
Jakarta, Bumntrack.co.id – Hingga semester I/2021, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk(IPCC) mengungkapkan bahwa perkembangan industri otomotif sempat mengalami penurunan seiring dengan imbas Pandemi Covid-19 dalam periode semester I sepanjang 2019 dan 2020. Namun, pada periode yang sama tahun 2021 mulai menunjukan pemulihan sehingga berimbas pada peningkatan layanan bongkar muat di Terminal IPCC.
“IPCC menjadi bagian dari supporting business industri turut menghadapi tantangan perkembangan industri otomotif yang sempat terimbas Pandemi Covid-19. Untuk itu, IPCC mengupayakan untuk melakukan transformasi bisnis baik dari sisi bisnis dan operasional maupun keuangan yang diantaranya ialah meningkatkan standar pelayanan kepada para pelanggannya; dan melakukan digitalisasi sistem untuk memudahkan dan membantu pelayanan kepada pelanggan serta terkoneksi antar sistem baik dari sisi internal IPCC, automaker, shipping line, maupun customs / Bea Cukai,” kata Direktur Utama IPCC, Rio T.N Lasse dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (24/8).
Dalam hal menjalankan lini bisnis, selain melakukan proses Terminal Handling dimana IPCC melakukan stevedoring maupun cargodoring dengan sejumlah automater, diantaranya Grup Toyota dan Hyundai juga mengupayakan untuk dapat melakukan Terminal Handling dengan sejumlah automaker lainnya yang saat ini sedang dalam penjajakan. Termasuk juga melakukan sejumlah kegiatan yang merupakan bagian dari Value Added Services untuk peningkatan standar layanan di Lapangan Penumpukan IPCC.
“Dari sisi Operasi dan Teknik, pasca terjadinya penurunan jumlah kargo kendaraan di Terminal IPCC, sepanjang semester I tahun ini mulai menunjukan peningkatan. Aktivitas layanan bongkar muat kendaraan di Terminal IPCC dapat dikatakan menunjukan pemulihan bila dibandingkan semester I tahun lalu. Sebagai contoh, CBU ekspor naik 38,63 persen di semester I tahun ini dari periode yang sama di tahun lalu, begitupun dengan ekspor Alat Berat yang naik 19,81% dan spareparts naik 18,13 persen,” kata Direktur Operasi dan Teknik, Andi Hamdani.
Menurutnya, IPCC sebagai bagian dari ekosistem rantai logistik industri otomotif tentunya menyiapkan berbagai hal terkait dengan kesiapan pelayanan di lapangan Terminal IPCC. Kesiapan SDM dalam menangani kargo kendaraan, baik CBU maupun Alat Berat dan lainnya menjadi perhatian manajemen untuk dapat memberikan operational excellent kepada para pelanggannya yang dilakukan melalui berbagai pelatihan dan praktek di lapangan. Di sisi lain, pengerasan lapangan eks-DKP, perbaikan berat lapangan E, pengembangan sistem digital CARTOS di Terminal Internasional dan CARDOM di Terminal Domestik, perbaikan fasilitas jaring debu, managed services e-ticket dan Autogate serta pengerjaan perbaikan di lapangan Terminal termasuk perawatan sistem IT merupakan kegiatan diantaranya yang telah dilakukan oleh Tim Operasi dan Teknik untuk menjaga pelayanan kargo kendaraan di Terminal IPCC agar terjaga dengan baik.
“Untuk meningkatkan pengembangan bisnis, area IPCC bukan hanya di sekitar Tanjung Priok namun, juga terdapat di luar Tanjung Priok diantaranya di Pelabuhan Panjang, Lampung; Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat; dan juga di Gresik, Jawa Timur melalui kerjasama dengan Maspion Group,” kata Agus Hendrianto selaku Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPCC.
IPCC juga sedang membidik kerjasama dengan Pelabuhan yang melayani Terminal Kendaraan di luar wilayah Pelindo 2 dimana kerjasama ini tidak hanya menjadi bagian dari terintegrasinya Pelindo Bersatu namun, juga untuk meningkatkan aliansi kerjasama yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Di sisi lain, Agus juga sedang menyusun rencana pertumbuhan inorganik dengan melakukan sharing discussion dengan sejumlah perusahaan untuk dapat bekerja sama dalam membangun ekosistem rantai logistik kendaraan.
Pihaknya juga tidak menampik bahwa di berbagai media banyak pemberitaan negatif dimana memberikan gambaran bahwa adanya Patimban akan menggerus pangsa pasar dari IPCC dan akan menurunkan kinerja IPCC. Untuk hal ini, Agus menyampaikan bahwa pada dasarnya, jika melihat prospek positifnya, adanya Patimban ini dapat menjadi pelengkap dari Terminal yang ada di Tanjung Priok. Terlebih pada Terminal Kendaraan yang nantinya bisa saling bekerja sama.
“Jika kita melihat target Pemerintah terhadap produksi kendaraan di Indonesia yang mencapai 1 jutaan kendaraan maka Terminal IPCC dan Patimban dapat saling melengkapi. IPCC memiliki kapasitas kendaraan CBU sekitar 560-600 unit kendaraan. Jika tercapai target produksi tersebut dan nantinya akan dikirim ke Terminal Kendaraan IPCC maka kelebihan jumlah dari produksi CBU tersebut bisa saja ditempatkan di Terminal Patimban,” terangnya.
Di sisi lain, salah 1 join operator di Patimban ialah Pelindo 3 yang mana nantinya akan diintegrasikan dalam Pelindo Bersatu sehingga secara tidak langsung bisa saja IPCC akan mendapatkan bagian di Patimban.
“Dari sisi Keuangan dan SDM, sepanjang semester I tahun ini IPCC mampu membukukan laba sebesar Rp14,83 miliar yang didukung oleh peningkatan pendapatan 32,79 persen menjadi Rp233,28 miliar dibandingkan sepanjang semester I tahun lalu dimana IPCC sempat mengalami kerugian Rp240 juta dengan pendapatan senilai Rp175,68 miliar dimana terimbas dari peningkatan beban penyusutan dan beban bunga sewa seiring pencatatan Sewa Lahan yang menyesuaikan dengan PSAK 73,” jelas Feri Irawan selaku Direktur Keuangan dan SDM IPCC.