Jakarta, Bumntrack.co.id — Presiden Prabowo Subianto meresmikan Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, proyek strategis ini merupakan pengembangan industri baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir yang dikembangkan bersama antara Kementerian BUMN bersama Daya Anagata Nusantara (Danantara) melalui PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), serta konsorsium CATL, Brunp, dan Lygend (CBL).
Konsorsium BUMN yang berada di bawah naungan Danantara tersebut akan berfokus pada pengelolaan investasi dan operasionalisasi berkesinambungan.
Kementerian BUMN akan terus menjalankan pengawasan dan penugasan pemerintah, berkolaborasi dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian, sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah dalam membangun kemandirian ekonomi melalui swasembada energi.
“Indonesia tidak lagi sekadar menambang dan mengekspor bahan mentah, melainkan membangun industri bernilai tambah hingga produk akhir seperti baterai kendaraan listrik,” kata Menteri Erick dalam keterangan kepada media di Jakarta, Senin (30/6/25).
Proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar USD5,9 miliar. Proyek ini akan menciptakan rantai nilai industri dalam negeri yang kuat, mulai dari penambangan nikel hingga produksi baterai berstandar global.
Proyek pabrik baterai di Karawang tidak hanya akan memasok kebutuhan kendaraan listrik nasional, tetapi juga menargetkan ekspor baterai berkualitas tinggi ke pasar global. Di Karawang, pabrik sel baterai berkapasitas awal 6,9 GWh tengah dibangun dan akan dikembangkan hingga 15 GWh dalam lima tahun. Pabrik ini ditargetkan beroperasi pada 2026 guna melayani pasar kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi baik domestik maupun ekspor.
Manfaat dari proyek strategis ini tidak hanya akan dirasakan oleh sektor industri, tetapi juga oleh masyarakat di sekitarnya. Salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja dalam jumlah besar.
“Kita berbicara tentang 8.000 tenaga kerja langsung dan ribuan lapangan kerja lain secara tidak langsung, termasuk dari sektor pendukung seperti katering dan transportasi,” ujar Erick.
Proyek ini juga memiliki dampak sosial ekonomi yang signifikan. “Dengan melibatkan UMKM lokal, proyek ini akan mendorong tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru, khususnya di wilayah Karawang dan Halmahera Timur,” tambahnya.
Keterlibatan mitra global seperti CATL, Brunp dan Lygend dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik akan memperkuat posisi Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasok internasional. Proyek ini bersifat strategis dan akan menjadi lompatan besar dalam meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
BUMN bertekad mengikis peran Indonesia yang selama ini kerap menjadi sekadar pasar bagi produk luar negeri. Pengembangan ekosistem baterai ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga langkah nyata menuju transisi energi yang berkelanjutan.
“Lewat ekosistem baterai kendaraan listrik ini, Indonesia akan memimpin rantai pasok global dan menjadi pusat industri hijau dunia,” ujarnya.
Dengan terbangunnya ekosistem industri baterai kendaraan listrik ini, dirinya berharap Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi, tetapi juga memperkuat posisi sebagai salah satu pusat produksi dan inovasi teknologi hijau di kawasan Asia dan dunia.
“BUMN dan ESDM adalah tulang punggung negara untuk mendorong hilirisasi dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri. Melalui proyek ini, kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia serius menjadi pemain utama kendaraan listrik global, bukan hanya sebagai penonton, sesuai arahan serta visi Presiden Prabowo menjadikan bangsa Indonesia besar dan mandiri,” pungkasnya.