Gelar Analyst Meeting, Pertumbuhan Pendapatan IPCC Tahun 2021 Naik 44,96 Persen

E-Magazine Januari - Maret 2025

Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam analyst meeting, Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), Rio T.N Lasse menjelaskan kondisi sektor otomotif kian berangsur membaik. Bahkan di dua bulan pertama tahun ini, terlihat lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Kondisi ini yang mempengaruhi pencapaian IPCC sepanjang 2021 dimana mencatatkan peningkatan kinerja bongkar muat kendaraan dan juga keuangan Perusahaan yang jauh lebih baik dari periode sebelumnya.

Di sisi lain, IPCC telah melakukan RUPSLB pada 4 April 2022 yang lalu dimana terjadi pergantian pada posisi Komisaris Utama yang sebelumnya dijabat oleh Mega Satria yang juga menjabat sebagai Direktur Keuangan Pelindo menjadi Drajat Sulistyo yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Sub-Holding kami Pelindo Multi Terminal. Dari jajaran Direksi terjadi pergantian pada posisi Direktur Keuangan dan SDM dari semula Feri Irawan menjadi Sumarno.

“Membaiknya industri otomotif dan diikuti dengan meningkatnya kegiatan distribusi dan logistik sepanjang tahun 2021 dan di dua bulan pertama tahun ini turut mempengaruhi kinerja dari IPCC. Sebagai contoh, meski kinerja ekspor CBU di Terminal Internasional mengalami penurunan 27,69% namun, diimbangi dengan kenaikan impor CBU sebanyak 21,10%,” kata Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), Rio T.N Lasse dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (18/4/22).

Di sisi lain, IPCC banyak mendapatkan berkah penanganan bongkar muat dari kendaraan Berat (termasuk Alat Berat, Bus, dan Truck) dimana mengalami kenaikan 42,33% untuk ekspor dan 238,32% untuk impor di Terminal Internasional. Pada Terminal Domestik, bongkar muat Kendaraan Berat naik 105,54%. Pada segmen General Cargo, di Terminal Internasional mengalami kenaikan 118,01% untuk ekspor dan 6,67% untuk impor. Sedangkan di Terminal Domestik hanya turun tipis 8,79%.

“Adanya peningkatan kegiatan bongkar muat di Terminal kami tentunya diikuti dengan persiapan yang kami lakukan untuk mendukung lancarnya kegiatan tersebut. Tentunya kami menyiapkan sejumlah Man Power terlatih untuk dapat menangani dan menjaga proses bongkar muat kargo kendaraan dengan tepat waktu dan sangat hati-hati serta cermat. Di sisi lain, kami juga menyiapkan proses di back officenya sehingga proses administrasi dapat lebih efisien, terencana, terukur, dan tepat melalui proses digitalisasi pengarsipan. Kami pun mempersiapkan sarana infrastruktur dan perangkatnya di sejumlah Terminal satelit sehingga semua pelayanan dan penanganan kargo kendaraan terstandardisasi,” kata Andi Hamdani, Direktur Operasi dan Teknik IPCC.

“Kinerja keuangan IPCC sepanjang tahun 2021 mencatatkan hasil yang sangat baik dimana pertumbuhan Pendapatan naik 44,96% mencapai Rp516,84 miliar dimana hampir menyamai pendapatan di tahun 2019. EBITDA kami dapat bertumbuh 242,78% meskipun dari sisi beban pokok pendapatan dan beban usaha ada peningkatan tipis sejalan dengan meningkatnya kegiatan operasional. Untuk sejumlah beban, kami upayakan agar seefisien mungkin sehingga persentase kenaikannya dapat kami jaga. Dengan terjaganya persentase kenaikan beban tersebut secara bottom line kami dapat mencatatkan Laba Tahun Berjalan dimana sepanjang tahun 2021 mengalami peningkatan hingga 352,62% dari tahun sebelumnya yang tercatat rugi,” kata Sumarno selaku Direktur Keuangan dan SDM.

Ia pun menambahkan bahwa kinerja keuangan sepanjang tahun 2021 masih terdapat imbas dari PSAK 73 terutama pada Sewa Aset yang menyebabkan adanya peningkatan pencatatan akun pada Aset Hak Guna, Liabilitas Sewa, Bunga Sewa, dan Depresiasi. Seolah-olah, IPCC mengalami lonjakan kewajiban. Padahal, peningkatan kewajiban tersebut imbas pencatatan Sewa Aset sesuai dengan ketentuan PSAK 73.

“Adanya ketentuan PSAK 73 mengharuskan kita mencatat aset-aset yang kita sewa diperlakukan seperti aset yang kita miliki namun, karena statusnya sewa maka terdapat bunga sewa yang dikenakan. Sewa Aset dihitung dari sisa sewa yang belum kita bayar dan diperhitungkan bunganya. Maka pada sisi Kewajiban muncul Liabilitas Sewa dan di sisi Aset muncul Aset Hak Guna. Sementara di sisi beban muncul kenaikan Beban Depresiasi dan beban keuangan berupa Beban Bunga Aset Sewaan. Ke depan, untuk mengantisipasi adanya imbas ini sedang kami kaji terkait dengan penerapan revenue sharing, khususnya pada lahan yang statusnya sewa yang kita gunakan untuk kegiatan operasional.” Pungkas Sumarno.

Di akhir penjelasan, Direksi menjelaskan sejumlah pencapaian di tahun 2020 dan 2021 dimana memberikan dampak yang positif bagi kinerja IPCC. Sebut saja, adanya perpanjangan kontrak penanganan kargo kendaraan dengan sejumlah pabrikan otomotif, penerapan digitalisasi secara bertahap pada kegiatan Perseoran, perbaikan lahan, hingga full handling kargo Hyundai oleh Perseroan. Di tahun 2022, Direksi mengincar sejumlah Pelabuhan strategis untuk dikerjasamakan yang nantinya dapat memberikan nilai tambah bagi IPCC dan juga bagi Pelabuhan itu sendiri.

“Kami menyiapkan rencana pengembangan baik organik maupun anorganik. Dari sisi organik, dimungkinkan bagi kami untuk kerjasama pengoperasian Terminal RoRo. Lalu, pengembangan pengoperasian Terminal Kendaraan di sejumlah wilayah. Di awal tahun ini, telah dikerjasamakan Terminal Satelit di Belawan. Selanjutnya, kami coba ke Balikpapan, Makasar, Surabaya, dan lainnya untuk melengkapi Terminal Satelit yang eksisting. Jika kita lihat dari sebaran kendaraan maka jalur distribusi kendaraan di Indonesia punya potensi yang besar yang bisa kita garap. Di sisi lain, adanya kebutuhan Kendaraan Berat di sejumlah wilayah juga berpotensi untuk kita tangani dari sisi distribusinya. Sebagai tambahan, adanya merjer Pelindo akan kita optimalkan untuk masuk ke sejumlah daerah sehingga nantinya tidak hanya mengandalkan Priok namun, juga ada kontribusi dari daerah lain,” terangnya.

Bagikan:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.