
Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam rangka memberikan keamanan dan kenyamanan penumpang pesawat di Bandara Soekarno Hatta, PT Angkasa Pura II (persero) menyediakan Tes Covid-19 yang dilakukan di ruang terbuka hijau. Lokasi tersebut merupakan fasilitas terbaru Airport Health Center yang ada di kawasan SMMILE Center Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Fasilitas ini dioperasikan oleh mitra PT Angkasa Pura II yakni PT Indofarma Tbk melalui anak usahanya yakni Farmalab, untuk memberikan layanan rapid test antibodi. Ke depannya, layanan ditambah untuk rapid test antigen, PCR tes dan ID Now test. Tidak hanya itu, di dekat lokasi ini juga tersedia layanan rapid test drive thru sehingga lebih memudahkan traveler dalam mempersiapkan perjalanan.
Keberadaan Airport Health Center di SMMILE Center ini juga merupakan salah satu persiapan PT Angkasa Pura II dalam mendukung kelancaran penerbangan pada periode angkutan Natal dan Tahun Baru 2020/2021.
“Fasilitas ini merupakan upaya perusahaan menghadirkan layanan tes COVID-19 yang lengkap dan tentunya dilakukan oleh mitra yang memiliki keahlian dalam hal ini adalah Farmalab yang merupakan anak usaha Indofarma. Keberadaan lokasi tes ini, beserta adanya tes drive thru, adalah juga salah satu persiapan kami menyambut angkutan Nataru,” kata President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin di Jakarta, Senin (7/12).
Pihaknya memilih lokasi di SMMILE Center agar traveler dapat semakin merasa nyaman ketika melakukan tes. Lokasi ini adalah area terbuka yang dilengkapi dengan area hijau dan di sisi lain dari lokasi tes juga terdapat sejumlah tenant komersial. Dengan dioperasikannya fasilitas ini, maka dapat mengurangi efek kerumunan penumpang di bandara. Hal tersebut merupakan salah satu upaya penerapan protokol 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) yang terus dikembangkan secara periodik.
“Airport Health Center di Bandara Soekarno-Hatta dan sejumlah bandara lainnya merupakan bentuk dari kolaborasi guna mendukung sektor penerbangan nasional di tengah pandemi ini,” kata Direktur Utama Indofarma, Arief Pramuhanto.
Adapun saat ini di Terminal 2 juga masih dioperasikan Airport Health Center untuk pemeriksaan rapid test antibodi. Tarif untuk layanan rapid test antibodi, sudah termasuk surat keterangan dokter, baik itu di Terminal 2 dan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta adalah Rp85.000 untuk setiap traveler.
Di dalam menyambut periode angkutan Nataru, PT Angkasa Pura II meningkatkan kesiapan aspek sumber daya manusia (People), fasilitas utama serta pendukung (Facilities) dan penerapan prosedur (Process). Penerapan protokol kesehatan 3M di bandara Angkasa Pura II diimplementasikan dalam Biosafety dan Biosecurity Management. Biosecurity management dijalankan untuk melindungi publik dari bahaya COVID-19, dengan program antara lain Physical distancing: kewajiban menjaga jarak di setiap area bandara, Health screening: pemeriksaan suhu tubuh, pengecekan hasil rapid test/PCR test. Sementara lewat biosafety management, PT Angkasa Pura II memiliki program antara lain, Biohazard Precautions: Upaya pencegahan dan tindakan perlindungan kesehatan pengguna jasa bandara dari ancaman wabah virus Covid-19, Environment screening: Menjaga agar lingkungan tetap bersih dan sehat misalnya penerapan sirkulasi udara yang baik, penggunaan UV sterilizer, serta ke depannya penggunaan plasma cluster dan HEPA filter di terminal.
AP II juga memperkenalkan inovasi dalam meningkatkan standar fasilitas keamanan penerbangan melalui penggunaan explosive containment berbasis advanced technology pertama di Indonesia, yang diberi nama Nakula. Melalui Nakula, bandara dapat melakukan kegiatan counter-terorism dengan cepat khususnya pada bagasi tercatat yang dicurigai dapat mengancam keselamatan.
Bagasi yang dicurigai mengandung hazardous material dapat langsung dikirim ke dalam Nakula sebagai prosedur emergency disposal. Seluruh operasional dilakukan dari jarak jauh (remote) tanpa menyentuh objek. Nakula akan melindungi area sekitar dari efek berbahaya misalnya ledakan, di mana kapasitas yang dapat ditahan adalah hingga 5 kg TNT. Gas beracun yang timbul juga dapat diisolasi oleh Nakula sehingga ancaman terhadap manusia dan infrastruktur dapat ditangani.
Proses selanjutnya adalah Explosive Squad dapat menarik Nakula menuju Disposal Area untuk dilakukan dismantle pada objek ledakan. Seluruh operasional Nakula dapat dilakukan dari jarak jauh menggunakan remote control.