
Jakarta, Bumntrack.co.id – Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo tidak ingin flag carrier Garuda Indonesia bangkrut. Berbagai upaya telah dilakukan managemen Garuda Indonesia agar bisa menyelesaikan utang dan proses pengadilan.
“Saya harus menekankan bahwa pemerintah tidak ingin membuat Garuda Indonesia bangkrut. Apa yang kami cari adalah penyelesaian utang baik di luar proses pengadilan atau melalui proses pengadilan,” kata Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo kepada wartawan di Jakarta, ditulis Kamis (4/11).
Menurutnya, saat ini managemen Garuda Indonesia tengah dalam pembicaraan dengan kreditor untuk merestrukturisasi utang dan mengharapkan untuk mencapai kesepakatan pada kuartal kedua 2022. “Kami sedang bernegosiasi dengan banyak pihak dengan kebutuhan yang berbeda, sehingga preferensi mereka bervariasi,” kata Wirjoatmodjo.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto mengatakan bahwa saat ini Garuda Indonesia berada di situasi yang pelik. Dan usaha negosiasi ulang dengan para lessor membutuhkan kerja yang ekstra.
“Sejauh ini, langkah terbaik yang didorong adalah penyelamatan melalui negosiasi ulang dengan para lessor. Hal tersebut yang kami lihat sedang diupayakan manajemen Garuda Indonesia saat ini. Hal Itu membutuhkan waktu panjang karena ada puluhan lessor,” katanya.
Garuda Indonesia memang masuk pada situasi terburuk yang pernah dialami. Era yang sama saat Robby Djohan masuk di sekitar awal 2000-an menghadapi Garuda Indonesia yang terpuruk karena salah urus. Dan Situasi saat ini lebih kompleks. Sebab, kata dia, selain ’’warisan’’ salah urus manajemen sebelumnya, Garuda Indonesia menghadapi situasi dampak pandemi Covid-19 yang memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha industri penerbangan dunia. “Garuda Indonesia butuh upaya restrukturisasi yang radikal terkait negosiasi dengan lessor dan kreditur,” katanya.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri), Gerry Soedjatman mengatakan bukan jalan keluar dan tidak mudah untuk menggantikan Garuda Indonesia. Hal ini dikarenakan Garuda Indonesia memiliki sarana prasarana yang sangat besar tidak sebanding dengan maskapai yang lain.
“Posisi Garuda Indonesia tidak mudah digantikan dengan maskapai seperti Pelita Air. hal tersebut lantaran Garuda Indonesia memiliki sarana prasarana yang sangat besar termasuk jumlah pesawat dan rute yang dilayani yang tidak sebanding dengan Pelita Air saat ini,” katanya.