pelaku UMKM Mitra Binaan Jamkrindo lainnya, Achmad Mahmuda  pemilik usaha Kopi Mamaku. “Program pengembangan UMKM Jamkrindo telah memberikan dampak yang nyata terhadap perubahan usaha saya, yang kini makin berkembang,”ujar Achmad Mahmuda.

Pandemi memang telah banyak mengubah prilaku kehidupan masyarakat. Ini juga yang kemudian ikut mempengaruhi bisnis UMKM. Masyarakat, termasuk konsumen, saat ini makin melek dunia digital. Hampir semua aktivitas masyarakat selama pandemi dilakukan melalui internet. Mulai dari bekerja, belajar, beribadah, hingga belanja kebutuhan pokok dilakukan secara daring (online).

Perubahan ini juga turut mendorong pelaku UMKM bertransformasi agar dapat bertahan di tengah kondisi yang sulit. Transformasi pelaku UMKM itu bisa dilihat dalam memasarkan produk/jasa, mengikuti pelatihan hingga mengajukan kredit yang semuanya kini bisa dilakukan secara daring. Kondisi ini semakin dipermudah dengan bermunculannya aplikasi dan layanan keuangan yang menyediakan layanan transaksi nontunai alias cashless.

Maka tidak heran jika saat ini pedagang sayur dan buah, pengusaha fashion, produk kesehatan dan kecantikan,  penjual kue, warung tegal hingga rumah makan Padang menjajakan dagangannya melalui media sosial dan juga platform-platform e-commerce yang tersedia. 

Dalam suatu kesempatan, Direktur Bisnis Penjaminan PT Jamkrindo, Suwarsito menegaskan bahwa inovasi digital menjadi salah satu kunci bagi bisnis UMKM,  tidak hanya untuk bertahan di tengah krisis tapi juga mendorong UMKM berkembang lebih cepat, bahkan naik kelas.

Faktanya, selama pandemi ini UMKM yang memanfaatkan teknologi digital makin meningkat. Di penghujung 2020 data yang disampaikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tercatat sebanyak 11,7 juta UMKM on boarding ke bisnis daring. Tahun ini, hingga April 2022, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki  mengatakan 19 juta pelaku UMKM telah berhasil onboarding digital.

Tentu saja transformasi pelaku usaha UMKM ini  harus diantisipasi oleh BUMN yang memiliki core business atau bersentuhan langsung dengan UMKM, seperti yang dilakukan oleh PT Jamkrindo.  

Sebagai perusahaan penjamin terbesar di tanah air,  Jamkrindo juga dilibatkan pemerintah, dalam penjaminan Kredit Modal Kerja (KMK) Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejak Juli 2020. PEN digulirkan pemerintah sebagai stimulus untuk menggerakkan perekonomian nasional yang terdampak Pandemi covid-19.

Sebelumnya, Jamkrindo menjadi penjamin Kredit Usaha akyat (KUR) untuk UMKM. Sebagai BUMN yang berdiri di garda terdepan dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional, transformasi di tubuh perseroan sudah menjadi kebutuhan yang tak dapat ditawar.

UMKM Layak

Seperti yang dicanangkan oleh Direktur Utama PT Jamkrindo, Putrama Wahju Setyawan,  memasuki Tahun 2022 yang penuh tantangan dan ketidakpastian, maka transformasi dan inovasi menjadi senjata utama untuk bisa mencapai target-target yang ingin dicapai perusahaan. “Saat ini ekosistem bisnis bergerak ke arah digital dan otomasi, sehingga Jamkrindo harus melakukan transformasi berbasis digital agar proses bisnis menjadi lebih efisien“, ujar  Putrama Wahju.

Transformasi ini juga ditujukan agar seluruh aktivitas perusahaan bisa selaras dengan rencana strategis perusahaan di tahun 2002, yakni Accelerating Innovation with Accountable Risk.  Inovasi ini dibutuhkan agar target utama Jamkrindo tahun ini, yakni volume penjaminan dapat mencapai Rp246 triliun, atau naik 13% dari prognosa 2021 sebesar Rp 218 triliun.  Meningkatnya target volume penjaminan ini seiring dengan meningkatnya  target penyaluran KUR pemerintah dari Rp 285 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 373,17 di tahun 2022.

Untuk mencapai target tersebut, berbagai strategi telah dipersiapkan. Diantaranya melakukan pengembangan sistem penjaminan, optimalisasi SDM di seluruh unit kerja , meningkatkan pelayanan serta memperkuat kolaborasi dengan mitra penyalur KUR.

Salah satu inovasi yang dilakukan Jamkrindo adalah dengan membuat aplikasi khusus dalam pengelolaan dokumen. Aplikasi bernama Document Management System (DMS) dimanfatkan untuk menyimpan dokumen, penggunaan dokumen antar unit kerja,  yang dapat dilakukan secara online, real time, secure, serta dapat dipantau melalui situs web https://dms.jamkrindo.co.id/.

Tata kelola arsip dengan memanfaatkan aplikasi DMS ini memiliki keunggulan minim risiko dibandingkan dengan pengelolaan dokumen secara manual.  Penggunaan DMS mampu meningkatkan produktivitas, sebab proses bisnis jadi semakin cepat. Penggunaan DMS juga terbukti menghemat biaya dokumen dan meningkatkan efisiensi ruang penyimpanan.

Sebagai BUMN yang ditugaskan untuk membantu pelaku usaha UMKM naik kelas, sejumlah inovasi juga diluncurkan. Misalnya, menyediakan platform digital melalui UMKMLayak.co.id.  Aplikasi ini diluncurkan Jamkrindo didasari, karena penyaluran kredit UMKM memiliki risiko tinggi yang menyebabkan kenaikan kredit bermasalah (NPL). Tingginya kredit macet ini dapat berimbas pada meningkatnya rasio klaim penjaminan.

Untuk meredam tingginya risiko kredit macet di UMKM, dibutuhkan sistem untuk menyusun profiling risiko UMKM serta mengembangkan bisnis melalui Marketplace Guarantee. Kebutuhan tersebut dijawab oeh Jamkrindo dengan membuat UMKM layak, sebuah platform digital yang dirancang khusus untuk mempertemukan antara UMKM dengan lembaga keuangan sebagai pemberi pinjaman. Dalam aplikasi tersebut,  Jamkrindo berperan menilai kelayakan usaha UMKM melalui sistem pemeringkatan.

Selain menyediakan aplikasi UMKM layak, inovasi lainnya juga dilakukan Jamkrindo untuk mendorong transformasi UMKM naik kelas. Seperti memberikan program kemitraan untuk mendukung UMKM Pemula. Tak hanya itu, pendampingan, pelatihan, dan konsultasi untuk pengembangan usaha UMKM, mengadakan forum berbagi  informasi dan pengalaman UMKM serta menyelenggarakan literasi teknologi agar UMKM bisa memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan usahanya.

Berbagai inovasi ini membuat manajemen optimis mampu mendongkrak kinerja Jamkrindo meski di tengah kondisi yang tidak mudah.  Tanda-tanda ke arah sana sudah terlihat, hingga Mei 2022 Jamkrindo telah merealisasikan penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 82,62 triliun untuk 1,84 juta pelaku usaha UMKM. Realisasi ini meningkat 65% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan mengatakan, dengan nilai penjaminan sebesar itu, UMKM dapat memiliki kekuatan untuk bangkit dan meningkatkan skala usahanya sehingga layak naik kelas dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian negara.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.