Kontribusi Sektor Real Estate Indonesia Sangat Rendah Hanya 0,06 Persen, Akibat NIM Tinggi?

E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, BUMN TRACK – Chief Economist PT PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), Martin Daniel Siyaranamual mengugkapkan bahwa kontribusi sektor perumahan, properti dan real estate terhadap PDB pada triwulan IV 2023 masih sangat rendah, yaitu 0,06 persen.

Apabila tidak ada perubahan arah kebijakan yang signifikan, kontribusi sektor perumahan terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 tidak akan berbeda jauh. Kontribusi sektor perumahan, properti atau real estate terhadap pertumbuhan product domestic bruto (PDB) akan bergerak sideways atau tetap.

“Kalau tidak ada perubahan signifikan kebijakan publik, maka kontribusi tidak akan berubah jauh,” ujar Martin di Jakarta, Kamis (4/4/24).

Pada triwulan IV 2024, Pertumbuhan rasio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terhadap PDB di Indonesia sebesar 3,16 persen atau meningkat 3,10 persen dari periode sebelumnya. Meski begitu dalam tujuh tahun terakhir peningkatan yang terjadi tidak signifikan bahkan relatif stagnan.

Untuk menggenjot kontribusi dan rasio KPR sektor perumahan terhadap PDB, dirinya meminta pemerintahan yang terpilih di tahun ini bisa menetapkan kebijakan afirmatif secara total bagi kemudahan masyarakat mendapatkan rumah yang layak huni. Salah satu kebijakan yang harus dirombak total adalah kebijakan pembiayaan yang murah khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau masyarakat miskin.

“Kebijakan FLPP sekarang ini masyarakat di minta nabung dan menyicil (rumah) dengan tingkat bunga 5 persen, itu memang murah dibandingkan suku bunga komersil. Tapi apakah semua masyarakat Indonesia mampu menyicil dengan tingkat bunga itu, kan tidak,” jelasnya.

Selain itu, apabila dibandingkan dengan 36 negara dengan berpenghasilan menengah atas, Indonesia menempati urutan ke-12 dengan Net Interest Margin (NIM) tertinggi. NIMs Perbankan Indonesia berada di level 5,06 persen yang mengindikasikan mahalnya jasa intermediasi perbankan.

“Perbaikan iklim kompetisi yang ada di industri perbankan akan mendorong peningkatan efisiensi perbankan yang pada akhirnya menurunkan biaya jasa intermediasi,” tegasnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.