BERITA

Transformasi, Langkah Besar Kementerian BUMN Tingkatkan Value

Jakarta, BUMN TRACK – Menteri BUMN, Erick Thohir mendorong transformasi di tubuh Kementerian BUMN dan BUMN. Selama 4 tahun kepemimpinannya Kementerian BUMN menetapkan dan menjalankan 88 proyek strategis yang menjadi target terukur dalam mengelola BUMN sekaligus mendorong kinerja BUMN untuk menjadi semakin baik.

“Sampai hari ini, dari 88 tugas Kementerian BUMN, 79 tugas telah dikerjakan dan harapannya di tahun depan kita akan upayakan untuk segera mencapai ke 100% terlaksana, ” ujar Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga pada Ngobrol Pagi BUMN (Ngopi BUMN) yang berlangsung di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (26/10).

Transformasi yang dilakukan telah membuahkan hasil yang cemerlang dan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Arya menyebut, “BUMN berhasil mencetak laba mencapai Rp183,9 Triliun per semester I/2023. Tentunya hal ini merupakan hasil dari konsolidasi dan transformasi BUMN selama 4 tahun,” tambahnya.

Guna memaparkan hasil dari transformasi yang dijalankan oleh BUMN, Ngopi BUMN turut menghadirkan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah, dan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN Group Mohammad Abdul Ghani.

Para Direktur Utama BUMN ini membagikan perkembangan serta evaluasi transformasi di perusahaannya yang tidak hanya mengikuti perkembangan industri global, namun juga ditargetkan meningkatkan nilai BUMN dan stabilitas ekonomi nasional.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, meski transformasi merupakan jalan yang berliku dan tidak mudah, transformasi yang dilakukan BRI berjalan dengan sukses. “Sukses ini menurut saya tidak lepas dari kepemimpinan Menteri BUMN RI Erick Thohir yang fokus dan tuntas dalam mengerjakan sesuatu”, ungkapnya.

Dengan fokus tersebut, Kementerian BUMN mampu menyelesaikan sejumlah persoalan yang ada di BUMN secara satu per satu.

“Pada akhirnya, banyak masalah yang bisa diselesaikan. Jadi kata kuncinya adalah kepemimpinan,” ucap Sunarso.

Agar transformasi dapat berjalan sukses, diperlukan empat hal. Pertama adalah kejelasan objek transformasi dan fokus. Kedua, pemimpin yang kompeten dan konsisten yang harus menggerakkan transformasi. Ketiga, program gerakan transformasi diikuti oleh seluruh anggota tim dan terakhir, transformasi harus menjadi mekanisme sistem.

“Oleh karena itu transformasi harus dibuat blueprint-nya supaya menjadi mekanisme sistem,” katanya.

Transformasi BRI difokuskan pada dua area utama, yakni digital dan culture. Transformasi digital dilakukan dengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, dan menciptakan value baru melalui new business model. Transformasi di BRI telah mulai disusun sejak 2016 dengan merancang strategi untuk menjaga pertumbuhan perseroan melalui konsep besar BRIvolution.

Hasil transformasi di BRI pun terlihat dari pertumbuhan kinerja keuangan, dimana laba BRI terus meningkat. Pada saat pandemi laba BRI tahun 2020 turun menjadi sebesar Rp18,66 triliun, tahun 2021 meningkat menjadi Rp30,77 triliun, 2023 kembali meningkat menjadi Rp51,40 triliun dan pada kuartal III 2023. BRI telah mencetak laba sebesar Rp44,21 triliun.

Seiring dengan pertumbuhan laba BRI, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan oleh BRI kepada negara juga terus meningkat dari tahun ke tahun, yakni sebesar Rp28,4 triliun pada 2020, pada 2021 meningkat menjadi Rp27,1 triliun, dan pada 2022, jumlah dividen dan pajak yang disetorkan oleh PT Bank BRI (Persero) Tbk mencapai sebesar Rp34,2 triliun.

Manfaat dari transformasi juga mempengaruhi kinerja PTPN Group selama tiga tahun terakhir. Setelah mengalami restrukturisasi besar-besaran, PTPN Group berhasil mengkompensasi kerugian yang dialami dalam periode lima tahun sebelumnya.

“Kerugian yang ditimbulkan di 2015-2020 mampu dikompensasi dengan keuntungan tiga tahun terakhir. Dan pemenuhan ke kreditur pun terus berjalan,” ujar Abdul Ghani, Direktur Utama PTPN Group.

Menurut Ghani, salah satu faktor penunjang keberhasilan tersebut adalah adanya peningkatan kinerja operasional kelapa sawit sebagai salah satu komoditas utama PTPN Group. Di tahun ini, lanjutnya, produktivitas tandan buah segar (TBS) tercapai sebesar 22,12 ton/hektare, atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 21,69 ton/hektare. Peningkatan juga terjadi terhadap crude palm oil (CPO).

“Di tahun ini produktivitas CPO sekitar 5,13 ton/hektar, sementara di tahun sebelumnya 4,96 ton/hektar,” paparnya.

Dengan berbagai inisiatif strategi dan transformasi ini, Ghani optimis PTPN Group akan terus tumbuh berkelanjutan sembari memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

“Tentunya dukungan dan dorongan dari Kementerian BUMN serta stakeholders terkait akan semakin menguatkan peran PTPN Group sebagai perusahaan perkebunan terbesar di dunia,” ungkap Ghani.

Transformasi secara masif juga telah diterapkan pada BUMN yang bergerak di sektor telekomunikasi yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk/Telkom Indonesia.

“Persaingan dan tantangan yang terberat adalah disrupsi teknologi yang amat sangat cepat. Hal ini bisa kita lihat dari apa yang terjadi di perusahaan telco global bagaimana disrupsi teknologi mengharuskan mereka bertransformasi untuk tetap bisa tumbuh dan relevan dengan kondisi market. Dalam menghadapi tekanan industri dimana harga data semakin kompetitif, dan demand market yang begitu tinggi, transformasi merupakan langkah strategis untuk membuat perusahaan terus tumbuh berkelanjutan dan menciptakan peluang – peluang baru,” kata Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom Indonesia.

Berkaca dari benchmark transformasi serupa yang telah diterapkan perusahaan telekomunikasi global lainnya yang memicu pertumbuhan data center sebesar 7-20%, restrukturisasi Telkom diharapkan dapat meningkatkan potensi data center, khususnya di kawasan ASEAN.

“Kami memilih Five Bold Moves sebagai agenda utama transformasi yang berfokus pada digital connectivity, digital platform dan digital service. Agenda Five Bold Moves diantaranya, FMC yakni integrasi IndiHome ke Telkomsel, InfraCo untuk efisiensi infrastruktur fiber, konsolidasi data center, B2B IT Service dan DigiCo sebagai konsolidasi perusahaan digital. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan valuasi dan EBITDA perusahaan agar terus tumbuh berkelanjutan,” jelasnya.

Artikel Terkait

Back to top button