
Bekerja di sektor kebandarudaraan merupakan anugerah bagi Yundriati Erdani. Menurut perempuan kelahiran 8 Juni 1970 itu, ia memiliki banyak kesempatan untuk menciptakan peluang dari setiap aktivitas para pelaku bandara, khususnya tamu-tamu yang menggunakan jasa bandar udara di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II (Persero).
“Traffic terbesar terjadi di bandara. Dengan masih adanya traffic tersebut, kita memiliki kesempatan dan peluang yang besar untuk menciptakan layanan yang terintegrasi,” ungkap Yundriati.
Perempuan yang ditunjuk menjadi Direktur Komersial PT Angkasa Pura Solusi (APS), sejak Maret 2018 ini memiliki passion yang tinggi terhadap pekerjaannya. Lebih dari sekadar tanggung jawab mencetak laba optimal bagi perusahaan, Yundriati justru memandang sisi unik dari pekerjaan ini, yakni peran APS sebagai sektor pelayanan publik yang merepresentasikan wajah Indonesia.
“Perusahaan memang harus untung, tapi yang membedakan adalah kita harus menjadi kepanjangan tangan negara melalui pelayanan yang merepresentasikan wajah Indonesia secara keseluruhan. Kami selalu berupaya memberikan experience terbaik bagi para tamu di bandara,” urai peraih gelar Master dari Universitas Indonesia jurusan Comdev&CSR itu antusias.
Ia sungguh all out dalam bekerja, segala peluh tak dirasakannya lagi. Ada rasa bangga ketika mendapati feedback positif yang banyak disampaikan pengguna bandara yang mengaku puas atas pelayanan petugas dan kebersihan bandara Soekarno Hatta, contohnya. “Surat cinta” tersebut disampaikan kepada manajemen PT Angkasa Pura II sebagai induk usaha APS.
“Sehingga kerja di sini kita bukan sekadar mencari uang, tetapi ikut menjaga martabat bangsa. Itulah kenapa kita harus bekerja keras, sebab ada peran yang lebih besar selain mencari untung belaka,” imbuhnya.
Prinsip kerja yang dilakoni sejalan dengan prinsip hidupnya, yakni selalu ingin menebar bermanfaat bagi banyak orang. Meski tergolong pekerja keras, perempuan yang mengaku tak pernah bercita-cita menjadi direktur itu Yundriati tak pernah merasa terganggu dengan kehidupan pribadinya. Ia tetap bisa menjalani hobi bersama keluara tercinta, tanpa terbebani target perusahaan. “Kalau kita menikmati pekerjaan, maka semua tidak akan menjadi beban. Kalau ada masalah atau kerumitan yang dihadapi, saya tidak membiarkan itu jadi beban yang dipikirkan terus menerus, tapi pelan-pelan kita selesaikan,” ujarnya berbagi tips.
Di waktu luang, pecinta kucing ini sesekali berlibur bersama keluarga. Destinasi terbaik bagi mereka adalah daerah atau negara yang kaya akan kebudayaan dan wisata sejarah.