Agresif Transisi Energi, PGEO Bukukan Laba Bersih USD111 Juta di Kuartal III/2022

E-Magazine Januari - Maret 2025

Bumntrack.co.id. Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), emiten anak usaha BUMN dengan kapasitas terpasang panas bumi terbesar di dunia memiliki pos pendapatan baru dari hasil perdagangan karbon.

“Untuk pertama kalinya pada 2022, Pertamina Geothermal Energy (PGE) mencatatkan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit. Ini membuktikan bahwa operasional PGE telah mendapatkan sertifikasi dari berbagai lembaga karbon kredit sehingga PGE berhak untuk memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional PGE,” ujar Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Nelwin Aldriansyah dalam pernyataan resminya, Selasa (21/3/23).

Sejumlah strategi dan upaya monetisasi terus dilakukan PGEO untuk mengawal kinerja keuangan tetap solid dengan misalnya menjaga pendapatan, EBITDA margin maupun profit margin yang stabil hingga rasio utang yang terjaga. Pada kuartal III/2022, Pertamina Geothermal Energy membukukan laba bersih sebesar USD111 juta, tumbuh 67,8 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD66 juta.

“Net profit margin pada sembilan bulan pertama 2022 mencapai 38,8 persen, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang hanya 24 persen,” ujar Nelwin.

Adapun, pendapatan perseroan hingga September 2022 sebesar US$287 juta, tumbuh 3,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD277 juta. Selain itu, perseroan juga berhasil mencatatkan EBITDA sebesar USD244 juta hingga September 2022, naik 10,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD221 juta.

“EBITDA margin PGE pada kuartal III/2022 mencapai 84,7 persen, naik cukup tinggi dibandingkan tiga tahun terakhir yang berkisar di 80 persen,” jelas Nelwin.

Sementara itu, total utang PGEO (utang jangka pendek dan jangka panjang) juga terus menurun, dari USD1,18 miliar pada 2019 menjadi USD931pada kuartal III/2022. Adapun, rasio total debt terhadap EBITDA tercatat 4,6 kali pada 2019 dan turun menjadi 3 kali per September 2022, sedangkan net debt terhadap EBITDA turun menjadi 2,2 kali per September 2022, dari 4 kali pada 2019.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.