Jakarta, Bumntrack.co.id – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) bersama Universitas Katolik Parahyangan menyelenggarakan seminar bertajuk “Desain Tanpa Batas: Manufaktur Presisi Pembangunan Rumah dan Hunian Adaptif Terhadap Lingkungan Net Zero Berbasis Building Information Modeling (BIM)”, yang bertempat di Auditorium PPAG UNPAR, Bandung.
Seminar ini menghadirkan berbagai pakar dari pemerintah, akademisi, dan industri konstruksi untuk membahas urgensi pembangunan hunian adaptif dan berkelanjutan melalui kolaborasi desain, teknologi, dan kebijakan.
Agenda ini merupakan bagian dari dukungan terhadap percepatan transformasi sektor konstruksi menuju target Net Zero Emission 2060 di Indonesia dengan narasumber Dr. Ir. Hari Nugraha Nurjaman, MT – Staf Ahli Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Panelis Kebijakan Pemerintah), Dr. Ir. Nathan Madutujuh, M.Sc. – Ahli Struktur Bangunan Gedung, Anastasia Maurina, Ph.D. – Akademisi dan Ahli Struktur Modular, Ivana Sadikin, B.Eng., M.Sc. – Spesialis BIM, Ir. Bagus Tri Setyana, ST, MT – Direktur Operasi 1 PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) (Pembicara), Iwan Prijanto, Ir., MM, GP, IAI – Perancang Utama & CEO PT Dex, pengembang konsep NETRO House (Pembicara) dan Dr. Sahid, ST., MT – Moderator.
Topik diskusi utama mengangkat tema “Mewujudkan Hunian Adaptif dan Net Zero: Kolaborasi Desain, Teknologi, dan Kebijakan”, dengan menggali bagaimana inovasi manufaktur modular, digitalisasi melalui BIM, serta kebijakan pembangunan hijau dapat menciptakan efisiensi sekaligus meningkatkan kualitas hunian masa depan.
Direktur Operasi 1 WEGE PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk memaparkan konsep Modular sebagai inovasi berkelanjutan untuk hunian yang adaptif dan capaian Net Zero melalui perkembangan digitalisasi konstruksi, manufaktur modular, dan peningkatan standar green building.
Selama 90 menit para ahli membahas BIM yang mampu meningkatkan koordinasi lintas disiplin dan meminimalkan kesalahan desain.
Kamudian, Struktur modular mempercepat pembangunan, mengurangi waste material, dan meningkatkan efisiensi energi. Inovasi struktur bangunan diharapkan mendukung performa adaptif terhadap perubahan iklim. Sedangkan sinergi akademisi, industri, dan pemerintah menjadi kunci percepatan implementasi Net Zero Emision.
Bagus Tri Setyana menyampaikan bahwa WEGE terus mengakselerasi inovasi teknologi konstruksi presisi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
“Industrialized construction melalui modularisasi, digitalisasi, dan BIM merupakan masa depan pembangunan. WEGE berkomitmen menghadirkan solusi konstruksi hijau yang efisien, adaptif, dan berdaya saing global,” kata Bagus dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (26/11/25).
Senada dengan Bagus, Direktur Utama WEGE Hadian Pramudia menyampaikan pesan bahwa dukungan teknologi dalam dunia konstruksi bisa menjadi warisan untuk kehidupan di masa depan.
“Transformasi menuju Net Zero bukan hanya tentang penerapan teknologi baru, tetapi perubahan cara pandang kita terhadap masa depan pembangunan. WEGE berkomitmen menjadi katalis dalam menghadirkan solusi konstruksi presisi berbasis inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan. Kami percaya bahwa masa depan hunian Indonesia harus lebih adaptif, lebih hijau, dan lebih manusiawi—agar kemajuan tidak hanya dirasakan hari ini, tetapi diwariskan bagi generasi mendatang,” jelasnya.
Seminar ini terbuka untuk umum dan dihadiri ratusan peserta dari akademisi, profesional konstruksi, mahasiswa, hingga pelaku industri. Melalui agenda ini, diharapkan terbangun pemahaman bersama bahwa pembangunan hunian berkelanjutan bukan hanya inovasi desain, tetapi transformasi sistemik dalam cara kita merencanakan, memproduksi, dan membangun.








