
Erick Thohir, Menteri BUMN 2019 – Sekarang
Menteri BUMN Erick Thohir berobsesi menjadikan kementeriannya,
termasuk BUMN, agar bersifat “service oriented“. Ia pun memutus rantai birokrasi, dengan memangkas jumlah deputi dari tujuh menjadi tiga. Posisi ini digantikan oleh kedudukan dua orang Wakil Menteri (Wamen) yang fokus terhadap portofolio 142 BUMN yang ada.
Di awal kepemimpinannya, Erick mengusung lima prioritas untuk meningkatkan kinerja BUMN menjadi perusahaan yang ekselen dan expert. Pertama, menyeimbangkan fungsi BUMN sebagai pelaku ekonomi dan public service. Kedua, BUMN didorong untuk melakukan inovasi bisnis model, sehingga dari jumlah 142 BUMN yang ada sekarang akan di maping ulang sehingga nantinya BUMN akan lebih fokus pada bisnisnya.
Ketiga, BUMN didorong untuk bersahabat dengan teknologi terkini agar mampu beradaptasi sekaligus mengantisipasi era disrupsi yang terjadi saat ini. Prioritas keempat adalah investasi. Menurut Erick, investasi yang dilakukan BUMN harus jelas hitungannya untuk agar profitabilitas tetap terjaga. “Enggak bisa semuanya padamu negeri, ada hitungannya. Urusan padamu negeri tetap dihitung jadi proses bisnisnya
harus benar, berapa nilai investasinya, berapa return-nya apa saja kendalanya, perlu support apa. Begitupula terkait PMN (Penyertaan Modal Negara) harus dibicarakan secara terbuka,” tegas Erick yang tak menutup peluang sinergi dengan pihak swasta atau asing.
Kelima, prioritas BUMN terkait Roadmap BUMN hingga 2024 adalah pengembangan talenta atau sumber daya BUMN. Ini dibutuhkan karena kerangka kerja BUMN harus menganut prinsip GCG. “Makanya AKHLAK penting tapi enggak bisa hanya slogan. Pembangunan talenta harus digalakkan,” jelas Erick.
Menurutnya, penilaian Key Performance Indicators (KPI) untuk seluruh perusahaan BUMN haruslah mencerminkan kelima poin tersebut. Dirinya juga menargetkan dalam lima tahun kedepan, BUMN menjadi lebih efisien, dari 140 BUMN menjadi 70 BUMN. Sesuai dengan strategi jangka panjang, BUMN dikelompokkan dalam klaster sesuai value chain dan core business. Saat ini, ada 12 klaster BUMN yang dibina dua wakil menteri.
Dari klaster Industri Energi dan Migas, Erick menyatukan Pertagas dan PGN di bawah Pertamina. Selain itu, ia juga menargetkan subholding Pertamina dapat melantai di bursa agar dapat bersaing di pasar global. Sedangkan dari klaster Minerba, Erick menyatukan Antam, Bukit Asam, Freeport Indonesia, Inalum dan Timah menjadi satu holding tambang dan minerba yang diberi nama MIND ID. Melalui MIND ID ini, pemerintah dapat mengelola kembali secara penuh PT Freeport Indonesia dengan kepemilikan saham mencapai 51,2 persen.
Untuk klaster Industri Pangan, Erick Thohir mempersiapkan holding BUMN Pangan yang terdiri dari sembilan BUMN yaitu RNI, BGR Logistics, Berdikari Garam, PPI, Perikanan Indonesia, Perikanan Nusantara, Pertani dan Sang Hyang Seri. Saat ini, BUMN Klaster Pangan dipimpin oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia yang telah berpengalaman membidangi industri gula, kelapa sawit, teh, perdagangan distribusi, dan alat kesehatan.
Dalam klaster Jasa Asuransi dan Dana Pensiun, Erick Thohir telah berhasil menyelesaikan “bom waktu” kasus Jiwasraya. Saat ini Tim Percepatan Restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mencatat jumlah peserta asuransi Jiwasraya yang mengikuti program restrukturisasi polis mengalami peningkatan yang signifikan. Pada klaster manufaktur, Erick memasukkan PT Krakatau Steel (PTKS) sebagai salah satu anggota. Melalui klaster ini, diharapkan BUMN lain dapat memanfaatkan peranan PTKS sebagai produsen baja.
Di tengah upayanya membenahi BUMN, pandemi covid melanda dunia. Erick Thohir terpilih menjadi Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dia juga menempati posisi sebagai kepala tim pelaksana dalam komite ini yang membawahi Satgas Covid-19 dan Satgas PEN. Ia merinci tiga program utama untuk menangani masalah pandemi, meliputi Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh. Fokusnya adalah kesehatan pulih, ekonomi bangkit