BCA Syariah Targetkan Bank Devisa  pada 2026

E-Magazine Agustus - September 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id  – PT  Bank BCA Syariah (BCA Syariah) memiliki target meningkatkan statusnya menjadi bank devisa pada 2026. Dengan status tersebut  BCA Syariah bisa melayani transaksi valuta asing (valas) seperti transfer ke luar negeri, pembukaan, Letter of Credit,  maupun transaksi internasional lain.

Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum menjelaskan potensi layanan remitansi bagi pekerja migran Indonesia di berbagai negara. Bila menjadi  status bank devisa, BCA Syariah berpeluang menawarkan layanan transfer valuta asing (valas). “Bila sudah menjadi bank devisa, BCA Syariah dapat melayani transaksi dalam valuta asing (valas). Tapi bertahap ya, sekarang lagi tahap kami menyiapkan perizinan,” jelas Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum  usai acara  BCA Syariah Media Workshop 2025 di Bogor  (31/10/2025).

Hanya saja Yuli belum dapat memastikan kapan status bank devisa BCA Syariah dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BI (Bank Indonesia). I berharap bisa secepatnya, setidaknya 2026. Jika memiliki satutus bank devisa, imbuh Yuli, BCA Syariah dapat membantu nasabah yang  hendak melakukan perjalanan ke luar negeri. “Entah narik ATM di sana misalnya, mau belanja di sana, kemudian tarik dari simpanan dia valuta asing di sini,” terang dia.

Yuli juga memaparkan kinerja BCA Syariah yang positif dan berkelanjutan. Dimana per September 2025, aset BCA Syariah  meningkat 20,3 persen (YoY) menjadi Rp18,1 triliun.  Kepercayaan nasabah juga tercermin meningkat yang ditandai dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 24,2 persen (YoY) menjadi Rp14,2 triliun.

Fungsi intermediasi perbankan BCA Syariah pun berjalan baik. Dimana terdapat  peningkatan pembiayaan sebesar  17 persen (YoY)  menjadi Rp12,2 triliun. Pembiayaan tersebut disalurkan kepada semua segmen pembiayaan, baik komersial maupun konsumer.

Dalam mendukung keuangan berkelanjutan, BCA Syariah terus meningkatkan penyaluran pembiayaan dan investasi pada sektor hijau. Per September, nilainya mencapai Rp3 triliun atau 24,8 persen  dari total pembiayaan. Penyaluran tersebut dilakukan melalui enam Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL), antara lain: pencegahan dan pengendalian polusi, eco efficiency, transportasi ramah lingkungan, efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, serta pengelolaan air dan limbah. Di sisi lain, perusahaan terus melakukan edukasi kepada seluruh stakeholder internal maupun eksternal.

“Kami juga memperkenalkan konsep zero waste yang diimplementasikan pada perusahaan. Kami mengolah seragam karyawan lama menjadi motif kain yang bisa digunakan untuk pakaian baru,“ ungkap Yuli.

Pengerjaan dilakukan kelompok perempuan yang dikelola oleh Workshop Adrie Basuki, Circular Designer, sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat di wilayah Bogor.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.