BERITA

Ini Komitmen Phapros Tekan Angka Kasus TBC Secara Nasional

Jakarta, BUMN TRACK –Angka kasus TBC di Indonesia masih terbilang tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dengan kasus TBC terbanyak setelah India.

Pada tahun 2023 lalu, angka kasus TBC naik lebih dari 80.000 dibanding tahun 2022. Pada 2023, ditemukan sekitar 809.000 kasus, sedangkan tahun sebelumnya, yaitu 2022, ada sekitar 724.000 kasus.

Jumlah pengidap TBC pada 2022 dan 2023 tersebut juga mengalami kenaikan berturut-turut jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19, di mana rata-rata temuan kasusnya dibawah 600.000 per tahun.

Phapros sebagai salah satu bagian dari Holding BUMN Farmasi, telah sepenuhnya berkomitmen untuk menekan angka kasus TBC di Indonesia sejak lebih dari 20 tahun termasuk bersinergi dengan Pemerintah dalam upaya pemberantasan TBC.

Saat ini Phapros merupakan Perusahaan Farmasi Nasional yang memiliki produk Pengobatan TBC terlengkap di Indonesia, mulai dari terapi untuk anak hingga dewasa, bahkan hingga produk multivitamin yang menjadi salah satu upaya preventif TBC.

Pada tahun 2023 lalu, Phapros juga kembali meluncurkan salah satu produk baru untuk pengobatan TBC, yakni Pro TB 2 Daily Dose, untuk pengobatan TB pada pasien dewasa dengan dosis harian.

Peluncuran produk ini merupakan salah satu bentuk komitmen Phapros untuk menekan angka TBC di Indonesia dan sekaligus untuk melengkapi varian obat antituberkulosis yang dimiliki oleh Phapros.

Plt Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih mengatakan bahwa Pro TB 2 Daily Dose merupakan pengembangan internal emiten berkode saham PEHA ini.

“Pro TB 2 Daily Dose merupakan pengembangan internal kami, di mana formulanya sudah disempurnakan dibanding Pro TB 2 sebelumnya dan diharapkan dengan adanya pengembangan formula ini bisa meningkatkan kepatuhan pasien TBC untuk meminum obat karena dapat diminum satu kali setiap hari. Sedangkan, formula sebelumnya harus diminum tiga kali seminggu, dan secara bertahap ke depannya produk Pro TB 2 Daily Dose ini akan menggantikan versi pendahulunya” kata Plt Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih di Jakarta, Selasa (26/3/24).

Selain berfokus pada pengembangan produk pengobatan TBC, Phapros juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang berhubungan dengan TBC, contohnya adalah turut serta dalam sosialisasi yang gencar dilakukan bersama dengan pemangku kepentingan, salah satunya adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pada Minggu (24/3) lalu bertepatan dengan Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia, dalam webinar bertajuk “Hari TB Sedunia 2024: Yes We Can End TB.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), FISR, FAPSR, mengatakan bahwa webinar ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan update terbaru tatalaksana tuberkulosis sensitif dan resisten obat juga memberikan wacana gambaran nyata fakta lapangan sehari-hari dalam penanggulangan tuberkulosis di daerah-daerah di Indonesia sehingga mampu membakar semangat semua pihak terkait dengan tujuan yang sama yaitu eliminasi TB.

Ia juga mengungkapkan harapannya agar ke depan, kasus TBC bisa terus menurun sehingga terwujud masyarakat Indonesia bebas tuberkulosis. Sebagai bentuk pencegahan TBC, ia juga menekankan pada pentingnya edukasi berkelanjutan yang dilakukan secara merata di masyarakat sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan bersama dalam pemberantasan tuberkulosis di Indonesia.

“Edukasi dalam bentuk media apapun yang mudah akses dan dilakukan oleh semua stakeholders terkait, termasuk informasi bagaimana caranya bila menemukan gejala atau tanda pada dirinya atau orang sekitar. Lalu perbaikan sistem pelacakan kontak erat yang terintegrasi dalam mengidentifikasi orang-orang berisiko TBC laten. Termasuk pula kemudahan melakukan alur penegakkan diagnosis TBC laten yang dapat diklaim di asuransi kesehatan nasional. Terakhir, tentunya kemudahan dalam mendapatkan terapi pencegahan tuberkulosis,” ujarnya.

TBC merupakan penyakit yang membutuhkan dukungan seluruh kalangan untuk menekan angka prevalensinya. Untuk itu mari bersama wujudkan Indonesia Bebas TBC pada tahun 2030.

Artikel Terkait

Back to top button