Semester I 2025, KAI Angkut 27,62 Juta Ton Batu Bara

Angkutan Batu Bara KAI
E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id – Selama periode semester I 2025 atau Januari hingga Juni 2025, PT Kereta Api Indonesia (Persero) berhasil mengangkut 27.624.772 ton batu bara, meningkat 5% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 26.211.970 ton.

Angkutan batu bara menjadi kontributor utama dalam layanan logistik KAI, dengan porsi mencapai 82,92% dari total volume angkutan barang KAI keseluruhan selama Semester I 2025, yang tercatat sebesar 33.315.792 ton.

“Angkutan batu bara menjadi tulang punggung pasokan energi nasional sekaligus bukti bahwa logistik berbasis rel kian dipercaya karena efisien, tepat waktu, dan rendah emisi. Pertumbuhan ini juga menegaskan kepercayaan stakeholder terhadap KAI sebagai mitra logistik berkelanjutan,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba di Jakarta, Kamis (17/7/25).

Batu bara tersebut sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulau Jawa dan Bali. Layanan angkutan yang andal dari KAI berperan strategis dalam menjaga ketahanan pasokan listrik nasional, yang menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan aktivitas masyarakat. Listrik yang disalurkan dari PLTU digunakan untuk menghidupkan rumah sakit, sekolah, kantor, pusat perbelanjaan, industri, hingga usaha kecil dan menengah di berbagai pelosok negeri.

Keandalan layanan ini juga ditunjukkan melalui rata-rata ketepatan waktu keberangkatan KA Barang yang mencapai 96,76%, serta ketepatan waktu kedatangan sebesar 90,13% selama Semester I 2025. Kinerja ini mempertegas bahwa kereta api adalah moda logistik yang dapat diandalkan secara waktu dan operasional.

Kesiapan KAI juga selaras dengan kebijakan pemerintah untuk menghapus truk Over Dimension Over Loading (ODOL) mulai tahun 2026. Kereta api menjadi solusi logistik masa depan yang aman, tertib, dan berkapasitas besar.

Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), KAI menargetkan pertumbuhan volume angkutan barang sebesar 15% pada tahun 2029. Komposisinya mencakup 111,2 juta ton batu bara dan 10,9 juta ton komoditas non-batu bara.

Guna mewujudkan target tersebut, KAI tengah mengembangkan simpul-simpul logistik strategis di wilayah Sumatera bagian selatan, antara lain pembangunan Terminal Tarahan II yang diproyeksikan menyerap 18 juta ton batu bara dan pengembangan fasilitas bongkar-muat di Kertapati yang diperkirakan menambah kapasitas hingga 7 juta ton.

Secara keseluruhan, wilayah Sumatera Selatan diproyeksikan memberikan kontribusi tambahan volume sebesar 27,8 juta ton, menjadikannya sebagai pilar utama dalam peta logistik masa depan KAI. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak hanya dibangun dari sisi operasional, tetapi juga melalui investasi infrastruktur yang terarah dan berkelanjutan.

Seiring dengan peningkatan volume angkutan, KAI juga terus memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Sejak Februari 2025, seluruh lokomotif dan genset KAI telah beralih menggunakan Biosolar B40, yakni bahan bakar dengan campuran 40% bahan nabati. Langkah ini merupakan kelanjutan dari uji coba yang dilakukan bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak Juli 2024, dan kini telah diimplementasikan secara penuh.

“Penggunaan B40 tidak hanya menurunkan jejak karbon, tetapi juga mendukung transisi energi nasional melalui pemanfaatan energi terbarukan,” tambah Anne.

Dengan emisi yang lebih rendah dan tingkat biodegradasi yang tinggi, B40 menjadikan angkutan kereta api sebagai pilihan logistik yang lebih ramah lingkungan.

“Melalui layanan yang andal, efisien, dan ramah lingkungan, KAI akan terus menghadirkan solusi logistik yang selaras dengan visi perusahaan yaitu menggerakkan transportasi berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tutup Anne.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.