BUMN Track. Jakarta – Bukan hanya menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia, Indonesia ternyata memiliki banyak talenta potensial yang bisa menjadi masa depan industri kopi nasional. Sebut saja Mandie Soengkono, talenta muda Indonesia yang berhasil mendapatkan juara kedua di kompetisi World Cup Testers Championship 2023. Kompetisi bergengsi ini digelar akhir pekan lalu di Athena, Yunani.
Sebelumnya, Mandie Soengkono menjuarai Indonesia Cup Testers Championship yang dihelat di JIExpo Kemayoran pada kegiatan BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival (ICF) 2023 awal Juni silam. Acara ini merupakan kerja sama antara Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) dan PMO Kopi Nusantara, platform multi-stakeholders partnership industri kopi di Indonesia yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Kompetisi yang didukung oleh BRI, Pegadaian, PTPN Holding, dan Pupuk Indonesia ini ternyata mampu menghasilkan juara yang diakui oleh dunia.
Kesuksesan Mandie ini menjadi contoh dari hasil investasi SDM yang dilakukan oleh Indonesia. Mandie menjadi juara kedua setelah mengalahkan Andrii Vasyliev dari Ukraina dan Oretis Sfiris dari Yunani. Pada babak final, Mandie berhasil menebak tujuh dari delapan gelas dengan benar. Skornya sama dengan juara pertama, Young Baek dari Australia, hanya terpaut waktu saja. Pencapaian ini tentu saja memberikan prestasi yang berharga bagi Indonesia, terlebih Mandie menjadi satu-satunya cup tester perempuan yang masuk babak final.
Kesuksesan Mandie menjadi juara dunia adalah salah satu bukti keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan talenta-talenta terbaik di industri kopi nasional terutama di sektor hilir. Pada BRI & Pegadaian Indonesia Coffee Festival (ICF) 2023 sebelumnya, Direktur Utama BRI, Sunarso, menekankan bahwa BUMN terus mendukung hilirisasi kopi nasional.
Sunarso juga menyebutkan bahwa BRI terus mendorong kebutuhan industrialisasi kopi, salah satunya dengan mendorong talenta-talenta berbakat untuk terus belajar dan menjadi juara dunia. “Visi kita adalah menjual kopi dengan nilai tambah yang maksimal. Visinya itu, dan sudah barang tentu dijual secara global,” kata Sunarso di Jakarta, Selasa (4/7/23).
Untuk mendukung aspirasi tersebut, Sunarso mengungkapkan bahwa BRI siap memenuhi kebutuhan industrialisasi produk pangan tersebut, terutama komoditas kopi bekerja sama dengan semua stakeholders di PMO Kopi Nusantara. Perseroan pun sudah memetakan strateginya. Pertama, dari sisi on farm atau di ladang yang dibutuhkan mulai dari analisis tanah, rekomendasi dan penyediaan pupuk, benih hingga pestisida. Atau bahkan jika perlu bebas dari pestisida menjadi kopi organik.
Kedua, butuh teknologi untuk mekanisasi pertanian. Tentunya dengan pendampingan agronomis dan budidaya. Ketiga, begitu panen masuk fase off-farm maka harus ada pengolahan pasca panen, pemberian modal kerja seperti KUR, distributor financing, kemudian menyediakan off taker, kemudian capacity building dan workshop,” tuturnya.
Keempat, lanjut Sunarso menjelaskan, untuk membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan harus ada project leader untuk supervisi bisnis, hingga koordinasi kegiatan. “Hal ini pun perlu disokong oleh berbagai pihak diantaranya banking dan financial institution untuk pendanaan. Kemudian penguatan sarana produksi, teknologi research and development, perlu adanya pendampingan budidaya dan off taker, dan harus di-cover asuransi supaya untung dan aman. Hal ini sudah ada semuanya pada ekosistem Program Makmur Kopi yang kami jalankan di PMO Kopi Nusantara,” jelasnya.
Ketua SCAI, Daryanto Witarsa, menjelaskan bahwa ajang kompetisi dan pameran seperti ini akan terus di lakukan di Indonesia. “Antusiasme masyarakat Indonesia dalam pengembangan industri kopi nasional sangat besar. Kita harus wadahi antusiasme ini dengan baik agar bisa menjadi mendorong potensi Indonesia menjadi kiblat kopi dunia,” ucap Daryanto yang juga aktif sebagai Wakil Ketua II PMO Kopi Nusantara.