Jakarta, Bumntrack.co.id – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) menyelenggarakan Public Expose pada Jumat 28 November 2025, sebagai bentuk komitmen Perseroan untuk menjaga keterbukaan informasi dan akuntabilitas kepada publik.
Perseroan juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) dengan agenda perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum.
“Transparansi terhadap kondisi pasar dan kinerja Perseroan merupakan bentuk tanggung jawab kepada pemegang saham,” kata Direktur Utama WEGE, Hadian Pramudita di Jakarta, Jumat (28/11/25).
Dalam pemaparan manajemen pada Public Expose tahun ini, WEGE menyampaikan perkembangan terkini kinerja operasional dan kondisi keuangan hingga Triwulan III 2025.
Perseroan mengakui bahwa tahun 2025 merupakan periode penuh tantangan bagi industri konstruksi nasional. Beberapa indikator menunjukkan tekanan, antara lain perlambatan perolehan kontrak baru, penurunan pendapatan kuartalan, dan tingginya kompetisi harga pada tender proyek pemerintah dan BUMN.
Data order book WEGE hingga September 2025 tercatat sebesar Rp4,16 triliun dengan kontribusi terbesar masih berasal dari sektor pemerintah.
Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja tersebut turut dipaparkan, termasuk realisasi tender yang melambat akibat transisi pemerintahan, refocusing anggaran, dan kondisi makroekonomi yang menekan likuiditas sektor konstruksi. Selain itu, margin laba juga terdampak oleh tingginya biaya bahan baku dan ketatnya persaingan proyek.
Meski menghadapi dinamika tersebut, WEGE menegaskan bahwa strategi mitigasi yang telah dijalankan menunjukkan arah pemulihan yang positif. Perseroan secara konsisten melakukan optimalisasi manajemen arus kas, efisiensi biaya usaha, penguatan struktur modal, serta percepatan siklus tagihan proyek.
WEGE juga memperkuat diversifikasi usaha melalui pengembangan produk modular seperti Netro House, Rumah Dosen Modular IPB, dan Marina Bay – Villa Lombok, yang menjadi engine growth baru Perseroan di tengah pasar konstruksi yang sedang terkoreksi.
“Kami menyampaikan tantangan yang dihadapi dengan terbuka, namun lebih penting dari itu, kami menegaskan langkah taktis dan adaptif untuk menjaga keberlanjutan bisnis serta meningkatkan daya saing Perseroan,” tambahnya.
Dalam agenda RUPS-LB, pemegang saham menyetujui perubahan penggunaan sebagian dana hasil penawaran umum (IPO).
Meskipun demikian, manajemen WEGE menekankan bahwa penyesuaian tersebut dilakukan secara terukur dan berbasis kehati-hatian untuk menjaga kelangsungan operasi di tengah kondisi industri yang menekan.
Perubahan penggunaan dana dilakukan dengan mempertimbangkan tiga aspek utama:
- Strategi proaktif menghadapi tekanan keuangan. Dalam industri yang sedang terkoreksi dan dihadapkan pada perlambatan tender, menjaga likuiditas menjadi prioritas fundamental agar Perseroan tetap dapat menjalankan operasional secara sehat.
- Optimalisasi arus kas untuk menjamin kecukupan modal kerja.. Penyesuaian alokasi dana IPO akan memperkuat kemampuan Perseroan dalam menyelesaikan proyek eksisting secara tepat waktu, sehingga mempercepat cash inflow dari pembayaran termin proyek.
- Memperkuat struktur permodalan jangka pendek agar lebih adaptif. Penataan struktur keuangan jangka pendek akan mendukung fleksibilitas WEGE dalam merespons dinamika pasar, sekaligus meningkatkan ketahanan Perseroan dalam menghadapi risiko likuiditas.
Manajemen menegaskan bahwa perubahan penggunaan dana ini tidak mengurangi komitmen terhadap tata kelola yang baik. Seluruh proses dilakukan berdasarkan regulasi pasar modal dan telah dikonsultasikan dengan otoritas terkait.
Keputusan ini diambil justru untuk menjaga keberlangsungan bisnis Perseroan dalam jangka panjang serta memastikan pelaksanaan proyek tetap berjalan dengan kualitas dan ketepatan waktu sebagai prioritas utama.
Selain kinerja finansial, WEGE juga menegaskan pijakan kuat pada aspek keberlanjutan (ESG) yang terus diperkuat. WEGE telah mengimplementasikan berbagai standar internasional, termasuk ISO 50001 Manajemen Energi, serta kebijakan keberlanjutan yang terintegrasi dalam operasi harian Perseroan.
Perseroan juga memperluas kontribusi sosial melalui pemberdayaan UMKM, program zero waste, konservasi beruang madu di Balikpapan, dan inisiatif Kampung Iklim.
Inovasi teknologi seperti penggunaan Building Information Modeling (BIM), modular construction, serta digitalisasi proses bisnis menjadi pilar utama untuk mempercepat efisiensi dan meningkatkan daya saing Perseroan.
WEGE meyakini bahwa kombinasi antara strategi adaptif, penguatan fundamental keuangan, serta komitmen terhadap tata kelola dan inovasi akan menjadi fondasi kuat untuk melewati situasi industri yang menantang. Perseroan akan terus memperkuat komunikasi dengan pemegang saham, investor, dan seluruh pemangku kepentingan sebagai wujud transparansi dan tanggung jawab perusahaan.
Dalam upaya menjaga integritas dan akuntabilitas, WEGE juga berkomitmen untuk terus memperkuat sistem manajemen anti penyuapan dengan penerapan ISO 37001 Anti Penyuapan, yang menjadi bagian dari prinsip tata kelola yang baik dan upaya untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih bersih dan transparan.








