
Jakarta, Bumntrack.co.id – Pada dua bulan terakhir tahun 2020, rute domestik di Bandara PT Angkasa Pura II diperkirakan semakin bergeliat dan rute internasional semakin bergairah. Rute internasional semakin meningkat seiring dengan dibukanya penerbangan umrah serta Travel Corridor Arrangement (TCA) antara Indonesia dengan beberapa negara yakni Uni Emirat Arab, Korea Selatan, China, Singapura dan menyusul Jepang.
“PT Angkasa Pura II dan stakeholder bersiap dalam melakukan antisipasi peningkatan lalu lintas penerbangan. Protokol kesehatan termasuk dengan konsep Biosafety dan Biosecurity Management wajib diterapkan di seluruh bandara-bandara PT Angkasa Pura II,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin di Jakarta, Minggu (8/11).
PT Angkasa Pura II memperkirakan jumlah penumpang sepanjang tahun yang berat di tengah pandemi ini dapat mencapai sekitar 34 – 35 juta penumpang. Khusus pada 1 Januari – 7 November 2020, jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 17 juta orang atau sekitar 56 persen dari total penumpang di 19 bandara.
Bandara Soekarno-Hatta dan bandara-bandara PT Angkasa Pura II lainnya saat ini menerapkan protokol kesehatan melalui Biosafety dan Biosecurity Management guna menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sektor penerbangan nasional. Konsep biosecurity management dan biosafety management merupakan upaya dalam menjamin kesehatan bagi traveler dan pekerja/staf di 19 bandara. Hal ini sekaligus langkah nyata perseroan dalam menciptakan atmosfer yang dapat menjaga kepercayaan serta keyakinan publik terhadap sektor penerbangan.
Adapun biosecurity management dijalankan untuk melindungi publik dari bahaya COVID-19, dengan program:
- Physical distancing: kewajiban menjaga jarak di setiap area bandara.
- Health screening: pemeriksaan suhu tubuh, pengecekan hasil rapid test/PCR test.
- Passenger touchless processing: lebih banyak fasilitas tanpa sentuhan, misalnya di elevator, toilet, area parkir kendaraan dan area lainnya.
- Facility cleanliness: disinfeksi rutin seluruh fasilitas bagi penumpang.
- People protection: kewajiban penggunaan alat pelindungdiri (APD) misalnya masker bagi setiap orang di terminal, baik traveler mau pun staf bandara
Sementara itu lewat biosafety management, PT Angkasa Pura II memiliki program:
- Biohazard Precautions: Upaya pencegahan dan tindakan perlindungan kesehatan pengguna jasa bandara dari ancaman wabah virus Covid-19.
- Environment screening: Menjaga agar lingkungan tetap bersih dan sehat misalnya penerapan sirkulasi udara yang baik, penggunaan UV sterilizer, serta ke depannya penggunaan plasma cluster dan HEPA filter di terminal.
- Testing lab facilities: Bandara Soekarno-Hatta rencananya akan memiliki fasilitas laboratorium guna melakukan pengetesan COVID-19 terhadap traveler.
- Infrastructure sterilization: Dilakukan disinfeksi di setiap bangunan di bandara.
- Public health assurance: bandara perseroan memiliki protokol penanganan di bandara bagi pihak yang terindikasi terinfeksi COVID-19.
“Penerapan biosafety dan biosecurity management harus dilakukan secara simultan, tidak bisa sendiri-sendiri, karena kedua konsep tersebut saling melengkapi untuk menciptakan Airport Public Health Security,” jelas Muhammad Awaluddin.
Di tengah pandemi ini, PT Angkasa Pura II menilai biosafety dan biosecurity management juga merupakan langkah guna meningkatkan kepercayaan penerbangan di rute internasional. “Di tengah pandemi ini, protokol kesehatan di bandara menjadi sangat penting dan mungkin saja menjadi salah satu persyaratan untuk konektivitas internasional bagi sejumlah negara. Bandara Soekarno-Hatta siap untuk itu karena telah mengadopsi biosecurity dan biosafety management,” kata Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi.