Jakarta, Bumntrack.co.id – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa sepanjang semester I tahun 2025, produksi batubara mencapai 357,6 juta ton atau 48,34% dari target tahun 2025 sebesar 739,7 juta ton.
Dari angka produksi, 104,6 juta ton diperuntukkan bagi penggunaan dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO). Dengan adanya DMO, menjamin transisi energi berjalan dengan baik menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 mendatang.
“Nah ke depan, atas apa yang diminta oleh DPR, kepada kami untuk melakukan revisi RKAB, dan ini kita akan lakukan, tanpa pandang bulu. Supaya menjaga stabilitas. Kalau kita harganya bagus, berarti negara akan mendapatkan pajak yang baik, pengusaha juga akan mendapatkan keuntungan yang baik. Nah, pengelolaan batubara, sumber daya dalam kita, jangan dimaknai bahwa hanya untuk 5 tahun, tapi nanti kita tinggalkan untuk anak cucu kita,” tegas menteri Bahlil di Jakarta, Senin (12/8/25).
Dari subsektor kelistrikan, kapasitas terpasang pembangkit listrik tumbuh signifikan dengan peningkatan sebesar 4,4 Gigawatt (GW) pada semester 1 tahun 2025, apabila dibandingkan dengan tahun 2024.
Sebesar 876,5 Megawatt (MW) di antaranya dari pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT). Adapun realisasi konsumsi listrik per kapita telah mencapai 1.448 kWh atau 98,9% dari target sebesar 1.464 kWh.
Hal Ini menunjukkan komitmen Pemerintah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap listrik dan juga mendorong pembangunan ekonomi.
Pemanfaatan biodiesel domestik juga menorehkan hasil positif. Dari Januari hingga Juni 2025 pemanfaatan biodiesel sebesar 6,8 juta kL dari target 2025 sebesar 15,6 juta kilo liter (kl).
Capaian ini memberikan manfaat ekonomi signifikan berupa penghematan devisa sebesar USD3,68 miliar atau Rp60,37 triliun dari pengurangan impor diesel.
Selain itu, terdapat peningkatan nilai tambah Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp9,51 triliun.