Infrastruktur Mulai Menggeliat, Sentimen Positif Bagi Industri Baja Nasional
Jakarta, Bumntrack.co.id – Dalam rangka membenahi dan memperkuat industri baja nasional, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menggelar Webinar bertajuk Indonesia Steel Demand Outlook. Diskusi virtual ini bertujuan untuk mempertemukan Pemerintah, seluruh pelaku industri baja, dan industri konstruksi agar dapat memahami kondisi yang dihadapi, dan mendapatkan masukan-masukan serta mengetahui kebijakan-kebijakan dalam menghadapi situasi saat ini.
“Pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang dihadapi industri baja global dan nasional. Namun, atas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan Indonesia dari dampak pandemi Covid-19 dengan mendorong ekonomi nasional dan pembangunan infrastruktur, Silmy meyakini bahwa kebutuhan baja dalam negeri akan terus mengalami peningkatan,” kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim di Jakarta, Kamis (22/10).
Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Besi dan Baja Nasional/The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), industri baja global mulai menunjukan pemulihan. Hal ini diperkuat dengan prediksi dari World Steel Association bahwa pada tahun 2021, permintaan baja dunia akan tumbuh sekitar 4,1%.
“Seiring dengan kembali dimulainya proyek pembangunan di masa adaptasi kebiasaan baru dan membaiknya kondisi ekonomi Indonesia pada Q3 2020 dibandingkan Q2 2020, utilisasi industri baja domestik terus mengalami perbaikan dan hingga saat ini kembali pada tingkat utilisasi sebelum adanya pandemi Covid-19 yaitu 40-50%. Hal ini antara lain dikarenakan adanya dukungan kuat pemerintah khususnya terhadap upaya pengendalian atas importasi besi atau baja, baja paduan dan produk turunannya serta stimulus yang diberikan baik fiskal maupun non-fiskal”, tambah Silmy.
Wakil Menteri BUMN I/Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan bahwa pemerintah secara aktif mengatasi perekonomian, termasuk membuat satgas untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah menargetkan agar program PEN dapat mencapai realisasi 100% di akhir tahun 2020. Hingga 14 Oktober 2020, pemerintah telah berhasil merealisasikan Rp 344,11 triliun atau sekitar 49,5% dari total anggaran sebesar Rp 695,2 triliun.
“Pemerintah akan menerbitkan Kebijakan Investasi Pemerintah yang dapat membantu untuk pulihkan Industri Baja dan Perekonomian Nasional. Dengan berbagai upaya pemerintah untuk menangani situasi ini dalam memulihkan perekonomian, kami membutuhkan support para pelaku industri baja dan konstruksi untuk saling meningkatkan tingkat kepercayaan khususnya terkait penggunaan besi dan baja dalam berbagai proyek yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian kita,” lanjutnya.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Trisasongko Widianto, mengatakan fokus program di Kementerian PUPR pada 2021 yang relevan dengan sektor konstruksi adalah pengembangan konektivitas jalan dan jembatan, pembangunan perumahan rakyat, dan pengembangan kawasan industri untuk mendorong investasi. Contoh proyek strategis yang menjadi prioritas adalah kompleks industri di Batang dan Subang, pembangunan pariwisata nasional strategis, dan pengembangan wilayah metropolitan di seluruh Indonesia, yaitu di Palembang, Banjarmasin, Semarang, dan Makassar.
“Baja merupakan material strategis utama untuk infrastruktur. Kebutuhan baja konstruksi sebesar 12.2 juta ton di 2019 (77% dari total kebutuhan baja nasional). Dengan tingginya investasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur, industri baja memiliki prospek pasar yang menjanjikan di 2021”, ungkap Widianto.
Silmy menjelaskan dengan dukungan pemerintah, Krakatau Steel sebagai industri baja nasional akan terus berusaha untuk menjaga kelangsungan industri baja, khususnya pada industri hilir dan industri pengguna agar dapat bertahan di tengah mewabahnya Covid-19 dan membantu menggerakkan kembali perekonomian nasional.
“Untuk itu, seluruh pelaku industri baja baik industri hulu, industri hilir maupun industri pengguna baja, perlu menyambut baik dukungan pemerintah tersebut dan bergerak bersama untuk memulihkan sektor baja. Kita tidak bisa tinggal diam dan melakukan wait and see,” tegas Silmy.