BERITA

BRI Implementasikan Strategi Komunikasi yang Kreatif dan Berempati

Jakarta, Bumntrack.co.id – Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan bahwa komunikasi perusahaan perlu dilakukan dengan kreatif dan berempati untuk merealisasikan tujuan economic value dan social value kepada seluruh pemangku kepentingan. Komunikasi perusahaan harus selalu update terhadap dinamika yang terjadi.

“Jadi, itu yang kami lakukan di BUMN sekarang, baik korporat komunikasi maupun marketing komunikasi. Kami harus terus membuat sesuatu yang kreatif, dengan rasa empati sehingga tetap on the track dan tepat tujuan,” kata Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (24/3/22).

Sebagai Ketua Forum Humas BUMN, dalam mengomunikasikan pesan tersebut perlu mengikuti alur yang ada dalam masyarakat atau media sosial. Dengan demikian, program dari tim komunikasi harus dapat selaras dengan tren yang sedang up-to-date. Corporate communications pun harus mampu menangani setiap permasalahan di berbagai kanal komunikasi, seperti media sosial. Tim komunikasi perusahaan harus dapat membaca, menangani, dan memonitoring segala informasi yang beredar terkait informasi perusahaan.

“Tindakan yang tepat dan terukur harus dilakukan dengan cepat. Kemudian eksekusinya juga harus mengikuti perkembangan teknologi dan tren yang ada,” ujarnya.

Di BRI sendiri, pihaknya pun gencar melakukan kampanye untuk menyampaikan visi dan misi perseroan secara efektif. Kampanye “Memberi Makna Indonesia”, misalnya, dilakukan secara soft sebagai employee proposition bank terbesar di Tanah Air tersebut. Ada pula yang berbentuk hard campaign misalnya ajakan “Ayo kita pakai BRImo”.

Dari kedua hal tersebut, yang terpenting harus selalu mengacu pada core business perseroan agar proses penyampaian nilai bisa terserap dengan baik. Persepsi masyarakat akan BUMN pun menjadi terarah karena berdasarkan fakta dan data dari pencapaian kinerja maupun yang sedang diproyeksikan.

Meskipun demikian, Aestika mengakui dalam proses penyampaian informasi kepada masyarakat, sebuah perseroan tetap menghadapi tantangan. Kabar bohong atau hoax menjadi hal yang tak terhindarkan. Pasalnya, dalam menyampaikan economic value dan social value, sering kali hoax yang menjadi tantangan. Dalam hal ini, corporate communications harus bisa mengatasi tantangan itu, bukan menghindari.

“Kalau tidak benar, kita tunjukkan bahwa itu tidak benar. Intinya kita harus menjawab apa yang ada di hoax. Jawabannya harus benar dan fokus dalam menjelaskan apa yang terjadi,” ujarnya.

Tim komunikasi perusahaan pun harus terus siaga untuk menyiapkan tindakan preventif, proaktif dan responsive sehingga dapat menentukan langkah prioritas ke depan dalam menangani krisis.

Artikel Terkait

Back to top button