Manfaat Bertubi Berkat Sinergi

E-Magazine Januari - Maret 2025

Pegadaian dituntut lebih lincah dalam membaca peluang bisnis, khususnya di era industri 4.0 yang serba cepat. Sinergi antar lembaga menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan ekspansi bisnis.

Di tengah era disrupsi ekonomi digital, kolaborasi menjadi salah satu kunci Pegadaian untuk terus bertumbuh dan mempertahankan positioning-nya di industri keuangan tanah air. Kondisi bisnis yang menuntut kecepatan itu, telah mendorong Pegadaian untuk bergegas menyusun strategi yang efektif serta efisien, sehingga dapat mendatangkan lebih banyak peluang nasabah baru dalam satu waktu.

Seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama  PT Pegadaian (Persero), Kuswiyoto, meski hingga saat ini Pegadaian masih terus menunjukkkan kinerja yang baik dengan jumlah nasabah lebih dari 12 juta orang, akan tetapi pihaknya menyadari potensi pasar yang masih sangat terbuka lebar. “Banyak segmen masyarakat yang belum mendapatkan informasi yang lengkap tentang produk dan layanan Pegadaian. Oleh karenanya, kita harus segera bergerak,” ungkapnya.

Beranjak dari kondisi tersebut, Pegadaian pun kini semakin agresif menjalin sinergi dengan banyak pihak. Tak hanya menggandengn BUMN, perseroan juga membuka kran sinergi dengan non BUMN (instansi pemerintahan), komunitas maupun asosiasi sehingga mendatangkan manfaat bagi semua pihak. “Melalui semangat sinergi, peluang Pegadaian untuk  mengembangkan bisnis lewat kerja sama dalam penjualan dan pemasaran produk semakin besar. Artinya, kita harus optimis memandang potensi pasar industri gadai yang masih terbuka luas,” ungkap Kuswiyoto.

Melalui sinergi pula, menurutnya, masing-masing pihak dapat memanfaatkan kapasitas dan kapabilitas dalam melaksanakan, mengembangkan dan meningkatkan bisnis. Bahkan lebih jauh, sinergi ini akan menjadi wadah dalam memberikan kontribusi positif bagi Negara.

Pertimbangan inilah yang kemudian mendorong Pegadaian menghadirkan Divisi Hubungan Kelembagaan sejak 1 Juli 2019. Divisi tersebut bertanggung jawab menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga, baik BUMN, pemerintah maupun swasta. “Kami berharap strategi ini mampu mengoptimalkan peran Pegadaian guna mencapai target menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan sebagai Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat,” jelasnya.

Menyambut persaingan bisnis yang kian dinamis, Pegadaian tidak akan berhenti melakukan inovasi bisnis. Begitupula yang dilakukan oleh seluruh insan Pegadaian. Tanpa lelah, mereka sigap menyikapi tantangan secara inovatif, kreatif, adaptif serta proaktif yang diwarnai perubahan teknologi dan kebutuhan nasabah Pegadaian, agar tumbuh dan berkembang bersama di masa mendatang.

Khusus untuk beradaptasi dengan era industry 4.0 ini, Pegadaian terus melakukan digitalisasi proses bisnis maupun dalam pengembangan distribusi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan layanan yang cepat, mudah dan akurat, serta perkembangan teknologi informasi yang berubah cepat.

“Layanan digital merupakan tuntutan zaman yang tak bisa dihindari. Pegadaian pun menyikapi hal tersebut secara proaktif. Perusahaan tidak boleh berhenti melakukan inovasi jika ingin terus tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Jika tidak merespon perubahan teknologi dan kebutuhan masyarakat, dipastikan perusahaan itu akan ditinggalkan oleh pelanggan,” paparnya.

Sinergi Perkuat Posisi

Kerjasama dengan berbagai mitra bertujuan untuk memanfaatkan kemampuan masing-masing pihak dalam melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan bisnis Pegadaian.  Sebagai BUMN, Pegadaian juga memiliki fungsi sebagai agent of development, yang salah satu wujud perannya adalah memperluas jaringan melalui sinergi.

“Dengan bersinergi, Pegadaian tidak hanya menargetkan penambahan jumlah nasabah, tetapi juga dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan. Sehingga kemitraan ini juga memberikan nilai tambah bagi negeri,” ungkap Kuswiyoto.

Didukung lebih dari 4.100 outlet, 8.000 agen, dan 28.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia, sekaligus sistem IT yang dilengkapi dengan mobile application, akan memudahkan perseroan untuk mendukung proses sinergi.

Dalam lingkup sinergi kelembagaan dengan para BUMN, Pegadaian meyakini ada potensi besar yang bisa dimanfaatkan dalam peningkatan kinerja dan pengembangan jaringan bersama. Mengingat, masing-masing BUMN memiliki kapabilitas di bidangnya.

Sehingga bila dipadukan dalam nilai One Family, One Nation, One Vision to Excellence, maka dapat dipastikan sinergi antar BUMN tak hanya menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan, namun juga meng-create value yang berdampak bagi pembangunan negeri.

Dengan bersinergi, diyakini para BUMN akan semakin memperkuat posisinya. Hal ini tak lepas dari kapabilitas masing-masing BUMN yang sudah besar lagi kuat. Sehingga jika dapat memadukan kapabilitas tersebut, peluang bisnis baru bisa di create dengan memanfaatkan sumber nasabah yang sudah ada di masing-masing pihak.

Mengelola instansi BUMN mungkin memang lebih mudah, mengingat Pegadaian dan BUMN lainnya berada dalam satu payung lembaga yang sama. Meski demikian, kepada  seluru mitra, Pegadaian tetap menerapkan prinsip bisnis yang sama, dan tentu hal ini membutuhkan pelaksanaan strategi yang sungguh-sungguh.

Tidak sebatas oleh BUMN, ke depan Pegadaian juga akan mengelola 34 Kementerian dan mulai menyasar nasabah pegawai negeri. Lebih lanjut, perseroan juga akan memanfaatkan  jaringan BUMN untuk dapat mengelola lembaga swasta yang bermitra dengan BUMN lainnya.

Dalam upaya sinergi, tentunya hal terpenting yang harus dijaga adalah koneksi atau jaringan kelembagaan. Sebab, hal tersebut merupakan kunci penting untuk memudahkan pelaksanaan kerja sama bisnis. “Perpaduan antara jaringan kelembagaan dengan relationship yang baik akan memunculkan peluang bisnis baru. Karena akan lebih mudah mengetahui kebutuhan serta harapan stakeholder lainnya,” ungkap Kuswiyoto.

Hingga saat ini, Pegadaian telah menjalin kerja sama dengan 202 mitra, terdiri dari  38 instansi Pemerintah, 54 instansi BUMN dan 110 instansi swasta. Sebagian kecil BUMN yang telah bersinergi dengan Pegadaian di antaranya Garuda Indonesia, PTPN, Taspen, PNM, RNI, Jamkrindo, Askrindo Insurance, Balai Pustaka, Pelni, dan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).

Tak hanya BUMN, Pegadaian juga merangkul perusahaan swasta serta perguruan tinggi untuk berkolaborasi bisnis guna meningkatkan economic sharing melalui optimalisasi masing-masing kapabilitas sumber daya yang dimiliki. “Kolaborasi dengan lembaga dan perusahaan-perusahaan lain diharapkan dapat membangun nilai tambah pada produk dan layanan Pegadaian,” ujar Kuswiyoto.

Optimalkan Anak Usaha

Kerja sama antara Pegadaian dan perusahaan-perusahaan lain meliputi pemanfaatan sumber daya, produk, layanan dan pengembangan jaringan untuk jasa serta produk unggulan.

Peluang sinergi yang dibidik Pegadaian tidak hanya kapasitas perusahaan induk saja, melainkan anak-anak perusahaan ataupun afiliasinya juga bisa sekaligus disinergikan sehingga ruang lingkup sinergi menjadi lebih luas.

“Kerja sama itu juga didukung oleh masing-masing perusahaan yang terafiliasi dengan anak-anak usahanya. Dengan begitu, setiap perusahaan dapat memanfaatkan kapasitas dan kapabilitas dalam melaksanakan, mengembangkan, dan meningkatkan bisnis masing-masing perusahaan,” tandasnya.

Saat ini Pegadaian memiliki tiga anak perusahaan, yaitu PT Pesonna Optima Jasa yang bergerak di bidang outsourcing dan sewa kendaraan maupun alat-alat kantor. Kemudian ada PT Pesonna Indonesia Jaya yang bisnis utamanya berupa pengelolaan sembilan hotel Pesonna yang terletak di delapan kota, perusahaan ini juga bergerak dalam bisnis building management dan konstruksi. Sementara itu, anak perusahaan terakhir adalah PT Pegadaian Galeri Dua Empat yang berbisnis jual beli emas logam mulia maupun perhiasan lainnya termasuk berlian.

“Untuk mendongkrak kinerja, kita tidak cukup hanya mengandalkan kapasitas perusahaan kita sendiri, tidak cukup juga dilakukan secara retail. Perlu dilakukan cara kolaborasi, sehingga sekali menebar jala, ikan yang bisa terjaring akan semakin banyak. Dan tentunya akan lebih efisien. Melalui sinergi ini, saya optimis Pegadaian makin kuat, tumbuh eksponensial secara berkelanjutan bersama dengan para mitra sinergi lainnya,” ungkap Kuswiyoto, pria yang dikenal sangat giat dalam bekerja.

Landasan Transformasi

Meskipun dari sisi kinerja operasional dan keuangan dalam lima tahun terakhir selalu menunjukkan kinerja gemilang dengan pertumbuhan rata-rata double digit, tak lantas membuat Sang Dirut berpuas diri. Ia menyadari tantangan ke depan akan makin ketat, namun di sisi lain, ia melihat masih banyak potensi dari Pegadaian yang bisa dioptimalkan untuk meningkatkan kinerja dan tumbuh secara berkelanjutan.

Dalam era industri 4.0 saat ini, Pegadaian sudah menetapkan landasan transformasi melalui strategi G-5tar (Grow Core, Grab New, Groom Talent, Gen Z-Tech, dan Great Culture). Landasan transformasi tersebut diterapkan guna mengantisipasi perubahan lingkungan industri dan dinamika persaingan. “Strategi G-5tar merumuskan bagaimana Pegadaian untuk terus tumbuh melalui improvement maupun inovasi produk dan layanan baru dengan mengoptimalkan sistem teknologi ter-update, yang didukung dengan SDM berkualitas dengan mindset  dan culture baru yang lebih pro aktif dalam peningkatan penjualan dan kinerja,” ungkap Kuswiyoto.

Saat ini, telah hadir beberapa produk dan layanan baru yang dilengkapi dengan aplikasi yang makin memudahkan masyarakat dalam mengakses produk-produk Pegadaian. Aplikasi bernama Pegadaian Digital yang dapat di-download dari PlayStore atau App Store itu memanjakan nasabah dengan memudahkan mereka untuk melakukan banyak hal, antara lain booking gadai, pembayaran angsuran, membuka rekening Tabungan Emas maupun top up, hingga layanan pembayaran listrik dan telepon.

Dengan meluncurkan aplikasi tersebut, Pegadaian juga menyasar generasi milenial yang jumlahnya cukup besar. “Selama ini Pegadaian kan segmennya menengah ke bawah dan usia yang relatif ‘tua’. Sekarang kita ingin melayani masuk ke segmen lain, kelas menengah atas dan juga kalangan milenial. Milenial jumlahnya besar, lebih dari 80 juta,” tutur Kuswiyoto.

Sebelumnya, Pegadaian menggandeng Unicorn Tokopedia dalam memperluas akses layanan Tabungan Emas. Kolaborasi dilanjutkan dengan meluncurkan layanan Gadai On Demand, suatu layanan ambil/jemput dan antar (pick up & delivery) yang menggandeng Unicorn Gojek. Perseroan juga punya produk baru yaitu Gadai Efek (saham) yang saat ini sedang proses piloting, dan segera diluncurkan produk Gold Card (kartu emas), di mana pemegang kartu bisa berbelanja di merchant yang sudah ditunjuk berdasarkan jumlah emas yang mereka titipkan di Pegadaian.

Untuk mendukung cashless transaction, Pegadaian telah meluncurkan produk G-Cash, semacam virtual account. “Saat ini program transformasi terus kita jalankan dan kita kawal, tetapi disisi lain saya melihat Pegadaian mempunyai potensi besar dengan melihat sumber daya yang dimiliki saat ini baik dari sisi human capital, infrastruktur berupa jaringan distribusi dan sistem IT, juga didukung kondisi keuangan yang sehat. Produk dan layanan yang kita punya juga semakin variatif sehingga bisa diakses
seluruh kalangan,” tuturnya.

Bidik Peluang

Pegadaian terus berinovasi menciptakan produk-produk baru untuk menggarap pasar baru yang belum terjamah. Dengan produk kekinian yang semakin dilirik masyarakat, Pegadaian kian percaya diri menerobos peluang baru tersebut.

Produk-produk kekinian Pegadaian yang diminati masyarakat saat ini antara lain adalah Produk Tabungan Emas. Produk ini merupakan layanan penitipan saldo emas yang memudahkan masyarakat untuk berinvestasi emas, karena bisa dilakukan secara online. Dengan setoran awal Rp 7.200, nasabah sudah mendapatkan 0,01 gram emas. Kemudian, nasabah bisa menjualnya kembali ketika harga emasnya lebih tinggi.

Produk Tabungan Emas tersedia di seluruh outlet Pegadaian dan melalui aplikasi Pegadaian Digital Service, Agen Pegadaian dan Marketplace. Nasabah bisa mengajukan order cetak emas mulai dari kepingan 1 gram, dan logam emasnya dijamin dengan karatase 24 karat.

Produk Pegadaian lainnya adalah Arrum Haji, yang merupakan pembiayaan untuk mendapatkan porsi ibadah haji secara syariah dengan proses mudah, cepat dan aman. Dengan produk Arrum Haji, nasabah dapat memperoleh tabungan haji yang langsung dapat digunakan untuk mendapatkan nomor porsi haji. Bahkan, dengan menggadaikan 3,5 gram emas, nasabah sudah bisa memperoleh porsi haji.

“Produk Tabungan Emas dan Arrum Haji merupakan dua produk khas Pegadaian yang tidak ditawarkan lembaga keuangan lain, dan ternyata diminati masyarakat,” ungkap Kuswiyoto.

Dengan gencar memasarkan dua produk unggulan terbarunya ini, Pegadaian mencoba membidik peluang atas pasar yang belum tersentuh.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.