Jakarta, Bumntrack.co.id – PT PP Properti Tbk (PPRO) memastikan kesiapan menghadapi rencana konsolidasi tujuh BUMN Karya yang tengah dikaji Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Konsolidasi tujuh BUMN Karya yang diinisiasi Danantara merupakan bagian dari restrukturisasi industri konstruksi untuk memperkuat fundamental sektor tersebut.
“PPRO memandang Program Danantara sebagai langkah penataan ulang BUMN Karya guna memperkuat industri konstruksi,” kata Direktur Utama PPRO, Dyah Rahadyannie dalam paparan publik, Jumat (28/11/25).
Menurutnya, PPRO akan menata ulang portofolio bisnis dengan fokus pada proyek berarus kas cepat seperti landed house, disertai penguatan efisiensi, kontrol biaya, dan tata kelola. Penyesuaian tersebut dilakukan agar perusahaan siap mengikuti arah konsolidasi.
Ia berharap restrukturisasi di level BUMN Karya berjalan optimal dan memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.
Sekretaris Perusahaan PT PP (Persero) Tbk, Joko Raharjo, menyampaikan bahwa BUMN Karya bersama konsultan tengah melakukan kajian mendalam terkait proses merger. “Penggabungan masih dalam tahap evaluasi,” ujarnya.
Kajian mencakup kinerja operasional, kondisi keuangan, proyeksi proyek hingga potensi risiko. Pembahasan dilakukan secara hati-hati dengan menerapkan prinsip tata kelola yang baik.
Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho menyebut proses integrasi masih berjalan dan ditargetkan selesai pada 2026, meliputi penyatuan aset, SDM, hingga pemenuhan regulasi. Untuk memperbaiki struktur keuangan, Waskita mempercepat divestasi aset.
“Upaya ini dilakukan sambil menjaga dukungan berkelanjutan selama proses integrasi dengan Danantara dan BP BUMN,” katanya.
Dirinya menekankan perlunya disiplin finansial mengingat mayoritas pendanaan Waskita bersifat komersial.
Divestasi proyek KLBM dan Becakayu menjadi prioritas, diikuti langkah menjaga ekuitas tetap positif melalui mitigasi risiko dan optimalisasi piutang anak usaha.








