
Menjadi orang nomor satu di perusahaan layanan navigasi udara, Direktur Utama Airnav Indonesia, Novie Riyanto Rahardjo semakin yakin bahwa keselamatan pengguna jasa adalah yang utama. Maklum, AirNav bertanggung jawab penuh pada keselamatan penumpang melalui pergerakan pesawat udara, sejak di darat sampai lepas landas. Dengan begitu, kinerja perusahaan sangat mudah untuk dinilai orang lain.
Novie mengaku, melayani pergerakan pesawat dari Sabang sampai Merauke memiliki tantangan yang beragam. Di Soekarno Hatta, contohnya. Bandara yang setiap jamnya melayani pergerakan pesawat lebih dari 80 penerbangan ini menuntut AirNav untuk melayani dengan ketepatan waktu yang akurat. Begitu pula tantangan dalam melayani penerbangan di remote area, seperti di wilayah Papua. Faktor geografis yang terdiri dari pegunungan hingga masalah cuaca menjadi tantangan tersendiri dalam mengelola pergerakan pesawat di 109 titik layanan udara di sana.
“Meskipun ada kendala-kendala di lapangan, baik itu teknik maupun faktor cuaca, kami tetap menomorsatukan keselamatan, berikutnya barulah ketepatan agar kedatangan maupun keberangkatan tidak mengalami keterlambatan sehingga meresahkan pengguna jasa,” ungkap Novie.
Tingginya risiko pekerjaan yang dihadapi karyawan mendorong dirinya untuk intens melakukan komunikasi dan koordinasi. Dua hal tersebut sekaligus menjadi kunci sukses dalam mengelola SDM di AirNav. Melalui berbagai saluran komunikasi, baik secara langsung ataupun menggunakan sarana teknologi seperti melalui telepon, grup WhatsApp maupun radio satelit, Novie tak lelah memberikan semangat bagi para General Manager dan stafnya yang bertugas di seluruh Indonesia. Pria kelahiran 11 November 1966 ini senantiasa menciptakan suasana yang hangat tanpa sekat.
“Saya lebih suka ngobrol bebas, tidak berbicara sebagai direktur utama. Saya menghilangkan semua sekat, sebab ini menjadi kunci supaya saya tahu permasalahan. Kalau menutup komunikasi saya tidak akan mendapatkan informasi yang lengkap,” ungkap Novie.
Selain menjaga komunikasi, pria yang hobi berenang dan memancing ini juga senantiasa memberikan ketauladanan kepada para staf, seperti sikap jujur, bekerja dengan giat, tepat waktu dan berintegritas. “Kejujuran menjadi kunci keberhasilan untuk bekerja lebih baik,” tegasnya. Khususnya bagi karyawan ATC (Air Traffic Controller), kualitas karyawan ditentukan dari kejujuran dan integritas. “Seorang pegawai ATC harus jujur melaporkan peristiwa yang ada, sebab menyampaikan peristiwa secara jujur merupakan integritas untuk mendukung keselamatan. Sebaliknya, ketika berbohong justru menjadi masalah,” pungkasnya.