
Sebagai perusahaan umum yang bergerak dalam bidang transportasi bus, Perum PPD merupakan bagian dari salah satu pilar ekonomi di bidang transportasi, memindahkan dan menggerakkan orang dari satu tempat ke tempat lain. Artinya, PPD berperan aktif dalam melakukan pemindahan orang yang secara langsung turut meningkatkan pembangunan ekonomi.
“Pada 2019, PPD melakukan beberapa inovasi seperti peningkatan kualitas bus yang tidak hanya bergerak pada ranah konvensional tapi juga dari pelayanan, digitalisasi e-tiketing, sistem informasi hingga integrasi berbagai moda transportasi. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat termotivasi untuk berpindah dari kendaraan pribadi menggunakan transportasi umum. Gimmick yang diberikan seperti e-tiketing, sistem informasi bagi penumpang, halte yang layak dan nyaman,” kata Direktur Operasional Perum PPD, Bambang Suryo Susakti.
PPD saat ini juga telah menerapkan sistem manajemen sehingga pergerakan bus bisa terpantau secara realtime. Selain itu, inovasi yang dilakukan adalah integrasi berbagai moda transportasi dalam satu aplikasi. Misalnya, dari rumah naik ojek kemudian naik bus, setelah dari bus naik ojek lagi sudah terintegrasi melalui satu tiket. “Ini yang namanya inovasi bus online, Integrasi, gojek, bus, dan angkot,” terangnya.
Sebelumnya, kelemahan bus adalah lokasi yang tidak bisa terjangkau ke pelosok. Namun, dengan adanya integrasi moda transportasi tersebut, maka kelemahan tersebut hilang. Aplikasi ini sudah dipakai oleh 200.000 orang, rata-rata terbanyak di Jabodetabek. Saat ini, Perum PPD memiliki 700 armada dengan pendapatan mencapai Rp400 miliar dan laba bersih sekitar Rp50 miliar.
Bagi Perum PPD, bisnis yang dijalankan tidak semata untuk mencari keuntungan, melainkan memberikan kontribusi yang besar bagi agen pembangunan bangsa.