BERITA

BNI Life Catatkan RBC 779,33 Persen di Mei 2020

Jakarta, Bumntrack.co.id – Sepanjang kuartal I 2020, indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 28 persen yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Banyak investor pasar modal mulai menarik dananya dan tengah menanti dampak pandemi ini terhadap perekonomian global. Di samping saham yang anjlok pada bulan maret 2020 terjadi koreksi yang dalam pada harga mark to market obligasi. Sehingga mempengaruhi kinerja produk asuransi unit link pada industri asuransi lainnya yang memiliki produk unitlink.

Berdasarkan data AAJI pada kuartal I 2020 industri asuransi jiwa membukukan hasil investasi turun hingga 450,8 persen atau sebesar Rp47,05 Triliun, termasuk BNI Life negatif 6,09 persen (Unrealise) yang tidak turun terlampau dalam dibandingkan dengan industri.

“Hal ini kami antisipasi dengan segera melakukan beberapa strategi dalam menghadapi kondisi pasar yang belum stabil, antara lain dengan melakukan monitoring atas pergerakan portofolio secara berkala, segera mengurangi portfolio yang memiliki volatilitas yang tinggi, menambah portfolio di fix income (goverment bond) dengan selektif dan menambah kas agar BNI Life memiliki portofolio yang sehat dan menjaga likuiditas,” kata Direktur Keuangan BNI Life, Eben Eser Nainggolan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (30/6).

Dengan kondisi pasar yang belum stabil dan pandemi yang belum usai, BNI Life tetap optimis dengan rasio kecukupan modal atau risk based capital (RBC) yang di periode Mei 2020 berada di posisi 779,33 persen. RBC tersebut masih lebih tinggi dari batas minimal ketentuan OJK yang sebesar 120 persen.

BNI Life berharap dengan kekuatan tenaga pemasar yang tersebar di seluruh cabang BNI dan agency di seluruh Indonesia dapat menopang bisnis BNI Life dengan strategi-strategi BNI Life diantaranya melakukan monitoring tenaga pemasar dengan menggunakan media teleconference; Program spesial “BNI Life Peduli Corona” untuk nasabah yang membeli produk BNI Life Plan Multi Protection dengan uang pertanggungan Rp 1 Miliar; Shifting dan social distancing untuk telemarketer dan fokus melakukan penjualan di daerah yang masih zona hijau, dengan penjualan produk tradisional.

Artikel Terkait

Back to top button